Pada jam 1 pagi Bible mendapat panggilan dari sang sekretarisnya yang mengatakan bahwa sesuatu tlah terjadi di kantor perusahaan nya yang membuatnya harus hadir untuk menyelesaikan masalah tersebut. Apo yang sedang tidur lena terjaga karena suara Bible yang sedang berbicara dengan sekretarisnya. Apo yang melihat suaminya itu menutup telfon dan menghela nafas panjang segera beranjak dari tempat tidurnya menghampiri Bible.
"Sayang, kenapa?? " tanya Apo memeluk Bible dari belakang
"Maaf, apa aku mengganggu tidur mu hm? " tanya Bible menoleh menatap Apo
"Umh, tidak sama sekali. Now say to me, what's wrong huh? I hear you talking to someone on the phone, who it is? " tanya Apo menatap Bible bingung
"Oh, that's my assistant, darling. He's said something has happened at the office and I must be there to solve the problem" ujar Bible dengan wajah lesu
"Apa? Bukankah ini sudah terlalu lewat untuk mu pergi ke sana?? " kata Apo dengan wajah khawatir
"Hahhh, mau tak mau aku harus pergi juga sayang" kata Bible membalikkan badannya memeluk pinggang ramping Apo. Apo menerima pelukan hangat dari Bible
"Aku akan ikut dengan mu" ucap Apo mendongak kepalanya melihat wajah Bible
"Ha? Apa kau yakin? Evan gimana hm? " tanya Bible menatap wajah Apo kembali
"Ya aku yakin, Bai. Dan soal Evan kita titipkan dia sebentar ke Phi Biu, lagipula jarak rumahnya tidaklah jauh dari sini" ucap Apo dengan yakin
"Umh, Baiklah" ucap Bible seraya memeluk Apo kembali.
Sepanjang jalan kerumah Build Evan menghabiskan masanya dengan menangis saja dipangkuan Apo yang membuat Apo menjadi kewalahan menenangkan anaknya itu. Bible dan Apo menjadi khawatir dengan keadaan Evan yang menangis dipangkuan Apo, berkali-kali Apo mengecek suhu badan anak namun suhunya tidak panas.
"Prince, hey mengapa huh? " tanya Apo mengusap punggung Evan yang sedang menangis dipangkuannya. Evan tak menjawab pertanyaan Apo tapi dia hanya mengulangi perkataannya yang melarang Apo dan Bible pergi
"Hiks!... Jangan pergi pa hiks... Hiks"
"Dady hiks jangan pergi hiks! Tinggal hiks ama Evan aja hiks"
"Hiks... Hiks"
Itulah yang dikatakan Evan yang membuat kedua ortunya bingung serta khawatir
"Evan, papa sama dady pergi bentar aja kok. Evan duduk sama paman Build dulu yaa nanti saat semuanya udah selesai baru papa dan dady jemput Evan pulang, okay?" kata Bible yang masih fokus menyetir. Meskipun Bible berkata seperti itu, Evan masih saja menggeleng kepalanya keras sambil menangis sesenggukkan dipangkuan Apo. Apo menepuk pelan punggung Evan sambil bersenandung untuk menenangi anak
kesayangannya satu ini.Tak lama dari itu terdengar lah dengkuran halus yang berasal dari Evan dan mereka juga tiba dihadapan rumah Build.
Bible mengetuk rumah Build dan keluarlah Build yang terlihat seperti masih mengantuk
"Hay Phi biu " sapa Apo dan Bible serentak.
"Oh, nong, Bible. Dimana keponakan ku?"
"Disini Phi. Phi tolong jaga sebentar ya" ucap Apo sambil menghulurkan Evan yang sedang tidur digendongan kepada Build.
"Tentu saja nong" ucap Build menerima huluran Apo
"Yaudah kalo begitu kami permisi ya" ucap Bible disamping Apo
"Baiklah, hati hati! " ucap Build sedikit teriak saat melihat Apo dan Bible mula memasuki mobil.
Setelah mobil itu berjalan menjauh, entah mengapa Build merasakan sesuatu aneh yang akan terjadi namun ia segera menepis segala pikiran buruknya lalu masuk kedalam rumahnya sambil menggendong Evan yang sedang tertidur lena.
To be continued....
('∩ω∩`)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan Hujung
Romance"Maaf" -Mile "Aku bisa memaafkan mu namun bagaimana dengan hatiku yang terluka karena ulah mu? " -Apo "Jangan mengganggunya. Aku tak ingin melihatnya tersakiti karena ulah dan sifatmu itu lagi" -Bible "Evan harus janji sama papa dan dady buat jagain...