Diavol

121 24 0
                                    

POV ENZIO

Semakin hari, Diavol semakin tidak terbendung.

Kami benar-benar kewalahan. Mereka muncul di banyak titik, mereka menjadi lebih kuat.

Persenjataan kami yang baru, masih di uji coba.

Bahkan kami semua kelelahan menghadapi mereka semua.

Sistem pertahanan yang selama ini ada seperti dijebol , dan mereka terus bermunculan.

Tapi tidak ada warning system yang rusak.

"Call, bukankah seharusnya mereka tidak bisa muncul sebanyak ini? "Tanyaku melihat peta Gorgatyn penuh dengan titik merah.

"Iya harusnya mereka tertahan diluar , karena system keamanan kita. Seandainya bocor system biasanya akan memberitahu kita untuk dibenahi." Jelas Call.

"Lalu ? Darimana mereka berasal?" tanyaku lagi.

"Entahlah." Jawab Call singkat.

"Tingkatkan keamanan Lutador. Jangan sampai ada yang berhasil masuk kesini." Aku tidak bisa bayangkan bagaimana jika itu sampai terjadi. Kehancuran seperti apa yang akan terjadi.

"Ok, sepertinya ada Diavol menunggu kita di selatan." Lanjut Call.

"Dimana Forza?"

"Dia pergi ke Utara, Ada Diavol muncul disana."

"Ok, ayo pergi."

Aku dan Call menuju ke selatan.

Saat sampai disana .

Aku melihat , Vinder.

Penyihir itu selalu memakai setelan Jas, hari ini berwarna Biru. Dia Pria yang sangat rapi, menggunakan beberapa cincin di jarinya tidak cukup satu. Tapi Jarinya lentik seperti jari perempuan. Dia juga menggunakan anting kecil disalah satu telinganya. Dia seperti seorang wanita yang akan pergi kepesta, perhisasannya bersinar kalau terkena cahaya.

Diawal kami bertemu , aku baru melihat orang dengan penampilan begitu glamor. Dan satu lagi dia selalu membuka kancing kemejanya hingga ke dada. Dia suka pamer. Dia terlihat tampan dan cantik saat bersamaan.

Ketika aku sibuk dengan pikiranku. Aku tersentak karena Call.

"Zio!! kenapa kamu?"

"hah.. Nggak.."

Vinder menggendong seorang anak Lumena.

Apa ? dia mau apa dengan seorang anak kaum ku.

"Vinder!! lepaskan anak itu!!" Teriakku.

"Bisa tidak jangan menggangguku dulu!!" Balasnya, tanpa melihat kearahku.

Vinder, menganyunkan tangannya lalu energi berwujud sinar biru menuju ke Diavol dihadapannya. Lalu Diavol itu hilang.

Dia pasti berumur ratusan tahun, karena kekuatannya sehebat itu.

Bahkan dia menganyunkan tangan tanpa tenaga.

Aku merebut anak kecil itu dari gendongan Vinder. Aku mendorong Vinder terlalu kuat samapi dia akan jatuh ke tanah. Tapi karena dia seorang penyihir. Entah Bagaimana sebelum menyentuh tanah dia sudah berdiri di hadapanku.

Dia Hanya berjalan pergi.

Tidak mengatakan apapun.

"Paman, dia menyelamatkanku. " Ucap anak kecil itu.

"Zio, kamu berlebihan. Kenapa kamu selalu bersikap kasar pada Vinder?" Call ikut-ikutan.

"Cukup. dimana orang tua mu?" Tanyaku pada Anak perempuan di gendonganku.

EVIG (batu abadi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang