17

1.6K 94 0
                                    

Hanna menyenggol guci besar. Mendengar itu, Riko langsung menoleh ke belakang, mendapati Hanna yang terkejut. Ia langsung berlari ke arah Hanna.

"Hanna! Kau tidak apa-apa? Menjauhlah nanti kau terkena pecahan" ucap Riko sambil menarik Hanna ke dalam dekapannya.

"Hei! Apa yang kau lakukan?! Cepat bereskan itu bodoh!" bentak Riko pada pembantunya.

Mereka pun segera membereskan pecahan itu. Sementara Riko membopong Hanna masuk ke dalam kamar.

"Aku tidak apa-apa Riko" ucap Hanna saat Riko memeriksa tubuh Hanna.

Riko menghela napas lega "Syukurlah"

Riko duduk di samping Hanna, ia mengamati setiap inci wajah Hanna, yang semakin hari, Hanna semakin cantik.

"Riko"

"Iya sayang" ucap Riko lembut.

"Tolong antarkan aku pulang, aku sudah sembuh"

Mendengar itu, Riko menggeleng, kemudian tersenyum.

"Tidak Hanna, kau belum sembuh, kau harus tetap disini, oke"

Hanna memejamkan matanya guna menahan amarahnya. Riko membohonginya.

"Aku sudah tau" ucap Hanna.

"Apa?" tanya Riko bingung.

"Ini semua rencanamu kan?"

Mendengar itu, Riko menyeringai.

"Ohh kau sudah tau? Baguslah, jadi aku tidak perlu susah untuk berbohong padamu"

"Apa maksudmu?! Mengapa kau melakukan ini semua?! Kau bukan Riko yang ku kenal!"

Riko tertawa, ia mengelus lembut rambut Hanna.

"Aku terpaksa melakukan ini sayang, karena sekarang kau sudah mempunyai kekasih, apalagi kekasih barumu itu bukan orang yang baik, aku hanya ingin menyelamatkanmu, aku ingin kita bersama lagi, hmm?"

Hanna menepis tangan Riko "Menyelamatkan apa?! Aku ingin pulang! Sekarang juga!" teriaknya lalu berlari.

Tapi sebelum itu terjadi, Riko langsung mencekal tangan Hanna dan menariknya sampai ia berbaring di bawah Riko.

Hanna mulai ketakutan melihat Riko yang sepertinya sudah menggila, ia takut jika Riko melakukan hal buruk padanya.

Hanna terus memberontak "Lepaskan! Riko!"

Riko menggeleng dan tersenyum "Tidak sayang, kau sekarang nakal, tidak seperti dulu yang selalu menurut"

"Jadi, apa boleh buat, aku terpaksa melakukan ini agar kau menjadi milikku lagi" lanjut Riko.

Ia mulai menciumi leher Hanna, tak lupa tangannya yang tidak diam, ia menelusupkan tangannya kedalam kaus  Hanna, mengelus perut rata Hanna.

"Riko lepaskan, kumohon!" lirih Hanna.

Riko berhenti dan menatap Hanna yang sudah menangis. Ia mengusap air mata itu lalu mengusap bibir Hanna.

Ia mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya, membuat Hanna melotot dan langsung memalingkan wajahnya.

Riko terkekeh, lalu wajahnya berubah tajam. Ia memalingkan wajah Hanna secara paksa dan menciumnya brutal. Riko menggigit bibir Hanna agar terbuka, dan berhasil. Ia tidak menyia-nyiakan, langsung melumat secara sensual sampai Hanna melenguh, membuat Riko gelap mata mendengarnya.

Sadar Riko akan melakukan lebih, dengan tekad, Hanna menendang kemaluan Riko dengan lututnya.

"AAAKKHH!" teriak Riko.

Ia tumbang di sebelah Hanna dan langsung berlari keluar kamar yang untungnya tidak terkunci. Tanpa pikir panjang, Hanna langsung menuju pintu utama dan berlari menuju gerbang.

Sepertinya hari ini keberuntungan Hanna, karena tidak ada penjaga seorang pun di depan sana. Hanna terus berlari menjauh dari rumah Riko.

Merasa sudah sangat jauh, Hanna berhenti sejenak untuk beristirahat, ia mencari tempat yang tersembunyi, bejaga-jaga jika Riko mencarinya.

~~~~

"AAARRGGHH" teriak Riko.

"HANNA KAU DIMANA!!"

"DASAR TIDAK BECUS! MENGAPA DIA BISA KABUR HAH?!"

"Ma-maaf Tuan, kami tadi sedang beristirahat, jadi tidak ada yang berjaga di depan sana"

"SIALAN!! CEPAT SEKARANG CARI DIA!! SIAPKAN MOBIL!"

Mendengar itu, para anak buah langsung bergegas melaksanakan perintah tuannya yang sedang marah.

Riko keluar dari rumahnya, ia akan mencari Hanna sampai menemukannya.

Tetapi langkah mereka terhenti saat segerombolan orang menghadang jalannya.

"Kembalikan Hanna!"

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang