Setelah 500th

372 26 0
                                    

POV VINDER

"Vinder.. Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku" Ucap pelan pria yang sekarat dipangkuanku.

Wajahnya penuh luka, pucat. Pakaiannya sudah sangat lusuh, sobek dan sisa terbakar di bagian dada.

Nafasnya putus..putus

"Jeff... Aku mohon.. bertahanlah.. aku mohon.." Air mataku mengalir deras.

Dia menutup mata perlahan

"Jeffffff!!!!!!!" Aku berteriak dengan seluruh sisa kekuatanku.

"Hah!!" Aku tersentak, nafasku tersengal.

Ternyata mimpi.

"Huaagggghh" Aku menguap dengan lebarnya. Aku masih mengantuk tapi ada yang tidak nyaman dengan posisiku, badanku terasa sakit dan kaku.

Aku menemukan penyebabnya, aku terbangun di sofa Bar yang keras.

Aku melihat kesekitar, sepi.

Seluruh kursi masih terbalik di atas meja.

"Jam berapa ini?" gumamku.

"Sebelas siang." Sahut suara dari balik pintu Bar.

Liza masuk dengan sebuah kain menggantung di pundaknya.

"Hei Liza.. Maafkan teman mu ini." Aku memberikan senyum termanisku.

"Siapa temanku?" Tanya Liza galak.

"Hahaha.. Jangan marah seperti itu. Memang lebih tepatnya aku teman leluhurmu.. hehehe...Aku hanya tertidur di Bar mu, bukan merusaknya. Kamu jangan berlebihan memasang wajah garang seperti itu." Aku menggerakan tubuhku, meregangkan seluruh otot-otot yang kaku.

"Arrhhhh!!" Rasanya nyaman sekali setelah sedikit melakukan peregangan.

"Vinder, ini sudah ketiga kalinya dalam bulan ini. Bukankah sebaiknya kamu cari tahu , kenapa kamu bisa tertidur disini? " Suara Liza terdengar khawatir. Dia mulai sibuk membersihkan sudut lemari Bar yang penuh dengan gelas beer bersih.

"Aku hanya tertidur karena terlalu lelah berpesta, tenanglah. " Jawabku lagi dengan senyum mengembang. Aku membetulkan letak pakaianku.

Kemeja putih ku sedikit ternoda, dalam satu jentikan jari noda itu lenyap. Aku memakai Jas merah ku , dan menjentikan jari lagi untuk membuat set jas ku halus seperti baru saja di gosok. Ini style kesukaanku, Jas dengan iner kemeja yang kancingnya dibuka sampai ke dada. Aku membutuhkan sedikit udara untuk kenyamanan saja. Ya, kalau teman-temanku mengatakan aku suka pamer. Tapi tanpa memamerkan apapun aku memang sudah sangat tampan. Siapa yang dapat membantahnya, dengan kulit putih, tinggi 180cm dan berat badan 65kg bisa dibayangkan betapa idealnya aku? Aku juga memiliki perut yang berotot. Dan wajah adalah yang utama, ada yang menyebutku tampan dan yang menyebutku cantik. Jangankan wanita, pria pun tertarik padaku. Pesonaku tidak terbendung. Aku memang selalu seperti ini percaya diri.

"Vinder ayolah, kamu adalah salah satu penyihir terbaik di Gorgatyn. Bahkan jika kamu menggunakan sihirmu seharian penuh , kamu tidak akan merasa lelah. Energimu itu hampir yang terhebat dibanding semua makhluk di Gorgatyn." kata wanita berkulit coklat dihadapanku yang sibuk dengan gelas-gelasnya

"Kamu tidak ingat umurku hampir 1000th. Walaupun penampilanku seperti pemuda umur 25th." Aku berkaca di depan sebuah lemari yang memiliki pintu kaca, disana aku bisa melihat pantulan diriku walaupun tidak sejelas cermin di rumahku.

"Vinder, kamu masih becanda? semua penyihir semakin tua semakin hebat."Liza menguncir rambutnya yang panjang berwarna cokelat dengan karet yang dia temukan diatas meja Bar.

EVIG (batu abadi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang