10. WHO? OR HOW?

14 2 0
                                    








VOMEN DULU JUSEYO!












"Kalian pikir perbuatan kalian ini bagus?" suara yang lebih bisa disebut mengintimidasi itu tak mampu membuat Viona berkutik. Walau yang menceramahi mereka sekarang dosen galak yang tak sengaja memergoki mereka yang keluar diam-diam setelah melakukan kejahilannya. Tidak, bukan dosen itu yang membuatnya tak berkutik, namun sosok Zionardo yang ikut melihat dan menertawainya ketika diceramahi dosen galak itu. Menyebalkan.

Tapi, Jessica yang berlindung sembari menangis sesenggukan di balik tubuh Zion itu yang paling menyebalkan. Lihat saja perbuatannya untuk dia!

"Minta maaf pada Bu Jessica." Titah dosen itu. Viona menatap Jessica sinis, membuat wanita yang bersembunyi di balik tubuh Zion itu makin dibuat ketakutan. "Maaf, Bu." Ucapnya dengan nada yang begitu dibuat semenyebalkan mungkin. "Lakukan yang benar!" dosen itu menggertak, menarik kasar lengan Viona hingga gadis itu sedikit meringis. "Sudah, saya sekarang kepala kampus di sini, jangan seenaknya. Biarkan ini menjadi urusan saya," Zion akhirnya menengahi setelah sesi menertawai Viona. Dosen tersebut pun tersenyum seraya menunduk, lalu meninggalkan keempat orang yang masih berdiri di kantor.

"Tau di mana letak kesalahanmu, Nona Marnetta?"

Viona diam, hanya menunduk sembari melirik sinis ke arah Jessica. "Tatap mataku jika ada yang berbicara." ... lihat, sok sekali manusia tampan satu ini. mentang-mentang sudah jadi dosennya, cuih! Padahal hanya beda 6 tahun di bawahnya.

Viona mengangguk.

"Sudah, tak apa, mereka mungkin hanya sekadar ingin jahil saja, namanya juga anak-anak."

Bodoh! Bahkan Viona lebih tua dari pada Jessica menyebalkan itu. Tunggu saja, dia akan menarik rambut Jessica hingga botak nanti.

"Baiklah, jangan diulangi lagi." Ujar Zion, kemudian ia menggandeng lengan Viona dengan sedikit tarikan, Viona yang ditarik nyaris memaki dosen junior menyebalkannya ini. "Eh, anda mau ke mana?" Viona kembali menjadi sinis, apa-apaan sih manusia sirik satu ini?!

"Saya hanya akan mengantarnya ke depan kampus saja." Kemudian kembali menyeret hingga mereka benar-benar ada di depan kampus. "Tunggu di sini sampai aku kembali." Zion berucap, kemudian pergi ke parkiran bersama Jessica yang menyengir seperti orang gila. Lihat, Zion sepertinya benar-benar suka Jessica, persetan ketika ia mengatakan bahwa Jessica bukan tipenya! Pria itu justru mengantar Jessica pulang dengam mobilnya. Dan Viona disuruh menunggu katanya? Cih, tak peduli!

Beralih kepada keadaam Zion sekarang. Pemuda itu tampak tak nyaman, ingin mengeluarkan sebuah kalimat namun masih tercekat di tenggorokannya. "Ada apa? Ingin bicara?" Jessica yang peka akhirnya memulai obrolan di dalam keheningan mobil itu. Menatap ke samping, lebih tepatnya kursi pengemudi.

"Ah, maaf jika Viona membuat anda tidak nyaman tadi."

"Ah, abaikan saja. Aku tak keberatan."

Hening kembali ... sebenarnya ada satu kalimat lagi yang ingin Zion lontarkan, namun ... melihat aura bahagia milik Jessica membuatnya menjadi tak enak sekaligus merasa bersalah. "Tak apa, katakan saja."

LOVE AND REVENGE [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang