9

875 112 15
                                    

Dua hari.

Dua hari itu ... bagi Xiao Zhan, merupakan rentang waktu yang lama meski pada kenyataannya itu tidak benar.

Salahkan dia yang sedang ... ah, jatuh cinta. Sedetik juga seabad baginya.

Ughtt!!

Dia jadi tidak bisa melihat Wang Yibo untuk waktu yang lama. Malam ketika di bar sama sekali tidak masuk hitungan.

Dia bekerja dan Wang Yibo-nya juga tidak bersantai di sana. Dia hanya bisa mencuri-curi waktu untuk menonton pertandingan pemuda itu ketika ada yang memintanya untuk berada di dalam ruangan itu, lalu ketika dia sudah selesai bekerja, Wang Yibo juga sudah menghilang.

Entah ke mana!

Sehingga dia sama sekali tidak bisa mengikutinya.

Hal itu membuat Xiao Zhan sangat jengkel. Dia merasa ingin menggampar Wang Yibo yang selalu bersikap dingin padanya dan menghindar darinya.

Memangnya dia virus, apa?

Brengsek itu!!!

Makanya, saat berada di sekolah dia akan memanfaatkan itu sebaik-baiknya. Dia akan terus menempel pada Wang Yibo. Pemikiran jika dia akan terus bersama Wang Yibo seharian membuatnya lupa dengan Zhuo Cheng yang sepertinya anti sekali dengan pemuda nerdy itu.

Xiao Zhan sempat bertanya-tanya kenapa, tapi hanya dengan teringat Wang Yibo ... dia sudah melempar pertanyaan itu di belakang pikirannya jauh-jauh. Tidak lagi peduli.

Seperti hari ini, dia melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah dengan bersemangat. Cengiran tergantung di sudut mulutnya, membuat Zhuo Cheng yang kebetulan berada di sekolah lebih dulu darinya menyipitkan mata.

Silau sendiri melihat cengiran berbunga-bunga itu.

Dia membuka mulutnya, hendak menyapa ketika Xiao Zhan seperti hembusan angin, melewatinya begitu saja. Meninggalkan dirinya sendirian di belakang dalam keadaan tercengang.

Zhuo Cheng mengeluarkan decakan kecil. "Ck! Anak itu." Dia lalu menyusul Xiao Zhan.

Dia pikir dia bisa bicara dengan Xiao Zhan setelah sampai di dalam kelas. Nyatanya, dia baru akan masuk kelas ketika berpapasan dengan Xiao Zhan di pintu kelas. Xiao Zhan keluar dengan tergesa-gesa dan melewatinya begitu saja.

Tanpa menyapa.

Seperti tadi.

Bahkan ketika mereka hampir bertabrakan, Xiao Zhan tidak berhenti. Membuat Zhuo Cheng yang sudah heran semakin heran.

"Kenapa lagi, dia?" tanya Zhuo Cheng sembari meletakkan tasnya di kursi.

Song Jiyang yang ditanya mencibir. "Orang yang dia suka sedang dipukuli, dan dia bergegas sebelum prianya itu mati. Apalagi?"

"Apa??" Zhuo Cheng hampir menyingsingkan lengan bajunya karena marah. "Si bodoh itu! Apa dia tidak takut jika Jingyu akan marah dan berbalik memukulinya?"

"Ck! A Cheng, biarkan saja. Jingyu tidak akan bisa menyentuhnya. Kalau kau cemas, susul saja." Jiyang berbicara datar.

"Tunggu saja. Aku tidak sabar melihat wajahnya yang akan membengkak nanti setelah dipukul." Zhuo Cheng mendengus, dengan tegas menolak untuk menyusul Xiao Zhan.

Di sisi lain, orang yang dia harapkan kembali dengan wajah bengkak nanti, Xiao Zhan, berlari dengan tergesa-gesa ke halaman belakang sekolah.

Kakinya yang panjang membantunya untuk sampai dengan cepat ke tempat yang dituju. Sayangnya, dia sampai cukup terlambat. Karena di sana, dia melihat Wang Yibo yang sudah cukup babak belur tersandar ke pagar tembok. Di depannya Huang Jingyu berdiri memeluk tangan di depan dada bersama teman-temannya yang lain. Terlihat sangat congkak.

Confidential (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang