t i g a p u l u h

7.2K 502 15
                                    

Seiring berjalannya waktu tak sadar kini El sudah berusia 17 tahun. Anak itu semakin bertambahnya usia semakin barbar pula kelakuannya. Terlebih El sangat jahil terhadap Rana. El bukan tipe abang yang posesif seperti kebanyakan abang diluar sana. Malahan El menawarkan adiknya digondol om - om.

Ga waras. Seperti kata Rana jika keduanya sedang keluar malam -malam.

Usia Rana pun sudah menginjak 13 tahun. Rana tumbuh menjadi gadis yang cantik nan tidak anggun. Anak itu seperti lelaki. Rambut selalu dikuncir kuda, baju yang selalu kebesaran dan celana sebatas paha.

Kalau kata El. Seperti ondel - ondel.

Tak jarang Rana memakai kaos El. Bahkan El rela menyembunyikan sebagian kaos yang disukainya demi tidak dipakai oleh adiknya itu. Lebih parahnya. Kalau tidak menemukan kaos yang bagus menurut Rana, ia akan mencuri kaos milik papinya.

Pagi - pagi Sean akan berteriak mencari kaos yang baru saja dibelinya hilang. Tak tau pelakunya anak sendiri.

Aletta bahkan sudah membelikan beribu - ribu kaos yang disukai Rana. Namun anak itu menolak dengan alasan 'Lebih enak pake kaosnya papi sama El'

Hampir setengah kaos Rana milik Sean dan El. Pernah di suatu hari Rana memakai kaos El yang notebenenya hadiah dari pacar El. El yang tak suka kaosnya dipakai menciptakan konflik hingga Sean dan Aletta ikut nimbrug.

Masalah El dan Rana tak jauh - jauh dari kaos. Kalo bukan kaos ya hoodie bahkan pernah celana. Parah kan. Apalagi ukuran tubuh El dan Rana hampir sama hanya saja lebih besar El dikit. Dikit.

Seperti sekarang contohnya.

"Mami, Kenyot mana sih?" tanya El.

"Heh kenyat kenyot ga boleh manggilnya kayak gitu"

"Siapa suruh suka ngenyot kiko"

El duduk disamping Aletta yang sedang menscroll sosmed.

"Celana El ga keliatan pasti si adek yang pake"

"Yang warna putih ada garis itemnya?" tanya Aletta yang selalu memperhatikan pakaian Rana takutnya El akan menanyakan hal itu.

"Iya itu celana kesayangan El"

"Iya mami liat dipake, anaknya lagi main ke rumahnya Sisi"

El berdecak. Niatnya ia akan ketemu pacar menggunakan celana itu. Dengan celana itu El terlihat keren. Kata mba pacar.

"Pake yang lain kan ada"

El menghembuskan nafasnya kemudian kembali ke kamarnya.

"Cekernya cuma sisa satu" ucap Sean sambil meletakkan dua mangkuk bakso dihadapan Aletta. Ia baru saja membeli bakso yang tiap sore lewat depan rumahnya.

"Kok aku ngga kebagian" ucap Aletta tak terima.

"Kan cekernya punya aku"

"Tuker, aku mau yang ada cekernya"

Sean yang sedang ingin makan ceker menjauhkan mangkuknya dari jangkauan istrinya.

"Seannn"

"Jangan pelit jadi suami"

"Ga pernah aku pelit"

"Yaudah kasi aku cekernya"

"Yaudah deh bagi dua aja, kamu jari kelingking sama jari manisnya, aku sisanya" ucap Sean sambil membagi dan menaruhnya di mangkuk Aletta.

Aletta mencebik dan memakan bakso dengan perasaan gondok.

"Masalah ceker doang direbutin" gumam El sanbil berjalan menghampiri keduanya.

Si Cadel & His FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang