CHAPTER 15

172 16 0
                                    

                Selamat membaca!
       Ramaikan vote dan komentar
                            yaaaa!

                Selamat membaca!        Ramaikan vote dan komentar                             yaaaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hawi mengayuh sepedanya menuju sekolah. Sepeda itu sudah selesai di perbaiki di bengkel, tadi sore baru sempat ia ambil.

Pandangannya terfokus pada seorang gadis yang sangat dia kenali berdiri di pinggir jalan sambil menyender pada mobil. Gadis itu, Pinky. Sepertinya mobil Pinky mogok.

"Ternyata orang kaya mobilnya juga bisa mogok!"

Hawi melajukan sepedanya mendekat pada Pinky. Sesampainya di samping Pinky, ia lantas menghentikan sepeda dan menurunkan standar, baru kemudian ia turun.

"Mobil kamu kenapa? Mogok?"

"Lo ngomong apa sih? Gue gak ngerti bahasa lo,"padahal Hawi itu bertanya secara baik-baik kenapa harus ngegas segala. Namanya juga Pinky gak ngegas gak afdol.

Terpaksa Hawi menuliskan beberapa kata di buku kecilnya yang sering dia bawa kemana-mana.

Mobil kamu kenapa, mogok?

"Udah tau mogok, pake nanya segala! Lo nggak liat mobil gue mogok? Hah? Mata lo buta?"teriak Pinky.

Hawi menarik tangan Pinky, namun langsung gadis itu tepis secara kasar.
"Lo apaan sih pegang-pegang tangan gue? Jijik, takut alergi gue."ketusnya.

"Maaf Pinky, ayo naik. Kita berangkat sekolah bareng."Hawi menatap lekat sepeda birunya yang ia standarkan.

"Apa lo bilang? Gue berangkat sekolah bareng lo? Naik sepeda butut lo itu?!" Pinky menunjuk sepeda kesayangan Hawi.

Hawi mengangguk-anggukkan kepala.

"Gak mau!"tolaknya mentah-mentah.

Hawi menghela napas."Yaudah deh, tapi kamu udah pesan taksi?"

"Gak usah tanya-tanya. Bukan urusan lo juga, kan? Sana pergi,"ketus Pinky.

Hawi tersenyum miris."Maaf,"

"Mending lo pergi sana deh! Enek gue liat muka lo,"ujar Pinky menusuk hati Hawi."Jijik!"

Meskipun Pinky sudah mengatainya Hawi tetap tidak pergi.

"Ngapain masih di sini?"

"Aku mau nungguin kamu sampe kamu naik taksi,"

"LO GILA YA? KALO LO NUNGGUIN GUE, YANG ADA LO TELAT BEGO!"

Hawi tersenyum.

"Nggak usah senyum-senyum, lo!"

Taksi yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Jendela kaca taksi yang semula tertutup penuh, pelan-pelan turun sehingga memperlihatkan pria paruh baya yang duduk di balik kemudi.

"Benar, dengan mbak Pinky?"tanya bapak supir taksi tersebut.

"Iya, benar."Pinky segera masuk ke dalam taksi tanpa memperdulikan Hawi yang masih berdiri di hadapannya.

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang