————
⚠️typo tandai⚠️
-
-
-Saat Ini Alarah sedang berada dibalkon kamarnya dengan melihat pemandangan Malam Yang begitu Indah Sambil merenung Memikirkan MasalahNya
"Ara Kangen banget sama Bunda.."Gumam ara dengan Menatap langit malam yang indah dengan dihiasi bintang-bintang yang berada disisi Bulan
"Ara juga kangen sama Ayah...Kangen semua Tentang Ayah bunda Saat Masih sama-sama Ara.."Ucap ara lagi dengan Meneteskan Air mata
"A-yah sama Bunda kenapa Ninggalin Ara Sendiri?A-ra Takut,Karna Gak ada ayah Bunda..."ucap ara dengan tangisanNya Memikirkan kedua Orang Tua Nya Sambil memandang langit malam dan merasakan Tiupan Angin malam Yang menyentu Kulit Bersihnya
"Apa Ara Telfon Ayah Bunda Aja"Tanya Alarah pada diriNya sendiri
"Tapi, Kaya Nya ayah sama Bunda udah Tidur,Tapi Ara kangen banget"Ucap Alarah
Setelah perdepatan Antara pikiran dan hatiNya akhirNya ara memutuskan untuk Menelfon BundaNya terlebih Dulu,Karna dia tau ayahNya belum pulang jika masih jam Tujuh Lewat dan Arapun melangkah masuk kekamarNya untuk mengambil hanfphoneNya setelah Alarah mengambil handphonenya dia kembali kebalkon kamarNya dan langsung Menekan Nomor BundaNya,Tetapi tidak diangkat BundaNya Tetapi Alarah tetap berusaha Sehingga panggilanPun tersambung"Hallo ara,Ada apa..?"ucap Bunda Alarah disebrang sana ketika sambungan Telfon tersambing
"Hallo bunda,Bunda Apa kabar?"
"kabar bunda baik,Ada apa kamu nelfon bunda malam-malam"
"Gak ada apa-apa Kok Bunda,Ara cuman kangen aja sama bunda"
"Hmm kirain Ada apa,kamu Ini gangu waktu istrahat bunda saja "
"maaf bunda,Klo ara gangu waktu Istrahat bunda,Tapi ara Cuman Pengen Denger suara Bunda,SoalNya ara Kangen banget sama Bunda"Ucap Alarah Girang saat berbicara dengan bundaNya melalui sambungan Telfon
"Udah sekarang Matiin,Kamu juga udah denger suara bundakan"
"Hmm..Iya bun,Maafin Ara"
"Hmmm..."
Tutt..
Panggilan TelfonPun terputus Dengan sepihak.Alarah memandang Handphonenya dengan perasaan Sedih.Padahal dia Ingin bercerita Banyak dengan bundaNya. tetapi,sepertinya bunda hari ini terlalu cape.Dan kini Alarah kembali menghubungi seseorang tetapi bukan bundanya melainkan AyahNnya.karna dia juga ingin memberitahu tentang kejadian tadi siang Saat arin menghinanya didepan banyak orang. pangilanpun tersambung."Hallo ayah,Apa kabar"
"kabar ayah baik,ada apa kamu nelfon ayah malam-malam seperti Ini,kamu kan tau jika ayah banyak kerjaan Jam segini"
"Eh maaf yah,Klo Ara gangu waktu Jam kerja ayah,tapi ara Nelfon ayah,Karna Ara kangen Sama ayah,Ayah Kangen Gak sama Ara..?"ucap Alarah sedikit sedih tetapi juga senang mendengar suara ayahNya
"Hala,tidak Usah banyak alasan,Ayah tau kamu nelfon ayah karna minta Uang kan"ucap ayah Alara dengan Nada Tinggi Tetapi,gadis itu tetap Menguatkan hatinya mendengar Nada bicara ayahnya Yang meninggi kepadanya
"Gak kok yah,Ara Nelfon Ayah Karna Kangen Sama ayah,Bukan Karna Minta Uang"ucap Alarah dengan menahan Bendungan Air mataNya yang siap terjun
"Tidak usah banyak alasan..!karna memang kamu menelfon hanya Ada perlu saja,Dan mulai sekarang jangan perna Menghubungi ayah lagi..!
Tutt....
Panggilan kembali terputus dengan sepihak.dengan akhir perkataan Ayahnya dengan nada meninggi.Bendungan Air mata yang sedari tadi Alarah tahan Kini Sudah Tidak Bisa ia Tahan Untuk Turun Dan membasahi Pipinya.
Hati Alatah begitu Sakit.Mendengar Nada bicara ayanya padanya dan juga menuduhnya.Anak yang mana Tidak merasakan sakit hati ketika Orang tuaNya membentaknya dan menuduh yang bukan-bukan.Hati Alarah begitu hancur berkeping-keping bagai Gelas kaca yang dibanting dilantai dengan perkataan ayahnya. cinta pertamanya dan juga patah hati pertamanya.padahal Alarah selalu menelfon ayahnya Setiap saat tetapi ayahnya selalu menggabaikan panggilanNya"ke-napa Ayah marah sama Ara?Ara cuman pengen bilang,Klo ara kangen sama Ayah.."Ucap Ara dengan Tangisan
"Emang Salah. Klo ara Kangen sama Ayah? Ke-napa Ayah Bentak A-ra"Ucap Ara dengan penuh rasa kecewa
"Kenapa Ayah lebih sayang sama Kak Arin yah.Kenapa Ayah beruba Sama A-ra.Kenapa Ayah gak pernah Sayang lagi sama Ara lagi.Kenapa Yahh...Kenapa Yahh...Akhh.."ucap Ara Dengan tangisan Pilu dan rasa kecewa Menjadi satu dalam Perasaan Ara Dimalam Hari Yang Indah
"Hikss...Akhhh.."Isakan Ara bersamaan dengan ringisan Kesakitan.
Ara Memegang KepalaNya yang berdenyut sakit,Penglihatan Arapun Mulai Rabun dengan beriringan denyutan sakit kepalaNya"Akkhhh..ss..sakitt...Ara Gak kuat"isakan Ara menahan Rasa sakit dengan Mata Yang Mulai terpenjam Dan AkhirNya Tubuh AraPun Tumbang Kelantai...
Dan Saat Bi Inah masuk Kedalam kamar Alarah Untuk Membawakan Susu hangat.tetapi Nihil,Alarah tidak Berada disana,Dan Bi Inah Pun Melangakah kearah balkon Dan terkejut ketika Melihat Alarah Yang Tak sadarKan diri
"Astaga Non Ara..."Ucap bi inah penuh Kekhawatiran
"Non...Non Ara bangun atuh,"
Bi inah pun membalikKan tubuh Alarah dan kembali Khawatir Melihat wajah Alarah yang sangant pucat.
Dan bi inah pun mengambil handphone yang berada digengaman Alarah dan menelfon Seseorang,Dan tidak lama panggilanpun tersambung"Ada apa lagi Ara..!Ayah sudah Bilang jangan menelfon Ayah lagi..!"ucap Ayah arah disebrang sana dengan Marah
"Maaf Tuan,Ini Bukan Non Ara..."Ucap bi inah pelan
"Lalu Dimana Ara..?Apa Ara meminta Bibi Untuk Menelfon Saya Ingin meminta Uang..!Hah!"ucap ayah ara lagi dan mengirah jika bi ina disuruh Ara untuk MenelfonNya Memintakan Uang
"bukan Tuan,Bibi Gak Disuruh non Ara,Cuman,Eee Anu tuan "Ucap bi inah pelan Dan juga binggung
"Bicara dengan Baik,Saya tidak banyak waktu Untuk masalah tidak penting..!" ucap ayah Alarah lagi dengan bentakan
"Non Alarah Pingsan Tuan"Ucap Bi inah To the Poin
"Anak Saya Kenapa Bisa Pingsan..?Dia Pingsan Dimana..?Bilang sama sayaa.."Ucap Ayah Alarah dengan nada khawatir Ketika Mendengar Alarah Yang jatuh pingsan
"Saya Gak tau Non Ara Pingsan Karna Apa tuan,saya Tadi masuk Kamar Non Ara untuk Membawa susu Hangat,Tapi Non Ara Gak Ada DikamarNya,Tapi saya Terus Cari Non Ara,Dan ternyata Non Ara dibalkon kamarNya Tuan,Dan dia ternyata tidak sadarkan diri,saya binggung,Jadi saya Nelfon Tuan "Jelas Bi inah Dengan panjang kali lebar
"Saya Akan kesana,Kamu jangan kemana-mana, Sebelum Saya datang "Ucap ayah ara dengan Nada yang begitu khwatir
"Baik Tuan.."
Tutt...
Panggilan Pun terputus secara sepihak,dan Bi inah kembali melihat keara Alarah yang tak sadarkan diri"Non Ara,Harus kuat Yah.."Ucap Bi inah Pelan Dengan mengelus pelan Rambut Alarah
Dengan perasaan sedih ketika melihat Anak majikanNya tak sadaarkan diri,Bi Inah Begitu menyayangi Ara,karna Dialah yang merawat ara dari kecil hingga tumbuh menjadi Gadis yang Cantik Dan baik,Bi inah juga merasa kasihan dengan Kehidupan Alarah,Walau terlahir dari keluarga yang kaya raya tetapi ara sama sekali Tidak perna Mendapatkan kasih sayang dari kedua Orang tuaNya,Orang tua Nya yang begitu Gila Akan perkerjaan,Bunda Alarah yang sibuk dengan ButikNya sehingga tidak perna Memberikan Perhatian serta kasih sayangNya Untuk Anak GadisNya dan juga Ayah Ara seorang CEO Yang terkenal Dengan Kekayaan Serta perusahan yang besar,Juga Begitu Lalai dengan PerhatianNya untuk anak GadisNya sehingga membuat keluarga mereka menjadi hancur dan berakhir dengan perceraian.
Sehingga membuat Dampak negatif Kepada Alarah,Anak yang dulu begitu ceria Dan juga sangat bahagia Kini menjadi Anak Yang sangat pendiam,Bukan Hanya itu saja Dampak dari Perceraian Kedua Orang TuaNya,Alarah Kini Sangat jarang untuk makan dan sangat suka mengunci diri didalam kamar dan kini menderita Penyakit Yang sangat mematikan.-
-
Jangan lupa selalu hargai penulis dengan cara vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Alarah
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA YA PREN ! ) Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Alarah Maheswari. Kehidupannya yang dahulu kalah bahagia harus mengalami jungkir balik karna perpisahan kedua orang tuanya. Saat kedua orang tuanya berpisah lalu...