Selamat membaca ya gessss
Follow dulu lah, masa iya kaga follow ruanghalu21
JJangan lupa tandak typooo!
Vote komennya juga ya kawankuSpam dulu komen disini!
Biasalah, banyakin komen, ini 5rb++ sekali bacanya kleannn
Sungkem dulu dongg wkwkwk***
Tindakan yang di lakukan Chatra benar-benar di luar kendali, emosinya sudah sangat meletup-letup, apalagi akhir-akhir ini emosinya sangat tidak terkontrol dan bisa saja tempramen akutnya muncul lagi.
Kalau tidak segera di cegah, pasti barang leher Nora sudah remuk karena di cengkram sangat erat. Chatra sosok yang toxic, tidak mau di usik, gengsian, suka seenaknya. Sikap yang lebih dari itu akan muncul kalau dia sedang dalam emosi yang tinggi.
Dan penawarnya hanya seorang Lolita Safaniya.
Walaupun dulu siksaan yang di dapat bukan hanya sedikit. Bahkan Chatra bisa di bilang obsesi, bukan cinta. Karena perilakunya cukup menjijikan kepada Loli, tidak memiliki belas kasihan sedikit pun.
Tapi untung saja saat itu Ilham kebetulan sudah pulang ke rumah, jelas saja dia langsung menghantam rahang Chatra hingga lebam semua dan di serang habis-habisan bukan hanya di muka.
Dan disinilah sekarang pria itu berada, di kamar miliknya yang ada di rumah besar orang tuanya.
Tidak menyakitkan menurutnya, hanya berjalan dengan satu kaki terseret bukan masalah besar menurut Chatra. Injakan Ilham di kakinya tidak seberapa, hanya membuat tulangnya sedikit retak.
Dia pernah mendapatkan yang lebih dari ini, jadi untuk hal sepele seperti ini sama sekali tidak menyakitinya.
"Akui kesalahan kamu, minta maaf, dan rubah sikap kamu atau kamu gak akan pernah ketemu Loli sama Ken lagi."
Di tengah heningnya malam, tiba-tiba suara Papanya menginstrupsi Chatra yang sedang terpejam, dia melirik tak minat dan kembali memejamkan mata.
Obat sialan yang di berikan dokter membuatnya mengantuk.
"Gak akan."
"Oke, berarti point ke dua yang kamu pilih." ujarnya santai. "Papa pastikan setelah ini kamu gak akan mendapatkan Loli lagi."
Chatra menyeringai. "Sampe ke ujung dunia dia bakal ada di genggaman aku, Pa." katanya ringan dengan percaya diri.
Rama yang berdiri tak jauh dari ranjang menarik sebelah bibirnya. "Kepercayaan diri kamu terlalu bagus juga, emang bener-bener anak Papa, tapi sayangnya Papa gak brengsek seperti kamu, sih." balasnya seraya tertawa mengejek.
"Di luar konteks."
Rama mengangkat bahunya saja, dia berjalan menuju jendela besar. "Papa sebenernya udah pengen bikin kamu babak belur dari kemaren, tapi masih Papa tahan sampai apa yang kamu lakukan kemaren sama Nora." jeda. "Tadinya masih ada di pikiran Papa buat bantu kamu, mau ngomong baik-baik biar masalahnya enak selesainya. Tapi...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped [Selesai]
Romance"Semua udah berakhir, tolong lepasin aku. Aku mohon." "Gak akan, sebelum aku menyiksa mu seperti di neraka." ____ WARNING! CERITA INI 1821+ GUYSSS! Kalau ada yang menghindari, jangan di baca. Konten ini cukup banyak kekerasannya. Yang penasaran sama...