Part sebelumnya.
.
.
.Begitu juga Wang Yibo. Dia tidak terburu-buru bergerak begitu payung terbuka. Dia merenggangkan kakinya sedikit dan dari balik celah kain payung yang robek, yang hanya memperlihatkan bagian matanya, dia melihat orang itu.
"Gothca!!" bisiknya samar di antara derasnya hujan.
*****
Wang Yibo perlahan menaikkan payungnya, tapi tidak berhenti meski payungnya sudah berada di punggungnya membuat tangkai payung tertahan di bahunya. Dia menipiskan bibir dan menilai orang di depannya yang kedua tinjunya terkepal di depan dada. Siap untuk menyerang serta siaga jika akan di serang.
Wang Yibo melangkah perlahan, berputar dengan langkah-langkah kecil dan lambat. Begitu juga orang tersebut. Mereka bergerak membentuk lingkaran kecil. Dua kali putaran, Wang Yibo menutup payungnya kembali dan mengibasnya ke samping sebelum akhirnya menyerang dengan dua kali pukulan ke kaki kiri dan kanan orang itu menggunakan payung di tangannya.
Orang itu melompat kecil ke belakang untuk menghindar lalu menendang pinggang Wang Yibo yang ditahan Wang Yibo dengan cara menegakkan payung di pinggangnya. Tidak berhasil, orang itu langsung mengalihkan tendangannya ke bahu Wang Yibo.
Orang itu terus menendang dan Wang Yibo terus bertahan menggunakan payungnya. Tidak peduli tendangan seperti apa, tendangan lurus ataupun menyamping, tidak satu pun tendangannya berhasil mengenai Wang Yibo.
Wang Yibo lalu berputar dengan cepat sehingga sekarang dia berada di belakang orang tersebut. Dengan kecepatan yang sama, Wang Yibo memukul punggung orang tersebut.
"Aakh!!"
Orang itu memutar tubuhnya untuk menghadap Wang Yibo sembari merintih kesakitan. Tidak berhenti di sana, Wang Yibo memukul lengannya dan dengan cepat berpindah ke pelipisnya.
"Arrgt!! Shit!!"
Terdesak mundur, orang itu mengambil jarak dari Wang Yibo sembari memegangi pelipisnya yang terasa sakit.
Sayang sekali, Wang Yibo tidak ingin membiarkan lawannya itu bernapas sedikit saja. Dia merengsek maju dengan payung yang siap memukul.
Orang itu menahan payung Wang Yibo dan memutar tubuhnya sehingga punggungnya berada di depan Wang Yibo. Lalu, dengan cepat, dia ayunkan sikunya tangannya yang bebas ke belakang. Tepat ke wajah Wang Yibo.
Wang Yibo menahannya dan dalam waktu singkat, mereka telah saling melempar pukulan-pukulan menyakitkan.
Wang Yibo menahan pukulan yang akan mengenai wajahnya dan tangannya satu lagi yang terkepal menghantam dada orang tersebut.
Bughtt!
"Ukh!"
Bught!
"Arggt!"
Bught!
Wang Yibo secara bertubi-tubi meninju dada, pelipis, dan mata orang tersebut. Membuat orang itu tersurut mundur ke belakang dengan bibir mengeluarkan erangan-erangan kesakitan.
"Kau kuat," ujar orang itu dengan geraman marah.
Dia lalu melompat dan langsung memberikan tendangan, membuat Wang Yibo yang berusaha menangkis mundur dua langkah.
Wang Yibo mendengus dingin dan kembali maju. Dia melayangkan pukulan kepada orang tersebut dan dengan terampil memutar payung di tangannya yang sebelah lagi yang ingin direbut oleh orang tersebut. Sehingga cengkraman orang itu meleset dan Wang Yibo langsung menusukkan payungnya ke perut orang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Confidential (YiZhan)
CasualeTerkadang, Xiao Zhan tidak membenci Wang Yibo seperti yang dia bayangkan. Terkadang, Xiao Zhan tidak begitu takut dengan pikirannya yang gelap dan cenderung mengerikan. Terkadang, Xiao Zhan adalah definisi tepat dari kontradiksi yang berjalan. Lalu...