38

1.5K 219 12
                                    

Inilah beberapa potret yang di duga sebagai ibu kandung dari putra Lee Taeyong.

Seorang perempuan tengah terlihat bersama putra dari pewaris tunggal Lee Taeyong.

Bermarga Kim sosok wanita yang menjadi ibu kandung putra dari perwaris Lee, di nilai tidak pantas oleh netizen karena memanfaatkan keadaan.

Model Kim mengatakan jika hubungan dengan Lee Taeyong telah kandas oleh pihak ketiga.

Model Kim mengatakan jika hubungan dengan Lee Taeyong telah kandas oleh pihak ketiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Doyoung segera turun setelah mobilnya sampai di kediaman Lee Taeyong. Pria itu dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pagi-pagi sekali ia telah melihat headline berita berisikan tentang Taeyong dan Jennie serta putra mereka. Bahkan seluruh berita mengenai foto Jennie memuncaki trending di berbagai situs.

Akibat berita itu juga beberapa investor menarik saham mereka. Berita ini jelas-jelas memperburuk keadaan apalagi di duga jika Taeyong bermain belakang dengan wanita lain, itu didukung dengan pernyataan Jisoo.

Di kantor perusahaan sudah banyak wartawan yang ingin meliputi berita itu. Dan juga di kediaman Tuan besar Lee Jong-suk dan untungnya mansion yang Taeyong tepati sekarang tidak ada wartawan, tapi untuk berjaga-jaga Doyoung jelas menyiapkan sebagian besar pengawal dan juga melarang Taeyong untuk pergi ke kantor serta Yongjin yang telah ia antar tadi terpaksa ia menyuruh pengawal untuk membawa putra Taeyong itu kembali ke kediaman Taeyong untuk tetap bersama-sama di dalam mansion.

"Tuan muda?"

"ke ruangan ku sekarang." Doyoung mengikuti Taeyong.

"Bagaimana mereka bisa tahu soal Jennie, siapa yang memberi tahu mereka?"

"Itu sedang di selidiki Tuan muda."

"Kau tahu foto itu saat Jennie dan Yongjin ada di mansion ini Doyoung?! Artinya disini ada yang berkhianat denganku!" Geram Taeyong. Bahkan buku-buku jari pria itu memutih.

"I-iya, saya akan menyelidiki itu."

"Secepatnya! Kau tahu jika wajah Jennie dan putraku tertampang jelas di sana? Bagaimana—ARGHH!"

"Tunggu apa lagi! Cari orang itu bawa dia kehadapanku!" Doyoung mengangguk. Pria itu mengerti apa lagi wajah Jennie dan Yongjin sudah menyebar, ini bisa saja di manfaatkan musuh-musuh Taeyong.

Taklama itu suara ponsel milik Doyoung berbunyi.

"Apa?!"

Doyoung menatap takut Taeyong. Pengawal yang menjaga kediaman apartemen Taeyong mengatakan jika beberapa wartawan juga ada di sana. Dan juga kabar masuk Tuan besar Lee Jong-suk ke rumah sakit menambah berita yang tidak-tidak tentang Jennie dan Taeyong.

"Tambah lagi pengawal untuk kakek, jangan sampai kesehatannya kembali menurun. Dan biarkan kakek di sana sampai suasana kembali seperti semula." Ucap Taeyong setelah Doyoung menjelaskan situasi yang ada.

"Jadi Tuan besar belum bisa kembali hari ini?"

"Iya! Kau mau kakek ku di kelilingi paparazi sialan itu!" Doyoung menggeleng. Padahal hari ini seharusnya Tuan besar Lee Jong-suk sudah pulang.  "Maafkan saya Tuan muda,"

"Lalu bagaimana dengan mereka?" Tanya Taeyong.

"Kun sedang mencoba berdiskusi dengan mereka, tapi nampak semua tidak hadir dan tetap ingin menarik modal mereka." Jelas Doyoung.

"Tetap bujuk mereka mempertahankan saham mereka. Aku memiliki rencana. Dua hari lagi siapkan semuanya aku akan melakukan pers resmi. Dengarkan baik-baik,"

"Apa itu?"



