Trapped || Satu

11.7K 567 197
                                    

Selamat menikmati chapter satu ini yang mungkin saja akan membosankan. Baru banget awal ini ya ges yaaa🙏

Jangan lupa follow dulu sebelum baca ruanghalu21

Jangan lupa vote dan komen ya gess yaaa!Tandai typooo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen ya gess yaaa!
Tandai typooo!

Spam emot buat part satu iniii!

Selamat membaca💜

⚛⚛⚛

"Safa, nanti tolong print punya ku juga, ya!"

Lolita Safaniya.
Gadis yang dulu di kenal cupu dengan kacamata bulat dan tebal, sudah berubah. Kini wanita itu menjelma menjadi wanita dewasa yang terlihat lebih kalem dan tentunya pintar.
Dengan tinggi yang minim, rambut hitam legam yang dulu sering di kepang dua, kulit putih pucat, dan wajah tanpa riasan.

Dulu gadis selalu mengenalkan diri dengan nama Loli Sulastri itu cukup menjadi penghibur untuk orang lainnya yang ada di sekitarnya. Tingkahnya yang konyol dan lugu yang tidak dibuat-buat sering kali membuat banyak orang tertawa.
Tertawa mengejek maksudnya.

Karena semua itu, Loli benci memperkenalkan diri dengan nama panggilannya. Dia terkesan merasa gadis idiot yang tidak tau apa-apa.
Perilakunya dulu membuatnya kehilangan banyak hal, termasuk seseorang yang berarti untuknya.

Loli memejamkan mata sesaat sebelum menoleh dan mengulas senyum tulus, ia mengangguk pelan mengiyakan rekan kerjanya itu.

"Jadi berapa bagian punya kamu?"

Loli sudah berubah, tidak seperti dulu lagi yang nampak lugu, polos, dan idiot. Apapun yang terjadi padanya terakhir kali telah merubah semuanya walaupun tidak seutuhnya.

"Tiga aja, nanti mau di cek lagi."

Mengangguk lagi, Loli berjalan melewati banyak orang dengan senyuman yang tidak pernah luntur. Sifat satu ini tidak akan pernah hilang, dimana banyaknya masalah dia akan selalu bisa tersenyum.

Drt... Drt...

Langkah wanita dua puluh delapan tahun itu terhenti, ponselnya berdering. Seulas senyum terpantri di bibirnya ketika nama temannya tertera di layar. Sudah pasti yang menghubungi pasti putranya.

"Hallo sayang!" serunya riang ketika wajah lesu anaknya memenuhi layar.

"I miss you, Mama. Kapan pulang?" rengek bocah laki-laki itu dengan suara serak.

Loli mengotak-atik mesin print sembari terkekeh gemas. "Nanti ya, sebentar lagi Mama pulang kok." jawabnya, sudah biasa menangani anaknya yang super satu ini. "Ken udah makan belum? Main apa aja sama Kak Mayra, hm?"

Trapped [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang