13

556 67 5
                                    

Wang Yibo mengerjapkan matanya yang sakit ditimpa cahaya lampu yang menyorot tepat dari atas kepalanya. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya yang kaku —tepatnya sakit— hingga membuatnya nyaris mengerang, tapi tali yang merekatkannya ke bangku tidak membuatnya berhasil.

Wang Yibo menunduk, melihat jika kakinya mendapat perlakuan serupa. Diikat erat tanpa harapan untuk diputus paksa.

Apa yang membawanya pada situasi ini?

Wang Yibo memiringkan kepalanya, berpikir —tepatnya mencoba karena kepalanya sakit sekali— mengenai apa yang terjadi sehingga dia berakhir menjadi tawanan yang terikat seperti ini.

Well. Dia tidak ingat.

Wang Yibo menggerutu, dahinya mengernyit kesakitan, entah dari tubuhnya yang diikat erat —sehingga dia yakin akan muncul memar keunguan dari sana— kepalanya yang berdenyut-denyut seperti telah dihantam sesuatu yang keras, maupun dari bahunya yang tertembak.

Ah! Tembakan.

Wang Yibo menggigit bibirnya guna menahan erangan yang mungkin lolos dari bibirnya karena gerakannya yang mendongak secara tiba-tiba. Oke, dia ingat sekarang. Malam itu —dia tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu— ketika dia akan keluar dari hutan, Xiao Zhan ... ya, Xiao Zhan menyerangnya.

Brengsek!! Wang Yibo memaki gusar. Beraninya dia ... beraninya dia menggunakan cara pengecut seperti itu untuk melumpuhkannya. Menyerangnya dari belakang, memukul kepalanya dengan sesuatu yang Wang Yibo tidak ingin memikirkannya.

Namun, itu mungkin batu!

Sialan!! Itu menyakitkan.

Jadi yang mengikatnya di sini adalah Xiao Zhan!

Tidak salah lagi.

Sudah pasti.

Tentu saja dia, karena hanya dia yang bersama Yibo saat itu, malam itu, di dalam hutan.

Brengsek!!

Wang Yibo merasakan gelombang amarah menggulung di perutnya sehingga membuatnya mual. Sumpah serapah hanya memperparah rasa mualnya.

"Bangun?"

Wang Yibo mendongak dan melihat ke depan dengan mata memicing tajam. Terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga tidak sadar jika ada orang lain di dalam ruangan yang terbilang sempit itu yang tidak lain adalah objek kemarahannya.

Xiao Zhan.

"Tidur," balas Wang Yibo dingin.

"Yeah, lucu." Xiao Zhan mencibir, bangkit dari duduknya dari sudut ruangan dan berjalan menuju Wang Yibo. "Jangan coba membuat lelucon karena kau payah sekali dalam hal itu."

Persetan denganmu, pikir Wang Yibo murung. Rasanya dia ingin sekali menendang wajah cantik Xiao Zhan yang kini sudah menunduk untuk menyamakan posisi mereka.

"Kenapa kau sangat berat? Aku kesusahan menyeretmu ke sini, kau tahu?!" ujar Xiao Zhan mengerucutkan bibirnya.

Tidak heran tubuhnya terasa remuk, Wang Yibo berpikir begitu. Namun, alih-alih mempertanyakan kebenaran dari perkataan Xiao Zhan, dia justru menanyakan hal lain.

"Apa yang kau inginkan? Menangkap seseorang seperti ini, isn't it illegal? Very unsuitable for your profession, right, agent Xiao Zhan?"

Bibir Xiao Zhan menegang, dia kembali menegakkan tubuhnya dengan tangan berada di pinggang. Memasang pose angkuh.

"Aku ingin bersenang-senang denganmu sebentar, Wang Ji. Tidak salah, 'kan?"

Wang Yibo menjilat bibirnya, menyeringai, tidak terlihat terganggu dengan cara Xiao Zhan memanggilnya. "Jadi kau suka yang seperti ini?"

Confidential (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang