t i g a p u l u h e n a m

4.6K 335 8
                                    

Hari ini malam minggu. Dan Hana sepakat untuk menginap di rumah El. Karena sudah berjanji pada Rana. Bahkan saking exitednya Rana, ia sampai membuat rincian yang akan dilakukannya bersama teman kakaknya itu.

"Kak kita perginya berdua kan?"

Rana tak henti - hentinya menanyakan itu pada Hana. Karna abangnya sudah mewanti - wanti keduanya untuk mengantar mereka. Jelas Rana dan Hana menolak. Tapi apa daya kekuatan El pasti lebih besar dibanding mereka.

"Iya kita berdua aja"

Keduanya turun setelah selesai bersiap - siap. Jam 7 mereka akan ke mall untuk belanja bareng. Inilah yang diidamkan Rana, memiliki saudara perempuan itu enak.

"Kalian ga mau makan disini dulu?" tawar Aletta yang sedang menyiapkan makan malam.

"Engga deh mi, Rana mau makan diluar aja nanti"

"Uangnya masih kan dek?" tanya Sean yang ikut sibuk membantu Aletta.

"Masih pi, kalo dikasi juga boleh hehe" Rana nyengir.

"Haduh mata duitan sama kayak mami mu" cibir Sean sambil mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu miliknya pada Rana.

"Papi gaada uang cast"

Rana memekik senang "Thank u papi" Rana mengecup singkat pipi Sean.

Sean menggelengkan kepalanya. Kelakuan anak perempuannya itu persis seperti Aletta. Jika ada mau pasti manja.

"Yaudah Rana berangkat ya"

"Om Tan, kita berangkat"

"Hati hati ya kalian"

Seperginya mereka, Aletta langsung mencubit pelan tangan Sean.

"Awss yang" keluh Sean.

"Salah apa lagi gue yatuhan"

Yang disindir diam dan tampak acuh. Sean mengelus dadanya sabar.

"Sabar sabar makin tua makin ganteng"

Aletta meliriknya dengan sinis.

"Dih kenapa gitu ngeliatnya?"

Aletta mencibir "Oh makin ganteng, biar janda sebelah naksir ya? GITU HAH? tau banget akal busuknya"

Sean melongo. Apa katanya?. Kenapa istrinya bisa berpikir seperti itu. Memikirkan Aletta saja sudah pusing gimana mikir janda lagi.

"Astaga yang, mikirin kamu aja udah pusing gimana mikirin cewe lain"

"Oh jadi selama ini aku bikin kamu pusing? Iya? Yaudah sana jauh jauh ga usah mikirin istri yang lagi ngandung anak kamu, pikirin aja tuh janda sebelah biar ga pusing" ucap Aletta sambil menginjak kaki Sean.

"Yatuhan salah mulu gue ngomong"

"Sabar aja udah sabar jangan banyak omong" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Sean mendekat lalu memeluk Aletta dari belakang.

"Mana ada aku mikirin janda mikirin kamu tuh bawaannya pengen ngurung mulu, gemeasss uh" Sean menguyel - uyel pipi Aletta.

"Ck Sean tangan kamu kotor"

"Udah cuci tangan kok pake kembang delapan rupa" ucap Sean sambil menangkup pipi Aletta dan mengecup bibir yang selalu membuatnya kalang kabut.

"Udah sih jangan ngambek mulu, cape tau dimarahin istri mulu"

"Bawaan bayi, dedenya gedek liat bapaknya tiap hari mandangin jendela, pasti ngeliat janda"

Si Cadel & His FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang