Chap 17

1.2K 117 31
                                    




"Papaa, dady kemana?? " tanya Evan saat dirinya tidak melihat sosok dadynya.

"Dady lagi di kantor, sweetie" jawab Apo yang sedang membuat makan siang. Evan yang mendengar itu menjadi cemberut, niatnya ingin mengajak dady dan papanya ini untuk ke taman bermain tapi ternyata dadynya sudah hilang pergi ke kantor.

Apo yang tak lagi mendengar suara anaknya itu menjadi bingung dan segera menutup kompor, ia menoleh mendapati anaknya itu sedang duduk diatas meja cemberut memasang wajah sedih sambil menunduk. Apo menjadi bingung dengan tingkah anaknya pun menghampiri untuk bertanya. Sebelum bertanya Apo menggendong Evan dengan lembut.

"Prince Evan kenapa? Kok wajahnya sedih gitu hm ? " tanya Apo lembut pada Evan yang sedang didukungnya. Sedangkan Evan menjadi semakin cemberut mendengar pertanyaan Apo.

"Apa papa lakuin salah kepada Evan hm? " tanya Apo sedikit khawatir. Evan yang mendengar itu mendadak menggeleng kepala laju.

"Hm? Terus? Evan kesayangan papa ini kenapa? " tanya Apo lalu mengecup lembut pipi gembul Evan.

"Ummm, Evan mau ke taman ama papa dan dadyy, tapi dady ga ada.. " kata Evan dengan mata mulai berair.
Apo yang tersenyum lembut mendengar luahan anaknya itu.

"Cup cup, jangan nangis" kata Apo mengusap pelan pipi Evan.

"Gimana kalo kita ke kantor dady? Evan mau? " tanya Apo mencuba menceriakan suasana hati anaknya yang sedang sedih itu. Mata Evan yang tadi berair mendadak berubah berbinar mendengar ucapan papanya.

"MAUUU!" teriak Evan girang sambil mengangkat kedua tangannya. Apo terkekeh geli melihat tingkah Evan yang masih didukungnya.

"Yaudah, tapi Evan bantuin papa masak untuk bekalan makan siang dady dulu yaa?" ucap Apo mencubit pelan pipi Evan. Evan tentu saja mengangguk kepalanya setuju.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Apo dan Evan kini telah berada di depan sebuah gedung perusahaan mewah yang diyakini milik keluarganya. Apo dan Evan langsung masuk kedalam gedung itu, setibanya Apo dan Evan semua karyawan mau pun perkerja disitu menunduk hormat dan memberi salam kepada mereka berdua. Apo tentu saja dengan senang hati membalas nya dengan senyuman manisnya namun lain pula dengan anaknya, Evan malah menatap mereka semua dengan tatapan tajam nan dingin, wajahnya sama sekali tak menunjukkan senyuman. Apo yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, sikapnya anaknya begitu mirip dengan suaminya ketika sedang posesif terhadap dirinya.




Apo membuka pintu ruangan itu dan terlihat lah sosok suaminya yang sedang berkutat dengan berkas berkasnya hingga tak menyadari kehadirannya dan anaknya.

"Dadyyyy! " panggil Evan sambil berlari menuju kearah Bible. Bible yang sedang fokus tentu saja merasa kaget mendengar suara anaknya. Evan langsung saja menghampiri Bible lalu memeluk kakinya. Sedangkan Apo dan Bible yang melihat itu tertawa geli melihat tingkah Evan. Bible langsung saja mengangkat Evan duduk diatas pangkuannya.

"Putranya dady udah makan?" tanya Bible kepada anaknya.

"Udah!" jawab Evan tersenyum.

Sedangkan Apo kini sedang duduk diatas sofa yang disediakan di ruangan itu. Bible yang melihat itu berdiri menggandeng tangan Evan menghampiri istrinya. Bible menduduki dirinya disamping Apo lalu mengelus pelan perut Apo.

"Apa baby menyulitkan mu hm?" tanya Bible lembut. Apo hanya tersenyum dengan tingkah Bible.

"Tidak sama sekali" ucap Apo menenangkan suaminya itu, ia tau jika suaminya itu khawatir dengan dirinya dan bayi yang dikandung nya.  Evan meletakkan tangannya diatas perut Apo sambil mengelus pelan seperti yang Bible lakukan.

"Baby.. " lirih Evan sambil mengelus perut Apo. Apo yang mendengar itu tersenyum mengaggapinya.

"Am i gonna be a big brother? " tanya Evan menatap Apo.

"Yes, you are, Evan" jawab Apo mengelus surai rambut Evan. Sedangkan Evan matanya menjadi berbinar binar mendengar ucapan Apo.

Saat Evan sibuk mengusap pelan perut Apo, tiba tiba saja dirinya teringat akan sesuatu.

"Dady" panggil Evan menatap Bible. Bible yang merasa terpanggil pun melihat kearah Evan.

"Taman. Evan mau ke taman" kata Evan dengan mata berbinar. Bible yang melihat itu pun terkekeh.

"Baiklah ayo" kata Bible tersenyum

"Apa kamu tidak sibuk?" tanya Apo khawatir . Bible yang mendengar itu hanya tersenyum kearah Apo

"Tentu saja tidak" kata Bible lalu mengecup pelan bibir Apo, Apo yang mendapat perlakuan seperti itu merasa malu.

"Baiklah ayo ke taman! " kata Bible lantas menggendong Evan. Bible menghulurkan tangannya kepada Apo. Apo tentu saja dengan senang hati menerima huluran suaminya itu.

"Yey! Taman ! " teriak Evan gembira.


































































































To be continued..

Apa nih? Bau bau kemunculan Mile? 😦

Penyesalan HujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang