16. A START

12 2 0
                                    



JANGAN LUPA VOMEN!!







Di pagi hari yang cerah, Viona tampak menikmati segelas teh hangatnya. Cukup lama mengabaikan Yerim yang menggerutu di sampingnya. Gadis itu terus berceloteh tak jelas sembari menatap ponselnya, mengetik pesan untuk ia kirim ke entah siapa.

Waktu istirahat bagi mahasiswa adalah sebuah kesempatan yang tidak bisa ditinggalkan. Setidaknya ... buatlah dirimu santai dan bersenang-senang, mumpung dosen menyebalkan itu belum datang untuk hari ini.

Niatnya yang hanya ingin bersantai itu pupus, dikarenakan Yerim yang berisik mengganggu waktu santainya. Dia jadi kesal sendiri.

"Hei! Kau kenapa, sih?! Berisik sekali, aku ingin bersantai!" omelnya. Yerim hanya mengusap leher belakangnya diselingi kekehan. "Maafkan aku, sehabisnya adikku yang menyebalkan ini akan datang hari ini, dan dia memaksaku untuk menjemputnya di bandara nanti,"

"Tunggu, kau punya adik?"

Yerim mengangguk, "Dia berumur 16 tahun, baru saja berulang tahun kemarin, dia berniat untuk berlibur bersamaku selama liburan kenaikan kelasnya," Yerim menggeser duduknya semakin dekat dengan Viona, menunjukkan foto di ponselnya. "Lihat, dia lelaki yang baru saja bertambah umur kemarin, tapi sikap menjengkelkannya masih belum berubah," kritiknya dengan menautkan kedua alis.

Viona memandangi foto satu perempuan dan satu bocah lelaki yang sedang berpelukan mesra, yang dapat diperkirakan jika si gadis di foto itu adalah Yerim. Dia terlihat sedikit kucel dengan pakaian kotornya karena sehabis bermain tanah, sedangkan seorang bocah yang tersenyum lima jari memperlihatkan satu giginya yang sudah tanggal dengan kaos tanpa lengan yang keadaannya tak berbeda jauh dengan pakaian Yerim.

"Ya, aku pikir dia cukup kotor," ujarnya.

"Itu dulu, saat aku melakukan video call beberapa minggu ini. Dia sedikit berubah, rambut mangkoknya sudah tidak ada, digantikan dengan rambut undercut yang membuat penampilannya sedikit berbeda, juga pakaiannya yang terlampau seperti golongan kelas atas,"

"Kapan kau akan menjemputnya?" tanya Viona. "Tidak tau, mungkin setelah pulang kampus, tapi aku harus melakukan pengulangan materi di ruang Profesor Linken karena nilaiku jelek saat mata pelajarannya. Maka dari itu mengapa aku kesal dengan dia, Byurim memaksaku segera menjemputnya sedangkan aku sedang ada urusan lain yang mendesak, yang mempertaruhkan nilai," katanya dengan tubuh lesu.

"Byurim?

Yerim mengangguk, "Ya, Ahn Byurim. Namanya,"

Viona sedikit bergumam, sembari menenggak kembali tehnya. "Nama itu terdengar aneh,"

"Hei, jangan begitu Noona! Aku yang memberikan nama itu untuknya!"

"Oh, pantas saja namanya jelek," Viona tergelak melihat wajah masam Yerim, gadis itu jadi sedikit emosi dan sekarang sedang merajuk. Mood-nya jadi jelek. "Ow, ayolah, aku hanya bercanda," bujuknya yang kemudian Yerim abaikan, gadis itu duduk membelakangi Viona dengan bersedekap dada.

"Ck, menyebalkan, ya sudah, apa maumu untuk permintaan maafku?"

Yerim tampak menyeringai menyeramkan, dia berbalik dengan seringaian itu. Hal itu membuat bulu kuduknya meremang. Ada apa dengan gadis ini?

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang