Masa lalu

139 22 0
                                    

POV VINDER

Aku selalu kalah dengan hati ini.

"Leiv, aku tahu kamu mendengarku. Bantu aku, yakinlah kamu akan sembuh."

Aku berdiri di samping tubuh Leiv . Aku konsentrasi untuk mengumpulkan seluruh kekuatanku.

Aku mengarahkan tanganku ketubuh Leiv.

"Therapeeeaaa!!" Butiran-butiran air yang bersinar keluar dari telapak tanganku dan menghujani Leiv.

Karena kondisinya sudah buruk, aku membutuhkan waktu yang lebih lama.

Tubuh Leiv sudah mulai berubah menjadi normal. Aku sudah lama tidak mengeluarkan energi sebanyak ini. dan dalam waktu selama ini.

Setelah satu jam , seluruh tubuh Leiv sudah Kembali normal. Yang aku lakukan adalah merangsang sel-sel yang masih hidup mengalirkan kehidupan ke sel-sel yang sudah mati. Karena energi yang aku keluarkan menguras tenagaku, aku mandi keringat. Saat aku hentikan menghujani dia dengan kekuatanku. Leiv terhentak, tapi dia tidak bangun. Saat aku sentuh wajahnya dan dadanya.

"Dia tertidur, biarkan dia istirahat. setelah ini dia akan bangun. Enzio minta dokter memeriksa Leiv"

Enzio langsung pergi mencari dokter.

Aku kesulitan bernafas, kakiku sangat lemah dan aku pusing. Yang aku lihat menjadi berputar.

Aku jatuh, ditangkap oleh sebuah tangan.

Aku melihat.. Jeff..

"Aku membutuhkanmu." Kataku sebelum akhirnya aku tidak sadarkan diri.

Ketika aku bangun, di sofa sebelah tempat tidur Leiv. Enzio tertidur dengan posisi duduk, sambil menggenggam tanganku. Karena inilah aku bisa lekas pulih.

Enzio , adalah keturuanan Vitorio yang masih suci. Dia belum pernah berbagi energi dengan siapapun. Energinya belum tersentuh siapapun. Artinya , dia belum pernah berhubungan sex . Awalnya aku tidak percaya bagaimana bisa dia masih perjaka. Tapi mendengar bagaimana dia hidup selama ini , aku tidak heran kenapa dia masih perjaka. Aku mendapatkan energi tambahan dari orang seperti Enzio.

Aku berusaha untuk tidak membangunkan Enzio. Energiku sudah Kembali. dengan satu jentikan jari aku membuat Enzio pindah posisi di atas sofa, agar dia bisa tidur dengan nyaman.

Aku usap keningnya

"Mimpi indah" bisikku.

Aku memasukan mimpi indah dalam tidurnya. Aku tidak tahu apa mimpi indahnya, aku hanya memasukan kata kuncinya yaitu mimpi indah. Respon otaknya yang akan memproses mimpi indah seperti apa yang akan muncul.

"Vinder, kamu juga bisa membuat aku mimpi indah?" Tanya Sebuah suara.

"Leiv.. Sudah bangun?" melihat Leiv membuka matanya.

"Sudah, terima kasih banyak.. aku tahu itu kamu. yang menyelamatkanku." Leiv, tersenyum.

"Berterima kasihlah pada Enzio, dia yang datang mencariku." balasku dengan tersenyum.

Aku membantu Leiv duduk. Lukanya sudah membaik, tubuhnya sudah seperti orang normal lainnya. Bekas semburat hitam sudah Hilang.

"Ayo jalan-jalan " Ajak Leiv.

"Kamu yakin sudah kuat?" Aku bertanya untuk memastikan.

"Sudah, tenang saja."

"Baiklah.. aku membersihkan diri dulu" dengan satu kedipan mata, aku sudah mandi, bersih, dan sudah rapi dengan setelan jas yang baru.

"Aku juga mau." Leiv berseru.

"hehehe.. baiklah.." Wajahnya seperti Anak yang ingin permen.

Dengan satu jentikan jari, dia sudah rapi.

EVIG (batu abadi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang