e m p a t p u l u h t u j u h

3.1K 203 10
                                    

Tak disangka - sangka hari makin berlalu dan kini keluarga Sean sedang berada di dalam ruangan rumah sakit.

Aletta berhasil melahirkan bayi laki - laki. Kali ini wajahnya cetakan dari wanita itu. Senang bukan main. Dulu El lahir ia iri dengan Sean karena semua kemiripan berada di lelaki itu.

"Adeknya jangan diganggu Ellll" jengah sudah Sean menasehati El yang usil gangguin adeknya lagi tidur disamping Aletta setelah disusui.

"Gemes pi pengen El penyet penyet"

"Ck kamu ini jauh jauh dulu" Sean menyingkirkan El yang duduk dikursi dan beralih ia duduk disana.

"El Rana sini makan dulu oma beli nasi padang itu" Talia menyuruh kedua cucunya itu untuk berkumpul di ruang tengah dimana diruangan terdapat ruang untuk tamu.

Semua masih makan. Menyisakan diruang yang hanya dibentengi kaca hanya ada Sean, Aletta, dan Babynya.

Sean memegang tangan mungil anaknya yang berisi gelang dengan catatan yang tertera disana 'Laveron Nathaniel Wijaya'. Sean menoel pipi anak itu namun reaksinya membuat Sean melongo. Ia malah membuang mukanya dengan bibir yang terbuka dan mata yang tak terpejam sepenuhnya.

"Aku mencium bau bau kemiripan El disini" ucapnya sambil menatap anaknya.

Aletta terkekeh "Ngga papa biar rumah makin rame"

"Rame sih rame bapaknya yang stres"

Asik menggosipkan anaknya berbeda dengan ruangan sebelah. Mereka asik bergurau dan saling menjahili terlebih ada El, Aksa, dan Genta.

"Katanya El ga suka rendang" Aksa mengambil cepat rendang milik El yang sedang makan dan menaruhnya di piring Cilla.

"Woe sembarangan" hendak mengambil lagi namun malu. Untung Cilla mengembalikan rendang itu ke piring El.

Cilla mencubit pinggang Aksa "Jangan gitu orang lagi makan"

"Omelin kak omelin"

"Istighfar Aksa ganteng" celetuk Genta.

"Emang ga ada kalem kalemnya orang satu ini" ucap El.

Suasana ruang rawat Aletta begitu ramai namun bocah kecil yang baru datang ke dunia baru tak merasa terganggu sedikitpun. Dua hari setelah melahirkan Aletta sudah di izinkan pulang. Runahnya pun tak kalah ramai dengan suasana di rumah sakit kemarin. Warga silih berganti datang untuk melihat bayi yang dilahirkan Aletta.
"Ganteng ga sih pa?"

"Iya ganteng, kalo cetakan papa nanti juga ga kalah ganteng kok ma tenang aja"

"Yo makanya Jef buruan atuh bikinnya, ngadon mulu ga jadi jadi"

Perbincangan - perbincangan yang tak jauh tentang percalon bayian sudah menjadi topik utama ketika mereka menjenguk bayi Aletta.

Malam pun tiba. Sean dan Aletta sudah berada di dalam kamar. Meladeni bayi kecil yang sedang menangis.

"Kasi susu dulu sayang kasian babynya nangis ini" ucap Sean yang melihat Aletta membereskan meja yang penuh dengan buah - buahan.

Aletta buru - buru membersihkan tangannya dengan tisu basah dan mulai menyusui babynya.

"Pampersnya di toilet inget dibuang" ucap Aletta.

"Anak anak udah pada tidur kali ya kok pada sepi" ucap Sean setelah mengambil pampers bekas di toilet.

Bapak anak tiga itu membuangnya ke tong sampah setelahnya mendatangi kamar anak - anaknya.

"Dek?" Sean mengetuk pintu Rana.

"Adek lagi bikin tugas pi"

Sean membuka pintu dan menemukan Rana sedang tengkurap dengan laptopnya.

"Bikin tugas apaan kok yang keliatan film gitu"

Si Cadel & His FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang