—
Jennie berdiri menatap batu nisan itu dengan sedih. Semalam ia sudah mengetahui kehidupan Taeyong dan ibunya dulu. Sungguh, Jennie sungguh mengesalkan karena sempat meminta ibunya untuk menikah dengan ayah Taeyong. kalau tahu ternyata Paman Jaejoong memiliki istri dan anak, Jennie tidak akan pernah meminta itu pada ibunya.
Rasanya Jennie ingin memukul mulutnya kecil itu dulu mudah sekali merengek minta ayah seperti Paman Jaejoong.
Dulu saat Paman Jaejoong sering ke tempat tinggal mereka, Jennie kecil sangat senang entahlah Jennie pikir ia memiliki seorang Paman yang perhatian dengannya dan ibunya. Tapi ibu Jennie, sungguh berbanding terbalik dengannya. Jesica selalu berperilaku berbanding terbalik dengan Jennie, Jesica enggan menerima kehadiran Jaejoong.
Bahkan ibu Jennie sempat berkata kasar dan marah dengan Paman Jaejoong. Jennie kecil yang tidak mengerti apa-apa malah kesal dengan ibunya, kenapa ibunya jahat dengan Paman Jaejoong yang selalu baik pada mereka? Jennie saat itu benar-benar tidak tahu.
Ibu Jennie selalu membujuk Jennie agar tidak dekat-dekat dengan Paman Jaejoong. Jennie kecil jelas marah dengan ibunya bahkan ia mengacuhkan ibunya berhari-hari saat itu. Sungguh, mengingat itu Jennie sungguh sangat amat menyesal. Jika boleh Jennie ingin kembali ke masa itu dan menuruti ibunya. Dan tentu dengan bilang kepada Paman Jaejoong jika Taeyong sangat membutuhkannya di banding dirinya.
Jennie menangis duduk bersimpuh di dekat batu nisan itu. Tangisan ini tidak ada bandingannya dengan tangisan ibu Taeyong dulu, tapi Jennie dari hati terdalam meminta maaf semuanya.
"Nona..!" Bibi Jung —ibu Miji yang bertugas membersihkan mansion ini, segera menghampiri Jennie. Ia tadi sempat khawatir melihat Jennie tidak ada di kamarnya.
"Nona," bibi Jung memeluk Jennie.
"Maaf." Hanya itu yang Jennie sebutkan berulang kali.
"Nona.."
"Maafkan aku. Maafkan ketidaktahuan ku dulu.." Bibi Jung mengangguk. Bibi Jung sudah mendengar cerita dari pandangan Jennie. Sebenarnya wanita ini tidak sepenuhnya salah. Dia juga telah banyak menanggung beban saat Tuan muda pergi meninggalkannya dulu.
Bibi Jung mengangguk, ketika Jennie terus meminta maaf kepadanya dan kepada makam ibu Taeyong, bahkan jadi wanita itu enggan pergi dari makam ibu Taeyong.
Hari sudah semakin sore dan hujan mulai turun. Jennie bahkan masih betah bersikukuh duduk bersimpuh di sana, sembari menangis dan meminta maaf pada nisan ibu Taeyong.
Sejak pagi wanita itu belum sama sekali menyentuh makan. Bibi Jung sangat khawatir apalagi hujan semakin deras mengguyur tanah. Tapi Jennie enggan beranjak dari sana.
"Nona!" Pekik Bibi Jung ketika Jennie tiba-tiba ambruk saat wanita itu ingin berdiri.
•
•
•"Taeyong?"
"Hm,"
"Setelah kau tahu apa kau akan tetap menyalahkan Jennie?" Tanya Kakek Lee Jongsuk.
"Apa maksud Kakek?"
"Kau tahu mereka tidak pernah menikah. Kau—"
"Tapi ibu Jennie yang membuat ibuku hancur!" Serang Taeyong. Lelaki itu enggan sekali membahas masalah itu lagi dan lagi sejak Kakeknya sadar dari koma.
"Kakek tahu. Ini semua salah ku yang menjodohkan Ayahmu dengan ibumu."
"Kau tidak salah. Yang salah anakmu dan ibu Jennie!"
"Dia ayahmu Taeyong." Sanggah Lee Jongsuk.
"Baiklah jika itu katamu. Lalu bagaimana Jennie? Wanita itu tidak berhak mendapatkan hukuman yang bahkan tidak pernah ia lakukan,"
"Dia putri Jesica."
"Lalu? Di tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah Ayahmu nak."
"Apa Kakek akan terus membela Jennie?"
"Apa kau mencintai Jennie?" Tanya tiba-tiba Jongsuk tanpa menjawab pertanyaan Taeyong tadi.
"A-apa!?" Taeyong melototkan matanya. "Tidak. Aku tidak menyukai Jennie. Aku membencinya!"
"Apa maksud kakek?!"
"Baiklah jika kau tidak menyukainya kenapa kau malah membuat Jennie kembali? Dengan alibi mengambil Yongjin darinya,"
"Yongjin putraku!"
"Dengan begitu kau malah membuat Jennie semakin dekat denganmu. Jika kau membencinya kau tidak akan menjalin hubungan dengannya. Kau bahkan bisa menghancurkan Jennie tanpa sisa saat itu. Tapi tidak, kau bahkan membiarkan gadis itu. Bahkan sekarang ada Yongjin di antara kalian."
"Jika kau benar membenci Jennie tidak ada Yongjin di antara kalian dan mungkin juga Jennie tidak akan ada di dalam mansion mu itu."
—to be continued..
Nggak tahu ah.. bingung sama alurnya.. pokonya gitu. Hehehe..
Excited gak si sama RFL :( udahlah nggak berharap lagi sama Main Rapper Jennie.. tapi pas bagi Ijennnnnn~ nyantol di cuping gue hehehe....
Pas bagian lalalala si Rosie Posie.. vibersnya kaya fiala dunia njirr maaf mbak oje :*)
Btw gue males berurusan sama model solo stan atau apalah itu tapi kalau bawa² orang tua. jadi sensitive anjirrr. Ini nggak usah kalian balas. Cukup report aja! Rasa ingin mencekik ini anak melonjak dratis.. entar ni anak kalau nggak ada bapak nangess.. Pakek acara ngatain gak punya bapak lagi. Emang ya belum merasa dia kehilangan.. semoga mental ini anak kuat. Gue takut malah balik kedia anjirr..
Report aja yang punya Twitter! Saya sangat sensitif kalau bawa orang tua..
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbearable Heartache [ Lty×Kjn ]
Fiksi Penggemar[ END ] WALAUPUN SUDAH SELESAI DIHARAPKAN UNTUK VOTE BAGI YANG BELUM VOTE!!! Kim Jennie harus menelan rasa pahit itu kembali ketika dirinya kembali ke kota Seoul -kota kelahirannya, di mana ia kembali bertemu dengan pria yang telah menghancurkannya...