Jennie terbangun saat hari mulai sore. Ia mendudukkan tubuhnya di ranjang. Tubuhnya benar-benar tidak nyaman. Pagi tadi setelah Taeyong mengantarkannya ia kembali tertidur. Tenggorokannya terasa kering dan juga ia merasa tubuhnya tidak nyaman. Ia sejak pagi tadi Jennie belum membersihkan badannya karena tertidur dan baru bangun saat sudah sore seperti ini.

Ketika sedang menegak air minum, pintu terbuka dengan cepat. Yongjin masuk dengan cepat ke kamar dan berlari menghampiri Jennie.

"Mama!" Yongjin memeluk Jennie.

"Kenapa sayang?"

"Mama tidurnya lama." Yongjin mengerutkan bibirnya.

Jennie yang memeluk putranya. "Maafkan Mama ya sayang,"

"Mama.. saat di sekolah paman-paman itu bilang Yongjin di suruh pulang.." Jennie mengkerut kening. Paman-paman? Apa pengawal Taeyong?

"Kenapa Yongjin di suruh pulang?" Tanya Jennie. Yongjin mengangkat bahu tidak tahu lalu mengeleng.

"Tapi Papa bilang Yongjin harus libur dulu." Jawab Yongjin.

"Libur?"

Cup.

Yongjin mencium pipi Jennie. Lalu turun dari ranjang Jennie. "Yongjin mau makan dulu. Tadi Miji-imo bilang Yongjin harus makan setelah  bertemu mama."

Yongjin menutup pintu kamar Jennie kembali.

Setelah kepergian putranya, Jennie memutuskan untuk mandi. Biar lah nanti dia bertanya kembali pada Yongjin atau pada Taeyong alasan pria itu meliburkan Yongjin. Badannya terasa lengket setelah hampir seharian belum menyentuh air.

Jennie menghidupi shower, pancuran air mengalir membasahi tubuhnya. Beberapa hari belakangan ini keadaan tubuh Jennie memang kurang fit di akibatkan demen menyerang tapi untung setelah beristirahat cukup keadaan tubuhnya sudah mulai membaik. Juga suaranya sudah kembali normal tidak seperti kemarin yang terasa sangat sakit.

Menikmati air yang mengalir membasahi tubuhnya, Jennie tidak menyadari jika Taeyong telah masuk dan berada tepat di belakang wanita itu.

Jennie terkejut setengah mati ketika ia berbalik mendapati Taeyong di hadapannya. "Taeyong..." Cicit Jennie. Wanita itu semakin mundur ketika Taeyong semakin mendekat ke arahnya.

Taeyong menyusak air yang mengenai kepalanya, pria itu juga ikut mandi di bawah guyuran shower yang masih menyalah. "Yongjin yang mengatakan padaku bahwa kau telah bangun Jennie," Jennie langsung tersadar. Ia segera memalingkan wajahnya.

Kenapa Taeyong selalu membuat Jennie terpesona? Wajah Jennie memerah ia yang menyadari bahwa tubuh polos segera berusaha menutupi tubuhnya dan berusaha untuk menghindari Taeyong.

"Jennie.."

Taeyong menatap Jennie berusaha membuat Jennie menatapnya. "Kenapa kau disini Taeyong? Keluar aku mau mandi.." ucap Jennie tanpa melihat Taeyong.

"Aku juga ingin mandi Jennie. Mandi bersama mu," Taeyong menarik dagu Jennie agar wanita itu menatap matanya.

"Ap—" belum sempat Jennie menjawab Taeyong telah menjatuhkan bibirnya di atas bibir Jennie. Mencium bibir itu dengan lembut. Pangutan Taeyong semakin cepat dan kasar, Jennie sampai memegang kuat kerah kemeja Taeyong yang telah basah.

Sedangkan salah satu tangan Taeyong memeluk pinggang Jennie erat, tidak membiarkan wanita itu menjauh darinya.

Jennie mengatur napasnya dengan mata yang setengah tertutup ketika Taeyong melepaskan ciumannya. Taeyong menatap Jennie memberikan kecupan basah pada bibir Jennie. Ia benar-benar menginginkan Jennie sekarang untuknya hanya untuknya.

—to be continued.

Unbearable Heartache  [ Lty×Kjn ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang