12. A BET

15 2 0
                                    



JANGAN LUPA VOTE KOMEN YA!!!!



















 Esoknya, Viona berangkat ke kampus seperti biasa. Mencoba bersikap normal seolah lupa dengan kejadian kemarin minggu.

Pagi tadi, ia mendapati dirinya bangun di tempat yang begitu asing menurutnya. Dan ia baru saja ingat, hal itu juga yang mampu membuat rona pipinya muncul.

Viona tertidur di kamar Zion ...

Ia juga melihat, Zion yang tertidur di sofa kamarnya sendiri. Viona jadi tak enak sendiri, membiarkan pemilik ranjang tertidur dengan posisi yang sepertinya tidak nyaman. Tapi Zion mengelak, ia tak apa, ia tak merasakan ketidaknyamanan saat tidur di sana, justru tempat itu mungkin akan jadi tempat tidur keduanya jika dia tidak bisa tertidur di atas ranjang.

Oh, juga tentang Olivia, gadis remaja itu berlibur di Amerika bersama Zion selama liburan sekolahnya. Dia tampak nyaman-nyaman saja, apalagi ada Yerim sebagai teman sefrekuensinya. Dia tidak keberatan, tenang saja. Toh, sepertinya gadis itu lebih perlu Yerim untuk bersamanya.

Pagi menjelang siang dini hari pun, kesehariannya berjalan seperti biasa. Diajar dosen mudanya, Zion, kemudian pulang di sore hari.

Omong-omong ... ia tidak melihat Jun tadi pagi, hanya Hao, Yerim, dan Olivia, tidak ada pria Tionghoa pendiam yang baru saja ia temui kemarin. Apa dia pulang? Ia tidak tau, lebih baik bertanya saja langsung pada Zion.

"Zion," Panggil Viona sebelum dosen itu benar-benar masuk keruangan pribadinya, Zion mengerling ke arah jam tangannya, menghela napas sejenak "Hanya 5 menit, aku masih ada urusan,"

Viona membasahi dan menggigit sedikit bibir bagian bawahnya, entahlah, rasa gugup langsung mendera tubuhnya. "Di mana Jun?" lagi-lagi ... wajah sayu karena lelahnya itu luntur, tergantikan raut kebencian yang tampak begitu dingin. "Jangan bahas pengkhianat itu lagi." Zion enggan membuat percakapan itu semakin lama, tau jika gadis 6 tahun lebih tua darinya itu akan bertanya lagi, dan memilih langsung masuk ke ruangannya membiarkan Viona yang masih ingin bertanya kembali.

Jun? Pengkhianat?

oOo

"Hari ini kita tidak ada les?" Viona kembali membeo di dalam mobil. Membuat Zion kewalahan sendiri kala ingin menjawab. Karena sedari tadi, Viona selalu bertanya selama perjalanan pulang, apalagi mengingat tubuh Zion yang sudah letih, tapi Zion sebisanya menjawab untuk gadis ini.

Zion mengangguk, "Aku masih harus menemani Olivia selama seminggu ini,"

Viona menarik ke dua sudut bibirnya ke bawah, memalingkan pandangannya ke arah jendela di sampingnya. "Aku masih ingin tau tentang Jun." Gumamnya kecil, lebih seperti bisikan. Dan Zion tak mendengarnya, ia terlalu fokus juga lelah.

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang