e m p a t p u l u h d e l a p a n

3.3K 223 13
                                    

Sean meletakkan foto bayi yang baru lahir dilapisi bingkai dengan tulisan yang tertera.

Jeffrey Graha Wijaya

Bayi itu terlihat lelap di dekapan Aletta jangan lupakan bibir mungil itu masih menyantol pada benda yang menjadi paling favoritnya.

"Babynya taruh dulu sayang biar kamu bisa makan" ucap Sean.

"Nanti nangis"

"Hati hati jangan dilempar"

"Lempar lempar dikira sendal"

Sean terkekeh "Atau mau aku suapin?"

Aletta menggeleng "Nanti aja, kasian kamu udah bantuin aku begadang"

"Apaan sih kan udah tugas aku sayang"

Aletta menaruh Jeff hati - hati. Memastikan anaknya itu tidak terusik, Aletta membenarkan bajunya.

"Sini dulu jangan ditutup"

"Ngga, aku mau makan"

"Aku juga mau makan kesukaanku sayang"

"Ngga ada ini masih pagi, kamu ke kantor sana"

"Kalo bisa dikerjain dirumah kenapa engga"

"Kamu jagain babynya ya aku turun mau makan"

Sean berdehem "Cemilan jangan lupa"

Aletta turun mengambil makanan di dapur. Setiap hari Sean lah yang memasak. Berbeda sewaktu El masih kecil, masakan Sean kacau. Kalau sekarang sudah beranak 3. Udah layak masuk master chef.

Bapak anak 3 itu semingguan ini enggan ke kantor. Katanya lebih enak menikmati hari hari dengan keluarga daripada menemani tumpukan kertas bak gunung rinjani.

Pukul 2 siang keributan terjadi di halaman rumah mereka.

"Tinggal masuk doang apa susahnya sih"

"Tinggal masuk ya masuk yang susah itu takut gue di gorok sayang"

"Ini kamu gamau masuk atau kita udahan aja"

"Aelah lemah banget aku kalo kamu udah ngomong kayak gini"

"Aku disamping kamu terus kok"

"Janji?"

"Iyaaaaaa, bila perlu sekarang aku ambil tali nih"

"Ambil sana"

"Ck masih bisa bercanda ayo masuk"

"Lah yang ngajakin bercanda kamu duluan"

Dua manusia berbeda jenis kelamin mulai memasuki rumah. Seperti yang ditagih Sean. Ia ingin bertemu dengan lelaki yang berada di ponsel Rana.

"Kayaknya papi di atas, tunggu ya" Rana meninggalkan lelaki itu dan menuju kamar kedua orangtuanya.

Lelaki itu duduk di sofa ruang tamu sambil melirik sekitar.

"Bangsat tikus gede banget"

Lelaki itu sontak menoleh dan betapa terkejutnya tikus mungil berlari ke arahnya. Lelaki itu langsung naik ke atas sofa.

"Heh heh turun turun sepatu harga dibawah 1M dilarang naik"

Lelaki yang sedang memandangi kemana perginya tikus kini menoleh ke sumber suara. Mereka saling pandang.

"Heh turun"

Barulah lelaki itu turun dan mengusap - ngusap sofa bekas injakannya.

"Bintang Om" ucap lelaki itu sambil cengengesan.

Si Cadel & His FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang