1. DESIRE FOR REVENGE

60 7 0
                                    





   "Maafkan aku." Ucapnya pelan sembari membungkuk. Melirik kecil ke arah bayi yang ada di dalam gendongan wanita lain di ruang tamunya.

"Tak apa-apa, aku maklumi. Namanya juga bocah, benarkan, Julia?" Wanita itu mengerling pada Julia, Ibu dari Viona. Julia hanya memejamkan matanya kemudian menganngguk menyetujui pendapat temannya itu. "Ya, kau benar, Hesly,"

"Minta maaflah dan tak akan mengulanginya sekali lagi." Titah Julia pada Viona. Dengan berat gadis kecil berumur 9 tahun itu membungkuk kembali. "Maafkan aku, Nyonya Hesly."

Hesly mengibaskan tangannya ke sembarang arah, "Tak perlu, kau anak yang manis, ya." Pujinya. Viona berbinar senang dan tersenyum lebar ke arah Julia. Menunjukkan bahwa ada yang memujinya kali ini. "Janga dipuji, Hes. Dia akan besar kepala nanti." Julia bersedekap dada, mencibir kelakuan anaknya.

Mari beralih dari keasyikan dua orang tua itu kepada dua bocah yang kini sedang saling menatap. Viona dengan tatapan sengitnya, sedangkan bayi yang masih baru saja lancar berbicara dengan tatapan polosnya.

Dan mari sekali lagi melihat dua bocah yang sedang berperang batin sekarang.

"Kau dalam masalah bocah."... Viona.

"Aku akan balas dendam di tempat dan jam yang sama, nantikan itu!" ... Zion.

"Sudah, aku pulang dulu Julia. Aku harus menemani suamiku untuk packing." Ujar Hesly yang langsung mencangklong tas selempangnya. "Tak ingin berlama-lama lagi, Hes? Kau akan pindah, tidak akan merindukanku?" Julia membuat raut sendu. Hesly menepuk-nepuk pundak Julia dengan pelan, membawanya ke dalam sebuah dekapan hangat sepasang sahabat. "Aku akan mengabarimu setiap saat." Bisiknya. Julia hanya mengangguk, menarik tubuh Hesly untuk dekapannya ia lepas. "Sampai jumpa lagi." Salamnya sebagai sebuah perpisahan.

Berbeda jauh dengan hubungan anak-anak mereka. Justru Viona dan Zion saling menatap sengit, mendelik dan melotot hingga setidaknya salah satu dari mereka merasa menciut dengan ancaman lewat tatapan itu.

Melambai kala mobil putih itu keluar melewati halaman rumahnya. Viona masih bersedekap dada, menarik kedua sudut bibirnya ke bawah. Kembali masuk ke dalam rumah dengan ketusnya. Julia yang melihat lagak anaknya itu hanya geleng-geleng kepala, berharap setidaknya saat beranjak besar nanti hubungan Viona juga Zion membaik.

















AYO!!! KOMEN SAMA VOTE!!

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang