15

1.8K 97 0
                                    

Alisa langsung menjatuhkan pistolnya karena terkejut dengan suara tembakan.

"JANGAN BERGERAK!!"

"Shit!"

Alisa langsung berlari menuju mobilnya dan melajukannya dengan kencang, ia kabur.

"CEPAT KEJAR DIA!" teriak Bram.

Lima mobil mengejar Alisa, dan lima mobil lagi tetap di tempat, mereka keluar untuk menyelamatkan Theo.

Bram langsung membawa Theo ke dalam ambulan, mereka segera membawanya ke rumah sakit.

~~~~

Perlahan mata Hanna terbuka, ia langsung memegang kepalanya karena merasakan sakit.

Hanna mendudukkan dirinya, ia menatap tangan yang sedang di infus, lalu menatap sekeliling ruangan tersebut. Sebuah kamar besar bernuansa feminim dengan warna biru langit.

"Ini dimana? Ini bukan kamar Theo, apa ini rumah sakit? Tapi tidak mungkin" gumam Hanna.

Cklek

Pintu besar itu terbuka dan masuklah seorang pria tampan. Riko yang melihat Hanna sudah bangun terkejut sekaligus senang, ia langsung menghampiri Hanna.

"Hanna kau sudah bangun"

"Riko?"

Hanna merasa bingung, mengapa disini ada Riko? Dimana Theo? Dan dimana dia sekarang?

"Iya sayang? Apa kau menginginkan sesuatu?"

"Riko aku dimana sekarang?"

"Kau dirumahku"

"Tapi trakhir aku ingat, aku kecelakaan, mengapa aku di rumahmu? Kenapa tidak di rumah sakit? Dimana Theo? Apa dia baik-baik saja?" tanya Hanna bertubi-tubi.

"Hei tenanglah Hanna, biar aku jelaskan"

"Aku menemukanmu di jalanan yang sepi, di dalam mobil yang sangat rusak, aku terkejut saat melihatmu sendirian disana-"

"Aku sendirian?! Tapi aku bersama Theo!" kaget Hanna.

"Benarkah?! Tapi aku melihatmu hanya seorang diri, kau tidak sadarkan diri di dalam mobil yang hampir terbakar Hanna! Berani-beraninya Theo meninggalkanmu!" ucap Riko marah.

"Benarkah Theo meninggalkanku? Tapi itu tidak mungkin" pikir Hanna.

Berpikir seperri itu, membuat kepala Hanna sakit.

"Ssttt" rintih Hanna sambil memegang kepalanya.

"Hanna! Akan aku panggilkan dokter" ucap Riko dan langsung keluar.

Beberapa menit kemudian, dokter pun datang, ia tersenyum melihat Hanna yang telah bangun.

"Selamat siang Nona Hanna, kau sudah bangun dari tidurmu yang 3 hari lamanya"

"Tiga hari?" tanya Hanna.

"Iya Nona, ada benturan keras pada kepala Nona, izinkan saya memeriksa" ucap dokter lalu memeriksa Hanna.

Setelah selesai, ia pun beranjak dan menghampiri Riko.

"Tuan, ini resep obat untuk pemulihan Nona Hanna, segera untuk diambil"

"Baik, terima kasih dok"

"Sama-sama Tuan, saya permisi"

Riko menghampiri Hanna yang tengah terbaring. Riko mengelus rambut Hanna pelan, ia menatap Hanna dalam, Riko sangat merindukan gadisnya ini.

Riko tertawa dalam hati, ternyata rencana Alisa berhasil, tidak sia-sia ia mengikuti perkataan Alisa.

"Riko"

"Iya sayang?"

"Aku lapar"

"Astaga! Aku hampir lupa, maafkaan aku, saking senangnya aku lupa menawarkanmu makan, sebentar aku akan bawakan makanan kesukaanmu" ucap Riko yang membuat Hanna terkekeh.

~~~~

"HANNA!"

Theo berteriak dan bangun dari tidurnya setelah mimpi buruk mengenai Hanna.

"Tuan, kau sudah sadar" ucap Bram lalu keluar untuk mencari dokter.

Ia mengedarkan pandangannya, sekarang Theo sedang berada di rumah sakit. Theo berusaha mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya.

"Shit!"

Ia baru ingat jika setelah kecelakan, Hanna di bawa oleh seseorang dan Theo tidak bisa menolongnya.

Ia segera mencabut infusannya, dan berlari keluar ruangan.

"Tuan! Tuan mau kemana?!" ucap Bram yang datang bersama dokter.

"Bram! Bram aku harus mencari Hanna, dia diculik Bram" ucap Theo sambil mengguncangkan bahu Bram.

"Tuan tenang dulu, tubuh anda masih belum sehat Tuan, kita cari nanti"

"Tidak Bram, aku takut Hanna dalam bahaya"

"Tuan harus sehat dulu, saya yakin Nona Hanna baik-baik saja, karena saya tau siapa dalang dibalik semua ini"

"Siapa?! Siapa Bram?!"

"Nanti saya beritahu setelah Tuan membaik"

Theo menghela napas "Baiklah"

Bram pun menuntun Theo untuk kembali ke ranjangnya.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang