15

642 61 15
                                    

Wang Yibo menghisap dan menggigit leher Xiao Zhan dengan keras, meninggalkan memar keunguan, lalu menjilat garis rahang Xiao Zhan sampai ke telinganya.

Puas. Dia mengangkat kepalanya, menatap memuja pada Xiao Zhan yang terengah dengan napas dangkal di bawahnya bersamaan dengan rintihan kecil karena terbuai kenikmatan. Matanya gelap oleh nafsu murni, melambungkan hasrat Wang Yibo ke titik tertinggi.

Bukan ini seharusnya, pikir Wang Yibo.

Namun, tangannya justru turun untuk meraih pinggang Xiao Zhan. Pikirannya menolak, sayangnya tubuhnya justru menginginkan, mengharapkan apa pun yang mungkin akan terjadi.

Wang Yibo meletakkan lututnya di antara kaki Xiao Zhan, menggesek selangkangan pria itu yang menggembung dan keras dari balik celananya.

"You want it, right?" Wang Yibo bertanya, memanjangkan bagian akhir kata dengan maksud untuk menggoda.

Xiao Zhan menatap bingung, ingin membantah karena dia sendiri ragu apakah sedang dipermainkan seperti idiot atau tidak. Namun, wajah Wang Yibo tidak memperlihatkan jika dia tengah bermain-main.

Pada akhirnya, hanya ada kebisuan.

Tidak masalah! Wang Yibo kembali berpikir.

Dia juga tidak membutuhkan jawaban Xiao Zhan. Dia sendiri ingin, dan dia tentu akan melakukannya. Dia menggerakkan tangannya, membelai pipi Xiao Zhan, lalu turun ke dagunya. Menahan dagu itu, membuat wajah Xiao Zhan terangkat dan menghadap lurus padanya.

"Sudahkah kau memikirkan akhir seperti ini sebelum mengusikku, Xiao Zhan?"

Xiao Zhan tidak menjawab, masih kewalahan.

Namun, benaknya berputar cepat. Bertanya, sudahkah dia berpikir? Entahlah, dia sendiri tidak yakin lagi.

Kemarin, dia juga menanyakan pertanyaan yang mirip kepada Wang Yibo. Jadi, adakah mereka berdua memikirkan akhir seperti ini?

Dia menutup matanya dalam refleks tidak terduga ketika Wang Yibo mendekatinya sekali lagi. Mengerang tertahan ketika bibirnya dicium dengan keras seolah akan ditelan ke dalam mulutnya oleh Wang Yibo. Napas hangat dan memburu berhembus dan menari-nari sebelum menerpa wajahnya, memberi sensasi basah kuyup yang menegangkan.

Memang benar, ketika penglihatan tertutup, indra lainnya akan menjadi lebih tajam. Tanpa melihat pun, dia bisa merasakan jika Wang Yibo tengah menatap padanya dengan tatapan gelap yang menghanyutkan, merasakan ciuman itu membuatnya meleleh dari dalam, menghantarkan rasa dingin dari tulang bawah dan mengalir di sepanjang tulang punggungnya.

Kemudian, ketika tangan Wang Yibo menyusup ke pinggangnya, membuai dengan belaian halus menyenangkan, dia tidak bisa menahan rintihan yang seperti tangisan kecil keluar dari celah bibirnya yang masih dilahap brutal.

Wang Yibo beralih menjilati lehernya yang terbuka, menyesap aroma manis yang menguar seolah dia direndam dalam air mawar yang paling manis, lalu turun ke tukang selangkanya.

Putih pucat menjadi merah menggoda.

"Setelah ini, kau harus tahu, Zhan. Tidak ada jalan kembali."

"Ught!"

Xiao Zhan mendesis kesakitan ketika Wang Yibo kembali menggigit lehernya. Lebih keras dari yang sebelumnya, sehingga bukan memar keunguan yang ditinggalkan, tetapi luka kecil berdarah yang entah bagaimana justru membuatnya semakin terlihat memikat.

Setidaknya, bagi Wang Yibo.

Wang Yibo menangkap tangan Xiao Zhan yang terangkat hendak menyentuhnya. Meletakkannya di atas kepala Xiao Zhan, tidak memberinya kesempatan untuk banyak bergerak.

Confidential (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang