"Liz suka sama lo, Jung."
Jungwon yang mau ngiket tali sepatunya langsung terhenti. Kepalanya yang semula menunduk kini didongakkan untuk melihat Sunoo.
"Apaan!"
"Gue lihat dia suka sama lo, lo malah anggep dia adek. Nyesek pasti."
Selesai menalikan sepatu Jungwon menatap Sunoo aneh. Darimana coba anak ini bisa berspekulasi seperti itu.
Dikasih tau pesulap merah, kah?
"Gak ada. Liz sama gue cuma adek kakak, tetangga sama sahabatan. Liz tau kok, lagian dia sendiri yang bilang kalo dia gak bakal jatuh cinta ke gue."
Sunoo menatap sinis Jungwon. Ternyata selain gampang emosian, juga gak peka jadi cowok.
"Lo gak percaya omongan gue?" tanya Sunoo. Jungwon tentu menanggukkan kepala.
"Dari bayi sampek segede bajang udah bareng mulu dan lo gak peka sama Liz!"
Mereka berdua masih berada dihalte pinggir sekolah. Sunoo dan Jungwon sama-sama menunggu jemputan. Mereka berdua secara tak sengaja sama-sama ngak bawa kendaraan sendiri.
Motor Sunoo dipinjam sepupunya dan motor Jungwon kembali masuk bengkel, tadi pagi saja dia dan Liz diantar oleh Jeno naik mobil. Maklum motor tiga generasi.
"Gue pek-"
"Enggak, lo enggak peka sama Liz." potong Sunoo cepat.
Jungwon menegakkan badannya menatap Sunoo serius.
"Lo suka sama Liz?"
Sunoo tertawa ringan. "Kagaklah, kan lo tau gue suka sama siapa. Yang pasti bukan Liz."
"Terus ngapain lo ngeraguin kepekaan gue ke Liz?"
Jungwon itu mudah emosi kalo omong sama orang lain. Beda saat dengan Liz, si sumbu pendek ini akan jadi lemah lembut bagai kain sutra.
Maka dari itu banyak yang iri ke Liz, khususnya para cewek-cewek. Mereka iri karena cuma Liz yang bisa jadi pawangnya Jungwon dan hampir 24 jam sama Jungwon terus.
"Dah ya, jemputan gue udah dateng."
Sunoo memilih meninggalkan Jungwon berhubung mobilnya sudah datang. Kesempatan juga untuk lari dari Jungwon yang kelihatannya sudah ingin mengajak baku hantam.
"Woy, mau pulang gak lo!"
Jeno juga sudah datang menjemputnya, jadi dengan rasa emosi yang hampir tersulut dia menghampiri Jeno dan menaiki jok belakang motor kakak sahabatnya ini.
"Liz dirumah, bang?"
Dibalik helmnya Jeno mencibir. Belum juga nyalain mesin udah nanya Liz segala.
"Emang mau dimana lagi. Kan elu nanti bisa ngambek kalo Liz kelayapan."
Jawaban Jeno tentu 100% benar. Dibanding ayah mereka, Jungwon lebih overprotektif ke Liz. Bunda Yerin saja sampai binggung.
Beda dengan mama Eunha yang menganggap Jungwon anaknya sendiri sebagai bodyguard Liz. Liz itu udah kaya permata berlian bagi mama papa, ayah bunda, bang Jeno dan Jungwon.
Siapa yang berani nyakitin atau bikin nangis, ya siap-siap digibeng bang Jeno, disemekdon Jungwon dan dikasih siraman rohani mama Eunha sama bunda Yerin. Papa Jungkook sama Ayah Jaehyun, bagian jalur hukum aja.
"Bang, beli boba ice dulu ya." Jungwon teriak tepat disamping Jeno.
Untung Jeno denger, jadi dia langsung ngangguk dan cabut menuju penjual boba kesukaan adiknya. Udah tau dia kalau Jungwon mau beliin Liz jajan.
![](https://img.wattpad.com/cover/310481602-288-k249477.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILY-Zone [End]
Teen FictionLiz dan Jungwon itu tetangga, satu sekolah dan satu kelas juga. Jungwon udah anggap Liz yang sahabatnya dari jaman bayik sampek remaja itu bagaikan saudara sendiri. "Kenalin, ini Liz tetangga sekaligus saudara gue." "Oh... cuma saudara, iya saudar...