03

5.8K 306 0
                                    

Hanna mengerutkan keningnya, karena ia merasa tidak mengenal lelaki di depannya ini.

"Emmm tapi aku tidak mengenalmu" ucap Hanna ragu.

Theo tersenyum "Baiklah, boleh kita duduk sebentar?" tanya Theo.

"Ohh ya ampun, maafkan aku, silahkan duduk" ucap Hanna.

Setelah mereka duduk, Theo membuka suara "Akan aku ingatkan, aku adalah siswa yang kau tolong waktu di sekokah menengah dulu" ucap Theo.

Mendengar itu, Hanna berusaha untuk mengingatnya, tetapi terlalu sulit karena banyak orang yang Hanna tolong.

"Maaf tapi aku masih tidak mengingatmu, terlalu banyak orang yang aku temui"

"Aku mengerti, mana mungkin orang sepertiku diingat oleh wanita sempurna sepertimu"

Hanna merasa tidak enak hati mendengar Theo berkata seperti itu.

"Baiklah mungkin ini akan mengingatkanmu, aku adalah Theo, anak dari koruptor terkenal, yang beritanya menyebar di sekolah sampai aku dibenci oleh satu sekolah"

Hanna menutup mulutnya, mengapa ia langsung mengingatnya setelah Theo mengatakan hal seperti itu.

"Ouhh maafkan aku, aku malah mengingatmu setelah kau berkata seperti itu" ucap Hanna tidak enak.

"Tidak apa-apa, aku tidak masalah dengan semua itu, karena hanya kau satu-satunya orang yang tidak membenciku, aku sangat berterima kasih akan hal itu"

Hanna tersenyum canggung dan mengangguk.

"Jadi, apa yang membuatmu datang kesini?" tanya Hanna.

Ia tidak mau membahas lebih jauh mengenai masa lalu Theo, karena meski pun bagi Theo itu semua tidak masalah, tapi tetap saja akan membuat Theo mengingatnya dan membuka luka lama.

"Aku ingin membeli semua permenmu dan aku juga ingin berinvestasi disini" jawab Theo.

"Tapi mengapa? Kau tiba-tiba datang dan ingin berinvesrasi disini" tanya Hanna.

"Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku padamu Hanna"

"Kau tidak perlu seperti ini, aku menolongmu dengan senang hati"

"Aku tidak menerima penolakkan Hanna"

Hanna menghela napas pelan, sepertinya benar, Theo sangat keras kepala.

"Baiklah, terima kasih kau sudah ingin bekerja sama denganku"

"Selain itu.." Theo bangkit mendekati Hanna dan berlutut dihadapannya.

"Aku kesini untuk menjadikanmu sebagai milikku Hanna"

Cup~

Theo mengecup kening Hanna, membuat Hanna mematung karena terkejut.

"Aku senang kau menyukai bunga pemberianku, terima kasih sudah menyimpan semua bunganya"

"A-apa maksudmu?" tanya Hanna terbata-bata.

"Kau tau maksudku" jawab Theo.

"Yasudah, aku akan segera pergi, besok aku akan menemuimu dan membawamu bersamaku selamanya"

Theo mengecup kening Hanna sekali lagi dan pergi meninggalkan Hanna yang masih dalam keterkejutannya.

"Wahh Nona dilamar oleh pria itu, aku dengar-dengar dia adalah pengusaha sukses yang perusahaannya menyebar di seluruh benua asia, kau sangat beruntung Nona" ucap salah satu pegawai yang menghampiri Hanna.

"Apa-apaan orang itu?" tanya Hanna dalam hati.

~~~~

Hanna memijat sisi kepalanya.  Bagaimana tidak, ia dibuat pusing dengan banyaknya kiriman dari kurir yang isinya adalah hadiah-hadiah mewah. Hanna tahu ini semua adalah ulah Theo, ingin protes pun Hanna tidak tahu nomor handphone Theo.

"Bagaimana ini? Apa menurutnya jika dia mengirimkan ku hadiah sebanyak ini, aku mau bersamanya? Aku bahkan hampir tidak mengenalinya" gumam Hanna.

Ting Tong~

Hanna mendongak "Lagi?" tanya Hanna lelah.

Ia segera bangkit dan membukakan pintu. Hanna terkejut dengan apa yang dilihatnya, di depannya bukan kurir pengantar hadiah, melainkan si pemberi hadiah.

"Theo?"

"Selamat malam Honey" sapa Theo lembut.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hanna.

"Kenapa? Apa tidak boleh calon suami mu datang ke rumah? Lagi pula aku ingin memeriksa apa kurir-kurir itu melaksanakan tugasnya dengan baik?" ucap Theo sambil masuk ke dalam rumah Hanna.

Hanna mengikuti Theo dari belakang "Theo, sebenarnya apa maksudmu? Aku tidak mengerti, kau datang tiba-tiba dihadapanku dan memberi semua hadiah ini, aku tidak bisa menerimanya Theo" ucapnya.

Theo berbalik dan menatap Hanna "Huffh ku kira kau sudah tau apa maksudku"

Ia menarik tangan Hanna dan mengajaknya duduk di sofa.

"Dengarkan aku, sudah lama aku menantikan ini semua, aku menginginkanmu Hanna, aku ingin kau menjadi istriku, milikku selamanya" ucap Theo.

Hanna menggelengkan kepalanya tidak mengerti, ia memejamkan matanya menahan emosi.

"Theo, aku bahkan baru mengenalmu lagi, bagaimana aku bisa menjadi istrimu? Aku tidak mempunyai perasaan apapun padamu" ucap Hanna.

Theo tersenyum, ia mengangkat tangannya untuk menyelipkan anak rambut Hanna.

"Kau jangan khawatir tentang perasaan, aku sangat mencintaimu dan aku akan membuatmu jatuh cinta, kita hanya perlu menikah terlebih dahulu" ucap Theo enteng.

Hanna menggeleng "Tidak, tidak, cukup omong kosongmu itu, sekarang kau pergi dari sini, akan aku kembalikan semua hadiahmu ini, jangan kau bicara seperti itu lagi, okey" ucap Hanna sambil menarik tangan Theo menuju pintu.

"Sebaiknya sekarang kau pulang, selamat malam" ucap Hanna lalu menutup pintunya.

Theo tersenyum miring "Kau tidak tau seberapa kuat aku menunggu moment ini, aku tidak menerima penolakkan darimu" ucapnya lalu pergi meninggalkan rumah Hanna.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang