9. ANASTASIA

20 3 0
                                    









Zion tak berhenti terkekeh sedari tadi. Terus menyunggingkan senyum seperti orang gila. Jika saja kedua temannya melihat keadaan Zion saat ini, mereka bisa saja sudah mencari seorang paranormal untuk mengangkat roh yang merasukinya.

Pemuda itu kembali terkekeh lagi, untung saja dia sedang ada di ruang pribadinya sekarang.

Merek Zionardo katanya.

Pasti gadis itu sudah sangat malu sekarang. Melihat rona merah sudah menjalar di wajah hingga ke daun telinganya. Mengingat itu ingin membuatnya tertawa lagi.

Ting'

Suara notifikasi handphonenya berbunyi. Menandakan ada pesan masuk. Zion segera melihat pesan.

+0110

Zion, aku merindukanmu 10.56

Alisnya berkerut, berpikir siapa sosok tak dikenal yang mengirimkan pesan padanya.

                                                                                                                                                10.57 siapa?

+0110

Ini aku, Anastasia 10.57

Genggaman pada ponselnya mengerat, pelipisnya menyembulkan urat-urat hingga sedikit terlihat di balik kulit porselennya. Sedetik kemudian Zion melempar ponsel mahalnya ke arah tembok, hingga benda pipih itu hancur rusak berserakan di lantai.

Ini tidak bisa dibiarkan. Dari mana hama itu mendapatkan nomor teleponnya? Pasti ada yang membocorkannya secara percuma. Memangnya siapa? Yang tau hanya satu hingga lima orang saja, tak lebih.

Apa ini ... musuh di balik selimut?

oOo

"Aku pikir kalian tau sesuatu."

Netra jelaganya yang kelam mengarah pada dua manusia yang duduk santai di sofa ruang televisi. Mengunyah keripik kentang di pelukan Hao. "Apa maksudmu?"

Zion menarik napas berat, kemudian diembuskan lagi. Bertolak pinggang berdiri di hadapan kedua temannya itu menghalangi layar televisi. "Anastasia mengetahui nomor teleponku."

Mereka berdua terkejut dengan mata membola, kemudian saling menatap satu sama lain. "Yang benar saja, Zi. Tidak ada yang mengetahui nomor teleponmu selain kami dan orangtuamu." Bantahnya. Zion menggeleng, kemudian mengambil kursi dan mendudukkan tubuhnya di sana. "Aku curiga jika salah satu dari kalian yang membocorkannya. "Tukas Zion menusuk. Pria kebangsaan Tionghoa itu menggeleng, menyangkal tuduhan yang Zion ujarkan. "Aku tidak, ponselku hilang dicuri saat di bandara. Dua hari ini aku tidak menggunakan ponsel tanya saja pada Jun."

Kini Zion beralih menatap Jun, meminta alasan yang jelas. "Ya, Hao kehilangan ponselnya saat di bandara. Aku tidak hafal nomor teleponmu, ponselku juga lupa aku isi daya sehingga ponselku mati total." Alibinya. Zion termenung, mungkinkah bukan salah satu dari dua temannya ini? kemudian siapa?

"Menurutku tidak mungkin juga kedua orangtuamu. Mereka tidak mungkin membocorkan informasi ke pada musuh." Tambah Hao. Zion kembali termenung. Ini semakin rumit. Pikirannya langsung menuju ke arah Viona. Gadis itu ... pasti dalam bahaya jika Anastasia makin bergerak ke depan. Bahkan hama itu sudah selangkah untuk mencapainya. Selangkah demi selangkah lagi ... Viona, juga dirinya bisa hancur.

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang