chap 8

1.5K 111 4
                                    


Clek

Apo menoleh kepalanya saat melihat pintu ruang rawatnya dibuka dan menampilkan 2 orang suami istri dan 1 pria.

"Ma, pa, phi biu" panggil Apo dengan senyumannya. Sedangkan mereka yang melihat Apo sudah bangun dari tidurnya segera menghampiri Apo .

"Apa kau baik baik saja? Dimana yang sakit? Bagaimana keadaan mu? " tanya si ibu bertubi-tubi. Sedangkan Apo , Build dan si ayah yang melihat kelakuan ibunya itu hanya tersenyum kekeh.

"Po tidak apa-apa kok maaa" kata Apo sambil terkekeh pelan.

"Huftt, syukurlah begitu. Kalau ada apa-apa kasi tau mama ya! "

"Iyaa maa" kata Apo sedikit ketawa sambil memegang perutnya. Tapi tiba-tiba dia merasa sedikit aneh.

"Ma, bayi kandungan Apo gimana? " kata Apo sambil menatap ibunya

Build dan kedua suami istri itu terdiam karena pertanyaan Apo. Apo menjadi heran karena mereka hanya terdiam saat dirinya menanyakan soalan tadi.

"Ma? Pa? Bayi kandungan Apo gimana? " tanya Apo sekali lagi. Entah mengapa jantungnya tiba-tiba berdetak sangat laju seolah akan ada sesuatu yang buruk akan menimpanya.

"Po.. Papa harap kamu bisa terima ya." kata si papa dengan nada lembut. Sang istri kini tak dapat lagi menguatkan dirinya , dia hanya menangis dalam diam. Build hanya menutup matanya karena dadanya terasa sesak.

"Ha? Apa maksud mu pa? " tanya Apo. Dia menjadi semakin heran saat melihat ibunya menangis dalam diam dan phinya yang terlihat seperti menahan tangisnya.

"Po.. Maaf... Tapi. Anakmu sudah tiada, po.. " kata si ayah dengan mata berair.


















































Apo terdiam. Otaknya masih mencerna perkataan ayahnya. "Haha.. Maksud papa apa? Bercanda nya ga lucu pa." kata Apo yang masih tidak percaya.

"Apo.. Papa tidak bercanda, nak.. "

"Tidak tidak tidak tidak, papa pasti bohong sama Apo kan? " tanya Apo sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Ma? Ayolah katakan pada Apo bahwa papa bohong kan" kata Apo lagi. Semuanya hanya bisa terdiam dan menangis tak bersuara.

"Phi! Kenapa phi diam saja!? Ayo hentikan saja drama kalian ini! " Apo sedikit meninggikan nadanya. Namun lagi-lagi pertanyaan diabaikan.

"Apo.. Ikhlaskan ya sayang.. " kini si ibu kembali berucap.

"Tidak tidak TIDAK TIDAK! KALIAN SEMUA BOHONG! BAYIKU MASIH ADA!" teriak Apo sambil memegang dan menarik narik rambut nya. Melihat keadaan Apo Build dan ortunya pun bergegas menghampiri Apo.

"Sayang! Tenang lah!"

"Apo! Hey! Tenang kan dirimu, nak! "

"Dek! Tenang! "

"TIDAK! KALIAN SEMUA PEMBOHONG! BAYIKU MASIH ADA! MENJAUH DARIKU! ARGH! " teriak Apo histeris.

"Build! Cepat panggil kan doktor ! " perintah sang ayah cemas. Build tanpa banyak kata terus berlari keluar meminta bantuan.


"Doktor! Tolong bantu adekku dok! " kata Build cemas sedangkan doktor itu menatapnya heran.

"Maaf , tapi adek mu kenapa? " tanya doktor itu sopan.

"Adekku dok hiks! Dia tiba-tiba berteriak histeris sambil menarik rambutnya hiks! " kata Build disela tangisnya. Mendengar itu si doktor itu pun menjadi mendadak cemas.

"Adekmu diruang mana? " tanyanya sedikit cemas.

"Diruang no 134 hiks" balas Build.

"Sus! Ikuti saya ke ruangan 134! Dan bawakan beberapa alatan dan suntikan!" perintahnya pada seorang suster dan sedikit berlari menuju ke ruangan yang ditempati Apo sambil diikuti Buiild.















Kini mereka telah tiba di ruangan Apo. Dapat mereka lihat Apo sedang berteriak histeris tangannya memegang kuat rambutnya sambi menggeleng keras kepalanya. Ortu Apo masih setia memberi kata penenang agar Apo kembali normal namun itu sia sia.

Tanpa menunggu lama doktor tadi pun bergegas menghampiri Apo dan ortunya.

"Maaf tuan puan, tapi bisakah kalian minggir sebentar? " tanyanya. Ortu Apo segera melihat kearahnya dan memberi ruang kepadanya.

"ARGH! PEMBOHONG! SEMUA BOHONG!!" teriak Apo histeris sambil memejamkan matanya erat

Melihat keadaan Apo yang histeris, si doktor pun terpaksa mengambil keputusan untuk memberikannya suntikan penenang.

"Sus! Berikan saya suntikan penenang! "pintanya pada seorang ssuster disamping nya.

" pegang tangannya sus! " perintahnya dan langsung dituruti suster itu. Apo tentu saja memberontak.

"LEPAS! MMENJAUH DARIKU! " teriak Apo berontak namun teriakan nya tak dihiraukan doktor itu. Doktor itu dengan berhati-hati menyuntik Apo. Beberapa saat kemudian Apo jatuh lemas diatas kasur khas untuk pesakit.

Melihat keadaan Apo kembali tenang, Build dan kedua suami istri itupun bergegas menghampiri Apo dan dokter itu.





















































To be continued...
(^_^)/~~

Penyesalan HujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang