40

1.7K 213 25
                                    

"Jennie, kau sudah bangun?" Seorang wanita datang menghampiri Jennie yang masih menyesuaikan kesadarannya.

Wanita itu segera menaruh nampan yang berisi makanan untuk Jennie di tempat meja nakas samping ranjang. Lalu membantu Jennie untuk duduk. "Pelan-pelan." Ujarnya.

"Ini minum dulu," ujarnya sembari memberikan Jennie segelas air. Jennie menegak air minum dengan pelan.

"Kau tidur hampir enam jam," lanjutnya.

Jennie menatap wanita itu. Wanita itu tersenyum. "Kau tidak ingat aku?" Ucapnya dengan percaya diri. "Sebelum itu aku ingin mengucapkan terima kasih, berkat kau dulu anak ku sekarang sudah sehat. Oh iya namaku Sejeong, waktu itu kita tidak sempat berkenalan dengan baik."

Jennie menyambut uluran tangan itu dengan baik. "Anakmu tampan juga hehe hm.. bagaimana kita—"

"Sejeong!" Doyoung tiba-tiba berdiri di depan pintu masuk kamar Jennie. Doyoung menatap terkejut jika Sejeong istrinya duduk di tempat samping Jennie. Dikamar Jennie dan Taeyong.

"Apa yang kau lakukan? keluar sekarang!"

"Sejeong. Keluar!"

Sejeong mengerucutkan bibirnya, kesal dengan tindakan Doyoung. "Aku kan ingin mencoba berteman dengan Jennie," Sejeong mencebik kesal. Dan hanya Jennie yang mendengar itu.

Jennie menatap Sejeong sebentar lalu Doyoung. "Tidak apa-apa Doyoung, biarkan Sejeong disini."

"Apa?!" Doyoung jelas terkejut mendengar perintah Jennie. Bagaimana kalau Taeyong tahu jika ada orang lain yang masuk ke dalam ruang pribadi dan itu adalah Sejeong istri. Astaga.. istrinya itu mencari masalah saja. Padahal tadi Sejeong sudah berjanji akan menuruti Doyoung dan tidak akan berbuat yang macam-macam seperti ini.

"Tapi Nona— Dia—"

"Sejeong tidak akan berbuat macam denganku? Kau percaya dengan istrimu kan?"

"Tapi—ah Sejeong ingat apa yang aku katakan tadi?" Peringat Doyoung.

"Iyaaa... Aku ingat." Balas malas Sejeong.

"Aku titip Yena sebentar ya sayang!"

Doyoung mendengus kesal mendengar teriakannya Sejeong. Iya saat persiapan pernikahan tadi Doyoung mengajak istri dan putrinya menghadiri pemberkatan Taeyong dan Jennie. Doyoung pikir tidak ada kejadian dimana Jennie pingsan, ia pikir semuanya akan berjalan lancar apa yang Taeyong ucapkan tempo hari. Tapi ternyata pemberkatan yang di laksanakan siang ini harus batal.

Dan Sejeong yang mendengar itu langsung menghampiri Yongjin, memperkenalkan putri mereka pada anak Taeyong dan Jennie. Doyoung itu tahu apa yang ada dipikiran istrinya itu. Tiba-tiba saat ia kembali lagi ia tidak melihat Sejeong bersama Yongjin dan putrinya di ruang televisi. Ternyata Sejeong menghampiri Miji dan mengantikan Miji yang mengantarkan makanan pada Jennie.

Doyoung percaya Sejeong. Istrinya itu tidak akan berbuat macam dengan Jennie. Tapi tetap saja memasuki area pribadi Taeyong sangat ditentang. Dan pasti ada yang Sejeong inginkan dari Jennie. Seperti saat dulu ia meminta dirinya untuk pulang.

Doyoung harap Sejeong tidak melakukan hal yang aneh-aneh lagi.



Jennie berjalan keluar dari kamarnya. Setelah banyak bercerita dengan Sejeong tadi dia mengerti sekarang. Sebenarnya Jennie hanya takut entahlah perasaan saat dia mengandung Yongjin dulu kembali terasa. Jennie hanya takut orang-orang kembali mencemooh dirinya. Jennie benar-benar takut soal itu. Ia juga membayangkan bagaimana orang-orang yang tidak menerima Yongjin masuk di keluarga Taeyong apalagi dengan dirinya.

Unbearable Heartache  [ Lty×Kjn ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang