12

2.2K 118 0
                                    

Theo menghela napas lelah, telinganya sudah sangat sakit mendengar rengekkan Hanna.

Pasalnya, saat Theo mengajak Hanna untuk kembali ke New York, Hanna tidak mau, ia ingin lebih lama di indonesia, Hanna masih rindu dengan pekerjaannya sebagai pemilik toko.

"Tidak Hanna, aku tidak mau jauh darimu, pokonya kau harus ikut denganku, jadi bereskan barang-barangmu"

"Ayolah Theo"

Hanna menubruk Theo dari belakang dan memeluknya.

"Astaga sayang!" Theo berbalik dan menatap tajam Hanna, tapi beberapa detik kemudian tatapannya melembut ketika melihat Hanna yang memasang wajah menggemaskan.

"Ya ya ya?" rengek Hanna.

Theo berpikir beberapa saat, ia pun menghela napas panjang "Baiklah kalo begitu-"

"Yeyyy terima kasih Theo"

"Hei aku belum-"

Belum sempat menyelesaikan bicaranya, Theo terdiam saat mendapat ciuman di pipinya.

"Thank you" gumam Hanna.

Theo mengangguk dan tersenyum manis. Mereka berdua bertatapan, pandangan Theo menjadi sendu, ia mengangkat tangannya untuk mengelus pipi Hanna. Hanna memejamkan matanya merasakan sentuhan dari Theo.

Wajah mereka perlahan mendekat lalu bibir mereka pun bersatu, lamutan demi lamutan mereka nikmati. Sampai Hanna kehabisan napas, Theo langsung menyudahi ciumannya. Ia tersenyum manis karena ini pertama kalinya ia mencium Hanna.

"Aku mencintaimu Hanna"

Pipi Hanna memerah, jantungnya berdetak sangat kencang, di dalam perut rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu. Tidak pernah ia merasa seperti ini sebelumnya.

Theo terkekeh "Kau sangat imut jika malu seperti ini" ucap Theo sambil mencolek hidung Hanna.

Hanna tambah merona, ia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Theo, membuat Theo tertawa.

~~~~

Theo menatap datar wanita cantik di depannya. Kini Theo sudah kembali ke New York, ia akan menyelesaikan sedikit masalahnya.

"Aku tidak mau berlama-lama denganmu, kau pasti tau maksudku menemuimu, jadi serahkan perusahaan yang menjadi hak ku" ucap Alisa.

Mendengar itu Theo tersenyum miris "Kau dan ibumu dengan tega meninggalkanku ketika aku masih membutuhkan biaya hidup, dan sekarang kau menemuiku hanya untuk meminta perusahaan yang sudah bangkrut? Apa kau bodoh?"

"Apa maksudmu?! Jaga ucapanmu itu!" bentak Alisa.

Theo melempar berkas ke atas meja "Setelah ayah dipenjara, tidak ada satupun harta yang dia tinggalkan kepadaku selain rumah. Aku membangun kembali perusahaan itu, jadi perusahaan itu milikku, atas namaku, kau tidak berhak meminta setitik pun"

Setelah melihat berkas itu, Alisa menatap tajam Theo.

"Brengsek!" umpat Alisa lalu pergi dari sana.

Theo menatap kepergian Alisa, ia menghela napas panjang dan memejamkan matanya. Ada rasa trauma pada dirinya saat bertemu orang masa lalu, itu mengingatkannya pada kesendirian, kesepian dan keterpurukan. Ia harus bekerja keras seorang diri tanpa ada seseorang di sisinya.

Beruntung, kini Theo memiliki seseorang yang dicintai dan sudah lama ia dambakan.

~~~~

Kini Hanna tengah duduk di meja kerjanya, ia tengah mengerjakan pekerjaannya, yaitu mencari ide untuk perkembangan permennya. Ini yang Hanna sukai, merancang bentuk dan rasa untuk permennya.

Ting Tong

Bel rumah berbunyi, Hanna segera beranjak dan berjalan menuju pintu utama.

Ketika terbuka, Hanna terkejut melihat orang yang ada di depannya.

"Riko?" lirih Hanna.

Grep

Riko langsung memeluk Hanna erat, seolah ingin menyampaikan bahwa ia sangat rindu pada wanitanya.

"Hanna aku merindukanmu" bisik Riko.

Air matanya menetes seiring terpejamnya mata, Hanna juga merindukannya bahkan sangat merindukan Riko.

Hanna membalas pelukkan Riko, menyalurkan kerinduan masing-masing.

Mereka berdua melepaskan pelukannya "Riko apa yang terjadi? Mengapa kau masih hidup? Maksudku, berita tentang kematianmu itu bohong? Mengapa membohongiku?" tanya Hanna bertubi-tubi.

"Maafkan aku Hanna, ceritanya sangat panjang, aku terpaksa melakukan ini, ibuku yang membuat ini semua, dia tidak merestui kita, ada sesuatu yang tidak bisa aku bantah, maafkan aku Hanna"

"Seharusnya kau tidak perlu melakukan itu, kau tidak tau betapa terpuruknya aku mendengar berita itu, apalagi aku tidak diizinkan ke pemakaman itu" ucap Hanna.

"Maafkan aku" ucap Riko, lalu memeluk Hanna lagi.

"Hanna ayo kita kembali bersama!"

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang