POV VINDER
Hari masih siang, Bar Liza pasti masih tutup, jadi kami bisa bicara dengan leluasa karena tidak ada orang lain.
Akan tetapi yang aku dapati saat masuk ke Bar Liza, membuat hatiku hancur.
Tubuh Liza tergeletak dilantai tak jauh dari meja Bar yang sudah hancur.
"Liza!!!!!!"Aku berlari menghampiri tubuh itu. Tempat ini sudah hancur berantakan. Semua berserakan, bau terbakar menyeruak di udara. Ada asap di beberapa sudut ruangan.
Aku melihat tubuh Liza, tidak ada bekas serangan Diavol.
"Hei.. Hei Liza.. tetap bersamaku.." Aku duduk dilantai dan memangku tubuh Liza.
Dia sekarat tapi tidak ada bekas apapun, disini aku juga tidak bisa mendeteksi jejak siapapun.
"Bertahanlah.. aku mohon..Therapeeaaa.." Aku arahkan telapak tanganku diatas wajah Liza, dia semakin kesakitan.
"Stop.. Vinder.. stop.." Liza berteriak ditengah kesakitan. Aku memilih berhenti.
Aku genggam tangannya, ini hampir mustahil untuk berhasil. Tangannya sudah hangat.
"Iiizzzleeedevaathhh.." Mantra penyembuh yang aku punya.
"Vinder, hentikan aku ingin bicara.." Kata Liza terbata.
"Nanti.. Bicara... nanti kalau kamu sudah sembuh." Aku memohon.
"Tidak.. Vinder dengarkan.. aku mohon.. berhenti." Liza berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku. Aku masih bertahan.
"Vinder..Please...Waktu ku tidak banyak.." Iya aku tahu, suhu tubuhnya semakin tinggi. jasi saat dia menarik tangannya untuk kedua kali, aku membiarkan.
"Vinder, kamu teman yang baik terima kasih." Mendengar itu tubuhku bergetar.
"Vinder, Gorgatyn dan Liubimyr membutuhkanmu Jangan biarkan perasaan membunuh kamu yang punya takdir hidup abadi.. Huuukk.. Huuuuk" Nafasnya sudah tersengal, hingga dia batuk.
Liza meraih tangan Enzio yang duduk dihadapanku.
"Zio.. Vinder terlihat santai dan mudah Huuukkk...Huuukkk... tapi sebenarnya dia rumit dan sulit.. bersabarlah dengannya.. Dan.. Huuukk...huukkk...Hati-hati.. Kuatkan hatimu.. kamu yang bisa menolong dunia ini..Aku serahkan padamu.."
Aku tidak bisa memproses setiap kata-kata Liza pada Enzio. Tubuhnya mulai menghitam.
"Tidak Liza.. Siapa yang akan memarahiku, Jika kamu pergi?"
"Vinder.. Huukkk..hukk.. Aku titipkan Bar ini padamu..."
"Aku tidak mau!! " Teriak ku, air mataku mengalir.
Liza menghapus air mataku.
"Jangan menangis.."
"Tidak... " Aku menahan air mataku.
" Vinder, aku bangga menjadi teman seorang penyihir hebat dan tampan seperti kamu.. "
Liza tersenyum.
Dia berubah menjadi abu dan hilang."Tidakkkkkkkk!!!!! Lizaaaaaa!!!!!!" Aku berteriak sekuat tenagaku.
Saat aku tersadar aku sudah ada di rumahku. Karena letupan energi yang cukup kuat, aku berpindah hanya dengan keinginan kembali kerumah.
Berhari-hari aku hanya tidur, aku tidak ingin melakukan apapun. Saat lapar aku bangun untuk makan, lalu kembali tidur. Aku sampai sudah tidak ingat berapa hari aku seperti ini.
Aku mendengar pintu di ketuk. Aku benar-benar tidak ingin membukanya, tapi pintu itu berisik. Lebih berisik dari hari-hari sebelumnya. Aku membuka pintu dengan sihirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIG (batu abadi)
FantasyMaaf tidak lanjut karena file asli hilang T_T VEGASPETE karena kepikiran mereka waktu nulis, BIBLEBUILD karena pake foto mereka buat karakter utama, SHADOWHUNTER karena ide cerita muncul krn habis liat ini series. Jadi 3 hal diatas adalah sumber in...