11. HOLIDAY AND DISASTER

15 2 0
                                    








VOMEN DULU


















"Huaaaa!! Anginnya segar!!!" Olivia berlarian di antara lapangan ilalang, gaun putihnya seolah dibawa terbang seperti ombak laut, mengambangkan senyum Zion mau pun Viona yang membarengi gadis berusia 15 tahun itu bermain dan berlarian dengan senyum bahagia.

"Aku jarang melihat senyum itu semenjak dia berada di psikiater. Hanya sesekali saja, sebelum pindah ke sini." Zion berbicara terlebih dahulu. Merebut atensi Viona yang semula pada Olivia, kini beralih ke pria Zionardo yang duduk menyilangkan kedua kakinya di tanah. "Psikiater?" tanya Viona membeo. Zion mengangguk, "Setahun yang lalu, ada satu kejadian yang membuatnya mengalami trauma besar. Kejadian yang menghilangkan, memusnahkan senyum bahagia yang biasa Olivia perlihatkan, sifat ceria yang menular ke semua orang," Zion menjeda, mengembuskan napas kemudian melanjutkan, "Dan baru saja sembuh sekitar dua bulan yang lalu, aku bersyukur kepada Tuhan atas segala keajaibannya pada kebahagian kecil keluarga kami."

Viona mengamati kegiatan Olivia sebentar, kemudian menyahut, "Kejadian apa itu?"

Matanya menangkap perubahan senyum Zion yang meluntur, tergantikan tatapan datar dan penuh amarah yang merayapi raut wajahnya. "Karena monster obsesi itu." Gumamnya nyaris menggeram. Viona tau jika ini adalah sebuah privasi, sehingga ia tak kembali bertanya, memilih melihat ketiga sosok yang datang bersamaan ke arah mereka.

"Yo!" Hao menyapa memperlihatkan senyum lebarnya. "Kalian terlalu pagi." Ucapnya memprotes. Jun dan Yerim ada di belakangnya, saling menatap keheranan dengan tingkah laku gila Hao. Terlalu pagi katanya? Ini pukul 10 pagi, dan dia bilang ini terlalu pagi? Yang benar saja.

Yerim tak sengaja berpas-pasan dengan mereka berdua tadi, membuat memilih berjalan bersamaan dari pintu masuk taman. Langsung saja, Olivia yang melihat kehadiran Yerim pun mengajak gadis itu untuk bermain dengannya.

"Halo, Viona 'kan?" tanya Hao memastikan. Viona hanya mengangguk dengan senyuman kecil, tak begitu kenal karena sebelumnya ia tak pernah bertemu kedua teman Zion itu, berbeda dengan Hao dan Jun. "Apa kau masih menyimpan topinya? ADUH ADUH!" sedetik itu juga Zion langsung menarik telinga Hao sampai pria Tionghoa itu mengadu kesakitan, memberontak mencoba melepaskan jepitan kedua jari Zion dari telinganya.

"Halo, aku Viona Marnetta." Mengabaikan dua orang yang masih bertengkar itu, Viona beralih pada Jun yang hanya diam saja memandangi kedua temannya yang masih bergelut. Jun mengangguk, "Aku tau,"

Viona hanya menautkan alis, terlalu kaget dengan respon Jun yang sudah seperti pernah bertemu dengannya. Gadis itu mengangguk juga. "Wen Junhui." Ujarnya tiba-tiba. Viona mengangguk lagi, mengulum bibir kala hawa canggung mulai mendera di antara mereka.

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang