CHAPTER 56

113 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                    Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                    Happy Reading!

                           --------------

Angin malam berhembus kencang menerpa lembut wajah pucat Hawi, di atas roftoop sebuah gedung berlantai tingkat delapan itu ia berjalan dengan pandangan kosong. Rasanya langit penuh bintang-bintang itu begitu terasa dekat dengannya.

Tangan kanan Hawi masih memegang kresek hitam berisi lima belas sate ayam. Sementara di bawah sana, Asta menuntun ninja hitamnya. Motor itu ban belakangnya bocor karena tertancap paku. Entah siapa yang membuang paku sembarangan di jalanan. Sialan!

Sepertinya sudah di rencanakan, tapi entah siapa. Pikirnya.

Asta berdecak kesal."Anjir! Nih motor bannya pake segala bocor."

"Ck! Tambal ban daerah sini udah tutup. Dimana lagi gue nyari tukang tambal ban?"Asta mengacak-acak rambutnya, kesal setengah mati.

Asta menatap ke sekitar hanya untuk bertanya-tanya kepada siapa pun di mana letak tambal ban terdekat dari sini. Namun, belum sempat ia bertanya pada seseorang tersebut, pandangannya mendadak berhenti pada cowok berkaos biru dengan tangan menggenggam sebuah kresek hitam. Cowok itu sedang berdiri di puncak gedung tinggi di seberang jalan sambil menatap kosong langit penuh bintang-bintang.

Asta menajamkan penglihatannya, keningnya mengerut dan alisnya yang semula bertaut. Berubah menjadi panik saat tahu siapa sosok yang berdiri di puncak gedung tinggi itu. Dia adalah Hawi Clavion, cowok sakit mental yang seharusnya sudah di masukkan ke rumah sakit jiwa!

'Itu bocah ngapain berdiri di situ? Ah cari angin kali ya?' batinnya.

"Bodo amatlah, ngapain juga gue pikirin!"

Asta memilih untuk tidak peduli, dia kembali mendorong motornya. Tidak ada satupun orang daerah sini yang bisa ia tanyai. Jalanan sangat sepi, hanya ada satu motor saja yang berlalu lalang.

Meskipun memilih acuh, namun pikiran Asta tetap saja tertuju pada Hawi yang berdiri di puncak gedung tinggi itu. Siapapun yang jatuh dari atas gedung tinggi itu bisa di pastikan langsung mati ditempat.

KISAH SI BOTAK & BISU SELESAI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang