Setibanya Apo, Bible dan Evan ditaman, Evan langsung saja berlari sambil membawa bola ditangannya. Bible yang melihat tingkah anaknya itu tersenyum menggeleng kepala. Sedangkan Apo kini berdiri tercengang memerhati taman yang dibawa suaminya itu. Tiba-tiba saja bayangan dirinya bersama Mile samar samar muncul di memorinya
"Apo.. Janji ya jangan tinggalin aku walaupun apapun yang terjadi. " ucap Mile sambil menggenggam erat tangan Apo.
"Aku Apo Nattawin berjanji tidak akan meninggalkan mu" balas Apo sambil membalas genggaman erat mile.
"Pegang erat tangan ku seperti ini hingga akhir hidupku ya" kata Apo tersenyum memandang Mile.
"Tentu. Aku tak akan melepaskan genggaman ini, baby." jawab Mile sambil menggoda Apo. Apo yang mendapat godaan seperti itu merasa malu, hingga semburat merah di pipinya muncul. Sedangkan Mile tertawa melihat reaksi Apo seperti itu. Apo yang merasa kesal karena diketawakan pun memukul bahu Mile.
"Natta! " panggilan Bible mengejutkan Apo dari lamunannya
"Kamu kenapa sayang? Kok ngelamun gitu? Kamu capek? Atau ga enak badan? " tanya Bible bertubi-tubi. Apo yang paham bahwa suaminya itu sedang mengkhawatirkan dirinya pun tersenyum mengenggam tangan Bible
"Tidak apa, aku cuma teringat akan sesuatu yang tidak penting lagi" kata Apo tersenyum manis sambil mengenggam tangan Bible, Bible yang mendengar itu pun menghela nafas
"Huftt, baiklah. Beri tau aku jika kamu merasa kecapekan atau sakit, okay? " pesan Bible mengenggam kembali tangan Apo.
"Tentu! " jawab Apo.
Tiba-tiba saja Evan datang menghampiri mereka berdua sambil memasang wajah memelas.
"Papaa, Evan lapalll" kata Evan mendekati Apo. Apo yang melihat itu segera mengangkat Evan untuk digendong.
"Yaudah yuk kita makan, okay? " kata Apo sambil menggendong Evan.
"Papa! Mau aisklim ituu" tunjuk Evan saat melihat seseorang sedang menjual aiskrim.
"Baiklah, Evan tunggu disini sama dady dulu ya? " kata Apo lalu segera pergi meninggalkan Bible dan Evan.
Saat Bible sedang asik bermain dengan anaknya tiba-tiba saja deringan telfonnya berbunyi.Dret dret dret
Bible yang mendengar itupun segera mengambil telfonnya untuk melihat siapa.
"Evan tunggu disini sebentar ya, dady mau ngangkat telfon dulu" pesan Bible, Evan mengangguk paham. Bible mengusak surai anaknya itu dan pergi tidak jauh dari tempat Evan berada untuk mengangkat telfonnya.
Evan yang sedang bermain tiba-tiba saja perhatiannya teralih pada balon berwarna biru yang sedang terbang di hadapannya. Evan mengejar balon itu untuk mengambilnya, saat ia sedang mengejar balon itu ia terhenti apabila melihat balon itu tersangkut di atas pohon. Ia mencuba untuk mengambil balon itu namun apalah daya balon itu tersangkut agak tinggi darinya.Saat sedang menatap sendu balon itu tiba-tiba matanya menangkap sosok pria yang tidak jauh dari pohon itu. Evan berlari dengan kaki mungil nya untuk meminta bantuan dari sosok pria itu.
"Paman" panggil Evan. Sosok pria yang sedang mencuba menenangkan pikiran nya merasa terganggu saat mendengar seperti seseorang sedang memanggilnya
"Pamann" panggil Evan lagi. Sosok itu melihat kebawah dan terlihat lah Evan yang sedang menatap nya.
"Y-ya?" jawab sosok itu
"Paman bica ngak tolong Evan ambil balon itu? " tanya Evan sambil menunjukkan kearah balon yang tersangkut di atas pohon seraya memasang wajah kasian. Sosok itu yang melihat wajah Evan pun terkekeh.
"Bisa kok" jawab sosok itu, wajah Evan menjadi bersinar mendengar ucapan sosok itu.
"Nah, ini balonnya" ucap sosok itu sambil berjongkok memberi balon itu.
"Wah makasih paman! " ucap Evan riang sambil tersenyum gembira. Seketika sosok itu membeku saat melihat senyuman Evan.
Senyuman itu seperti pernah ia lihat. Senyuman persis seperti senyuman si istrinya. Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya.
"EVAN! " teriak Apo saat melihat sosok anaknya. Apo berlari menuju kearah anaknya lalu berjongkok memeluk anaknya dengan erat seakan takut kehilangan anaknya untuk kali kedua.
Apo melepaskan pelukannya lalu mengecek seluruh tubuh Evan.
"Prince kamu gapapa kan? Ada yang terluka? Dimana yang sakit? Ayo kasih tau papa sayang" ucap Apo khawatir, tanpa Apo sadari sebulir air matanya jatuh dari mata indahnya.
"Papa jangan nangis. Evan gapapa kok" ucap Evan menenangkan papanya itu , tangan mungilnya terulur untuk mengusap air mata yang mengalir dari pipi mulus papanya itu. Sedangkan sosok tadi terdiam membeku melihat sosok yang dicarinya selama ini kini berada tepat di hadapannya.
"A-apo...? "
to be continued...
SIAPAKAH SOSOK ITU!? (〇o〇;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan Hujung
Romance"Maaf" -Mile "Aku bisa memaafkan mu namun bagaimana dengan hatiku yang terluka karena ulah mu? " -Apo "Jangan mengganggunya. Aku tak ingin melihatnya tersakiti karena ulah dan sifatmu itu lagi" -Bible "Evan harus janji sama papa dan dady buat jagain...