24. Cure (End)

185 22 46
                                    

Taehyung dan Hoseok sama - sama tersenyum ketika menatap Chulyong dan Jimin mendatangi mereka dan ikut bergabung di meja makan pada salah satu restoran bergaya Korea kuno yang dipesan oleh Taehyung. Setelah 3 hari berlalu semenjak pembicaraan mereka dengan Baekho, keduanya memutuskan untuk merayakan kecil - kecilan mengenai hubungan mereka.

"Sudah bahagia ya walau sempat huru hara," kata Chulyong tersenyum mengejek pada Taehyung.

"Jangan begitu hyung, aku kan malu jadinya," ucap Taehyung.

"Jadi kali ini serius dengan Hoseok? Atau masih mau ganti - ganti lagi?" tanya Jimin yang sudah mengambil camilan diatas meja dan melahapnya sembari menatap tajam kearah Taehyung.

"Aku tidak bisa menjanjikan selamanya dengan Hoseok," Taehyung menatap pada Hoseok yang ada disampingnya. Tangannya yang ada dibawah meja menggenggam lembut pada Hoseok, "Bisa jadi aku atau Hoseok tergoda sosok lain. Karena itu aku tidak bisa menjanjikan selamanya. Aku tidak bisa berjanji mengenai masa depan yang belum pasti milikku dan milik Hoseok. Tapi... saat sekarang yang aku jalani dengan Hoseok akan aku jalani dengan setulus hati."

Hoseok membalas tersenyum, ia mendekatkan wajahnya dan mencium lembut pada pipi Taehyung.

"Kalau sudah yakin segera temui ayah dan ibu Hoseok..."

Ucapan Chulyong membuat Taehyung dan Hoseok menatap agak ngeri ke arah laki - laki berkulit tan dan berbadan kekar itu.

"Maaf ya tuan Bang Chulyong... kau sudah menggempur lubang analku berkali - kali dan belum pernah datang ke rumahku sama sekali," kata Jimin yang nyeletuk dengan sangat vulgar dan membuat pelayan yang menata makanan diatas meja terkejut dan menjatuhkan sendok hingga berdenting cukup keras karena mengenai meja kaca, "YA!!! Bagaimana sih??? Tidak bisa bekerja atau bagaimana??? Kalau sampai mengenai kulitku bagaimana?? Ganti yang baru sendok dan pelayannya!!"

"Sabar sayang..." ucap Chulyong dengan suara yang cukup lirih.

"Sabar! Sabar! Mau ke rumahku kapan??" teriak Jimin yang benar - benar meluapkan kemarahan pada Chulyong, "Atau kau sama saja memperlakukanku seperti baby sugarmu yang lain, setelah lubangku tidak rapat aku dibuang."

"Astaga, aku tidak pernah ada niat begitu," kata Chulyong yang mendekat pada Jimin, memeluk lembut pada tubuh mungil Jimin, "Besok kalau liburan sekolah aku akan datang kerumahmu."

Taehyung dan Hoseok dengan kompak mendekatkan wajah mereka dan saling berbisik.

"Jangan galak - galak seperti itu padaku ya," kata Taehyung.

"Tidak tenang saja... Jimin memang begitu," balas Hoseok, "Tapi lucu juga lihat bos mafia ketakutan begitu."

"Kakakku bukan bos mafia," Taehyung menatap pada Hoseok.

"Masa?" tanya Hoseok.

"Hanya jualan narkoba, senjata illegal, perdagangan manusia baik hidup atau organ tubuhnya saja, prostitusi, apa lagi ya...."

Hoseok yang kali ini jengkel melihat Taehyung cengar cengir seperti tanpa ada rasa bersalah.

"Sudah datang semua, soju dan soda nya juga," kata Chulyong yang memecah keheningan.

"Jangan minum banyak - banyak ya sayang..." ucap Jimin yang menuangkan soju untuk Chulyong.

"Iya sayang..." balas Chulyong dengan lembut.

Hoseok dan Taehyung juga saling menuang minuman mereka. Setelah semua gelas terisi dengan minuman masing - masing, mereka mendentingkan gelas - gelas mereka sembari didalam hati berharap masing - masing namun dengan doa yang sama.

Masa depan dengan seseorang yang saat ini mereka sayangi memang belum pasti terjadi, tetapi mereka akan menjalani setiap detik dan setiap menitnya dengan yang terbaik agar nanti ketika ternyata masa depan memang menjadi milik mereka akan banyak kenangan - kenangan indah.

@@@@@

"Makanya sebelum berangkat itu diperiksa lagi..." omel Taehyung yang harus menunggu Hoseok kembali ke lantai 15 karena buku tugasnya tertinggal, "Aku ada kuliah pagi."

"Kan tadi aku sudah bilang tinggal saja. Siapa juga yang menyuruhmu menunggu, aku bisa berangkat sendiri," balas Hoseok.

"Hari ini kan ada demonstrasi jadi busnya tidak ada yang beroperasi," Taehyung masih terus mengomel ketika lift berhenti di lantai 10.

"Kau pikir aku miskin tidak bisa naik taksi.. daripada kau mengomel begini kan lebih baik tidak usah antar aku," kata Hoseok.

"Jadi ini mau diantar tidak?" bentak Taehyung.

"Tidak mau!! Kau membentakku terus terusan!! Aku benci Taehyung hyung!!" Hoseok baru saja akan melangkah untuk keluar ketika terkejut karena melihat Baekho dan Jinki ada didepan lift.

Hoseok memundurkan kembali tubuhnya karena Baekho dan Jinki masuk kedalam lift. Matanya menatap kearah leher Jinki yang terdapat bekas ciuman. Ia kemudian menatap pada Taehyung. Taehyung yang juga menyadarinya mendekat dan memberi kode pada Hoseok dengan menoel pinggang Hoseok. Kepala Hoseok mengangguk dengan senyuman lebar.

"Sudah selesai bertengkarnya?" tanya Baekho menolehkan kepala kearah Taehyung dan Hoseok.

"Aku bisa mengantarmu ke sekolah Hoseok - gun," kata Jinki.

"Tidak usah Jinki - ssi..." balas Hoseok dengan senyuman lebar.

"Iya,tidak usah.. kami sudah berdamai kok.." Taehyung menggenggam erat tangan Hoseok dan memamerkan pada Baekho dan Jinki.

"Baguslah..." ucap Baekho yang tersenyum kearah Taehyung dan Hoseok.

"Kau tidak lupa membawanya kan..." ucap Jinki dengan suara lembutnya.

Hoseok dan Taehyung yang ada dibelakang Baekho melihat tatap mata Baekho pada Jinki begitu lembut dan penuh kasih sayang.

"Sudah aku bawa semuanya kok," balas Baekho, "Nanti aku jemput untuk makan siang ya."

"Aku saja yang menyusul ke kantormu..kalau kau yang menjemput nanti malah makan disini, bosan.."

Hoseok dan Taehyung mungkin pertama kalinya dalam hubungan mereka kompak terdiam, menatap pada dua orang didepan mereka yang memberikan aura kasih sayang dan cinta yang berbeda. Keduanya menganggukkan kepala ketika Baekho dan Jinki berpamitan pergi ketika sampai di lantai satu.

Hoseok dan Taehyung melanjutkan perjalanan hingga ke ruang bawah tanah tempat parkir mobil berada. Keduanya kemudian saling tatap dan tersenyum lebar. Taehyung mendekatkan wajahnay dan mencium lembut pada bibir Hoseok.

Sepertinya Dewa memang benar tidak pernah bermain dadu dengan alam semesta. Peristiwa Hoseok yang mengambil buku ke lantai 15 pasti telah direncakan oleh Dewa hingga mereka kemudian bisa melihat apa yang terjadi diantara Baekho dan Jinki. Walaupun belum tentu juga dua orang itu memiliki hubungan khusus, tapi setidaknya Taehyung dan Hoseok sudah lebih tenang karena Baekho menemukan sosok yang bisa menjaga dan menyanyangi. Dan keduanya bisa menjalani hubungan mereka sendiri dengan lebih bebas tanpa beban kesakitan dan luka yang pernah mereka berikan pada Baekho.

Taehyung dan Hoseok melangkah keluar dari lift dengan tangan masih bergandengan erat. Sama seperti melangkah untuk kehidupan berikutnya yang harus mereka lakukan pertama adalah keluar dari sangkar yang membelenggu. Sangkar yang terkadang dibuat oleh perasaan dan hati mereka sendiri. Dan setelah terbebas dari sangkar, mereka berdua bersiap untuk terbang bersama menjalani kehidupan bersama dan membangun cinta seiring perjalanan hidup mereka.

Cinta Taehyung dan Hoseok tercipta diatas 'keanehan' namun dikuatkan dengan 'penerimaan'.

Cinta Taehyung dan Hoseok tercipta diatas 'nafsu birahi' namun dikuatkan dengan 'kasih dan sayang'.

Cinta Taehyung dan Hoseok mungkin menerima predikat 'toxic' dari mereka yang mengaku normal, namun dikuatkan dengan 'cure' yang hanya mereka tahu. 

THE END

Terima kasih yang sudah membaca, memberikan vote dan komentar.

PARADISE TOWER-WHERE SIN IS ALLOWEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang