Aku Bukan Untukmu

30 2 7
                                    

"Yuk jalan?"

Rengganis tanpa ragu naik ke boncengan Rehan yang sejak beberapa menit lalu duduk di atas vespa kuningnya. Tanpa perlu memakirkan mesin roda duanya karena gadis yang ia tunggu memang sudah siap bertepatan saat Rehan tiba. Hanya saja gadis itu harus masuk lagi ke dalam rumah untuk mengambil jaket kulitnya.

"Gue berasa boncengin preman dah kalau kayak gini," desis Rehan, belum juga ia melajukan si kuning kesayangannya itu.

"Gue berasa boncengin preman dah kalau kayak gini," desis Rehan, belum juga ia melajukan si kuning kesayangannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah sih yang penting gue nyaman. Lagian kalau gue tiba-tiba jadi feminin emang lo nggak takut?" tanya Rengganis.

"Takut apaan coba?" sahut Rehan.

"Takut jatuh cinta sama gue lagi ahayy..." celetuk Rengganis penuh gelak tawa. Rehan seketika menekuk wajahnya.

"Lo kira gue cowok apaan yang mau-mau aja sama cewek yang udah punya pacar?" sungut Rehan.

"Ah elah nggak seru lo, Re. Gue kan cuma bercanda," timpal Rengganis seraya mendorong pelan bahu laki-laki di hadapannya.

Rehan tahu Rengganis cuma bercanda. Tapi, masalahnya adalah...

"Hal kayak begitu jangan suka dibercandain, Nis. Kalau cowok lo denger gimana coba? Sebagai laki-laki juga gue tahu caranya menghargai perasaan orang lain," jelas Rehan tegas namun dengan tutur yang lembut.

"Cowok gue nggak akan cemburu sama lo kali. Dia udah tau semua tentang lo, tentang kita dulu, dan dia juga nggak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Jadi lo nggak usah khawatir soal dia. Semuanya aman. Dia fine-fine aja soal kita," tukas Ganis.

Lo nggak tau aja, Nis. Hati orang nggak ada yang tau.

"Oi!" seru Ganis tepat di telinga Rehan.

"Heh apaan sih? Kaget gue!" sulut Rehan. Emosinya memang cukup mudah terpancing.

"Lagian lo ngapain bengong? Jadi jalan nggak nih kita? Apa mau gue aja yang nyetir?" tawar Ganis.

"Nggak-nggak. Emang gue cowok apaan, masa diboncengin sama cewek," tolak Rehan kemudian mulai menyalakan vespanya.

"Dih, sok jual mahal banget lo. Gengsi tuh jangan tinggi-tinggi. Nggak laku-laku kan lo jadinya?"

Pernah dengar tentang love language? Kalau tidak salah ada 5 jenisnya. Tapi untuk Rehan dan Rengganis ini terkecualikan. Mereka tidak masuk ke lima-limanyanya. Karena love language Rehan dan Rengganis adalah act of gelud, words of ribut, quality fight, dan kadang-kadang physical attack.

"Iye... Iyee... Yang udah berhasil move on dari gue," ledek Rehan. Agak miris sebenarnya.

Tapi yang menjadi tanda tanya besar adalah:

NCT Short Story (OT23)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang