" SIAL " maki pria paruh baya itu.
"Sayang.. Tenang lah" pinta wanita yang sedang memeluk sambil mengusap pelan punggung anaknya yang sedang terhisak. " BAGAIMANA AKU BISA TENANG SAAT INI!? MILE! PRIA ITU TELAH MENYAKITI ANAK KITA! DIA BAHKAN BERANI MEMAKI ANAK KITA! " marah pria paruh baya itu. " Aku tau. Aku juga marah padanya tapi kumohon tenangkan dirimu dahulu. " pinta sang istri pada suaminya itu. Sang suami langsung menduduki dirinya diatas sofa empuk itu lalu mengusap wajahnya kasar sambil berusaha menenangkan emosinya.Flashback
Jam telah menunjukkan pukul 2 pagi. Disaat semua orang sedang tidur nyenyak namun tidak untuk Apo. Kini ia sedang menuruni tangga, tujuan utamanya adalah ke dapur untuk minum. Setelah minum, Apo berniat untuk kembali ke kamarnya untuk tidur namun saat ia hendak pergi ke kamar langkahnya mendadak terhenti. Dihadapannya kini terlihat seorang pria berbadan kekar yang sedang menghalangi jalannya, niat ingin kembali ke kamar terpaksa ia urungkan. "Jadi bagaimana dengan keputusan mu? " tanya Mile yang langsung to the point. "Aku... Aku. Tidak akan menggugurkan anak ini.. " katanya lirih. "Oh.. Jadi kau memilih untuk mepertahankan anak itu? " tanyanya pada Apo. Sejujurnya ia agak kecewa dengan keputusan Apo karena lebih memilih anak itu berbanding dengan dirinya.
"Ya, aku memilih untuk mempertahankan anak ini" kata Apo sambil memegang perut ratanya. Matanya kini terasa panas. "Baiklah. Jika begitu, besok keluar dari rumahku aku tak ingin melihat wajah mu. Dan mulai sekarang kita tak punya hubungan apa-apa lagi" ujar Mile dengan penuh penekanan. Mendengar ucapan Mile , Apo dengan segera menghampiri dan memegang lengan Mile. "Kumohon hiks. Kumohon jangan berpisah denganku hiks. " tangis Apo kini pecah dihadapan Mile. Sungguh dia tak ingin kehilangan orang yang ia cintai. "Mile kumohon hiks.. " lirihnya.
Tanpa sadar air mata Mile jatuh namun dengan segera dia mengusap kasar. Entah mengapa hatinya terasa sakit melihat Apo memohon dan menangis padanya. "Jangan tinggalkan aku hiks.. " mohon Apo lagi namun dengan segera Mile menghempas kasar tangganya. Hempasan Mile membuat nya hampir jatuh jika tidak berpegangan pada meja di sampingnya. "Aku tak perduli dengan permohonan mu itu" kata Mile sambil menatap tajam kearah Apo.Tapi dia anakmu Mile hiks. Mengapa kau tega sekali hiks" tanya Apo disela tangannya. "Aku tak ingin menganggap anak itu adalah anakku" katanya tanpa perduli. Setelah mengatakan itu Mile langsung pergi tanpa perduli tentang Apo. Lagi-lagi hatinya sakit karena ucapan seseorang yang amat ia cintai. Kini ia sedang meringkuk terhisak sendirian ditemani kesepian.
End of flashback
"Hiks, ini bukan salah Mile ma , pa hiks. Ini salah Apo hiks. " lirih Apo pelan namun masih bisa didengari oleh ortunya. "Sayang.. Hey.. Ini bukan salahmu" kata sang ibu sambil berusaha menenangkan sang anak di pelukan nya. "Hiks maafkan Apo hiks hiks" lirihnya lagi. Sang ibu kini tak dapat membendung air matanya lagi. Air matanya jatuh tanpa izin darinya. Hatinya sakit saat melihat anak semata wayangnya yang dulu ceria dan periang kini berubah menjadi rapuh dihadapannya. "Shttt, jangan menangis lagi hmm. Ini bukan salahmu sayang.. " ucap sang ibu sambil berusaha menahan isakkannya. Sang ayah yang sedari diam dari tadi kini perlahan berjalan menghampiri mereka berdua. Tanpa aba-aba sang ayah langsung memeluk kedua insan yang amat ia sayangi.
Tanpa disedari air mata sang ayah jatuh dari pelupuk matanya. Ayah mana yang tidak sakit saat melihat anak yang dia jaga dan sayangi sejak lahir kini berubah menjadi begitu kacau?. Dia merasa marah pada dirinya sendiri karena telah melepaskan tanggungjawab nya pada orang yang salah.
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan Hujung
Romance"Maaf" -Mile "Aku bisa memaafkan mu namun bagaimana dengan hatiku yang terluka karena ulah mu? " -Apo "Jangan mengganggunya. Aku tak ingin melihatnya tersakiti karena ulah dan sifatmu itu lagi" -Bible "Evan harus janji sama papa dan dady buat jagain...