19. LIKE A ROLLER COSTER

19 0 0
                                    


VOMEN DULU YA!













Viona menyibak selimutnya, mengerang meregangkan pegal selama ia tidur di atas ranjangnya. Punggungnya ia garuk. Matanya setengah terpejam, masih sayu dan ngantuk. Dilihatnya jam weker di sisi ranjang, menunjukkan pukul 06.16. Ia akan ada kelas pagi hari ini. Ia beranjak, mempersiapkan dirinya ke kampus hari ini.

Ini adalah keajaiban, melihat gadis itu bangun di pagi hari, bahkan mencoba tidak terlambat. Karena sebelum-sebelumnya ia akan melakukan hal yang berkebalikan dengan hal yang dia lakukan sekarang. Ini semua karena Zion, ia mengatakan akan memberikan hukuman jerah padanya jika masih terlambat. Namun Viona pikir itu hanya gertakan biasa, dan dia tidak akan pernah memberikan hukuman itu padanya, paling-paling, yaaaa, hanya disuruh untuk membersihkan sampah.

Dan pada suatu hari itu, hal yang hanya ia anggap gertakan semata benar-benar terjadi.

Zion menghukumnya dengan memasukkan dirinya ke dalam kandang besar penuh dengan sekelompok angsa besar di dalamnya. Ia bahkan tak tau jika kampus punya kandang untuk para angsa yang akan siap menyosornya dengan paruh jelek mereka.

Viona hanya bisa menjerit sembari berlari dari beberapa gerombolan angsa itu, hampir menangis karena beberapa kulitnya memerah setelah dipatuk.

Zion yang sebagai guru hukumannya pun hanya tertawa terbahak-bahak menonton mahasiswanya yang sedang dihukum.

Biar saja, siapa suruh datang terlambat.

Dan pada saat itulah, dirinya tak lagi ingin terlambat lagi karena takut dihadapkan dengan hukuman yang siap menantinya. Kalian jika belum merasakan bagaimana dikejar sekumpulan angsa, kalian harus mencobanya. Dijamin membangkitkan adrenalin hingga ingin mengompol.

Telah siap dengan semua. Viona pun turun dari kamar, hendak menyapa dan sarapan. Namun ia langsung berhenti di tengah ruangan, menatap sesosok manusia menyebalkan yang duduk bersila dengan senyumnya yang menjengkelkan. Ibu tampak asyik berbicara dengan Zion, entah tentang apa.

"Kenapa kau ada di sini?" beo Viona terlihat seperti orang bodoh.

"Ya, tentu saja menjemputmu, sayang." Balas Julia santai. Zion hanya menggoda dengan alisnya, berniat membuat gadis bersurai pirang itu menampakkan urat di pelipis kepalanya. "Kan aku bisa berangkat sendiri seperti biasanya!" protes Viona layangkan kepada sang Ibu yang kini menghela napas. "Jangan membantah, ikut Zion atau kau tidak akan mendapatkan makan malammu nanti."

oOo

Demi perkedel jagung terlezat yang pernah ada. Ia harus benar-benar menuruti kemauan ibunya untuk duduk di kursi mobil dan berangkat bekerja bersama dosennya ini. Zion pun hanya tersenyum mengejek, seolah berhasil membuat pertikaian antara Viona dan ibu tadi. Viona pun hanya merengut kesal, menatap lurus ke depan tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan.

"Turun,"

Ah, sialan manusia satu ini.

Zion membuka sabuk pengamannya, turun dari mobil hendak menutup pintu. "Keluar atau kau kukunci di mobil ini sehingga tidak bisa mengikuti mata pelajaranku dan berakhir di kandang para angsa," ancam Zion. Itu berhasil membuat Viona bergidik ketakutan, membayangkan lagi kejadian lama yang membuatnya tak lagi terlambat.

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang