Update !
Notif masukan?
"Jennie, Disini!" Lisa berseru pelan, dengan satu kali menepuk tangannya.Jennie segera menghampiri Lisa.
"Kau darimana?"
"Aku kira kau sudah di kepung wartawan." Ujar Lisa mengebu-gebu sembari membawa Jennie masuk ke gedung pengadilan lewat jalur pintu belakang.
"Aku. Aku bertemu teman lama." Gumam Jennie.
"Apa?" Lisa bertanya. Soalnya ucapan Jennie tidak terlalu terdengar oleh Lisa.
"Lisa. Apa kau tahu Jisoo?" Tanya Jennie.
"Jisoo. Park Jisoo, maksudmu? Aktor tampan itu. Di Seoul banyak yang bernama Jisoo. Jen. Yang lebih Spesifik."
Jennie mengeleng. "Bukan. Kim Jisoo. Tunangan Taeyong."
"Kim Jisoo, tunangan Taeyong?" Lisa tampak mengerutkan keningnya, berpikir. "Oh... Model cantik itu." Serunya seolah menemukan jawaban pertanyaan Jennie tadi.
"Kurasa mereka belum bertunangan Jen. Kudengar kabar dari orang kantor jika hanya Jisoo yang menganggap seperti itu. Tapi ada juga yang bilang jika Jisoo sudah mendapat persetujuan dari Tuan besar Lee."
"Ada apa dengannya, Jen?"
"Dia, dia memberikan ku bantuan melawan Taeyong."
Lisa berhenti lalu menoleh ke arah Jennie. "Apa kau serius? Itu sedikit aneh Jennie. Dia tidak dekat denganmu, kenapa dia berpihak padamu bukan pada tunangannya?"
"Aku serius Lisa, lagi pula itu tidak aneh kami pernah bersahabat waktu sekolah."
"Lalu kau menerimanya? Omg Jennie kau tidak curiga!" Lisa membulatkan mata tak percaya.
"Aku menolaknya."
"Entahlah Jen. Aku punya felling dia hanya memanfaatkan mu?"
"Dia tidak mungkin seperti itu, kami bersahabat Lisa." Jennie sedikit tidak terima dengan ucapan Lisa.
"Lalu kenapa kau menolak bantuannya?" Jennie terdiam. Dia tidak mungkin bilang jika Jisoo tidak menyukai Yongjin. Jennie tidak ingin Lisa berpandangan buruk tentang Jisoo. Bagaimanapun juga Jisoo masih sahabatnya.
"Jennie?" Lisa melentikkan jarinya di depan wajah Jennie. "Kau melamun?" Jennie mengeleng.
"Lalu kenapa kau menolak bantuan Jisoo?" Tanya kembali Lisa.
"Tidak ada. Aku tidak mau karena dia punya hubungan dengan Taeyong."
Lisa mengangguk. Lalu menarik Jennie menuju ruang sidang. "Taeyong mengambil ruangan ini. Dia tampaknya menjaga privasi." Ujar Lisa. "Semenjak berita itu muncul wartawan gencar mengejarnya dan juga kamu Jennie?"
"Oleh sebab itu, tadi aku sangat panik tidak bertemu denganmu. Pokoknya jangan sampai wartawan tahu, jika kau Jennie ibu kandung Yongjin."
"Lisa!" Lisa menoleh. Ten telah duduk di bangkunya.
"Ayo Jen? Ada yang ingin Ten bahas dengan mu, sebelum sidang di mulai."
•
•
•
Pintu terbuka Jennie, Lisa dan Ten kompak menoleh disana di ujung. Jaehyun datang. Jennie menyengit binggung.
"Jaehyun."
"Dia bilang dia temanmu Jen. Dia juga tau apa yang kau alami dulu. Beberapa hari yang lalu dia menemui Ten membahas masalah ini." Lisa menjelaskan.
"Sayangnya tidak ada bukti saat kau dipaksa Taeyong mengugurkan kandungan mu."
"Bagaimana dia tahu? Maksudku dulu hanya aku dan Taeyong yang tahu soal Taeyong yang memaksa ku mengugurkan kandungan." Jaehyun tergolong orang yang belum mengetahui soal ini pada saat itu.
Lisa mengakat bahu tidak tahu.
"Jennie. Maaf mengejutkan mu atas kedatangan ku. Dari hati terdalam aku meminta maaf atas tindakan Taeyong dari dulu sampai sekarang dia tidak pernah berubah."
"Aku tahu kau membencinya. Aku akan ada di pihak mu. Taeyong tidak pernah mau berdamai dengan masa lalu. Aku sudah membicarakan ini dengan Ten. Aku harap dia bisa menyampaikan suaraku nantinya, jika berguna."
Jennie mengangguk.
Hampir setengah jam berlalu, pintu kembali terbuka dua orang bersetelan jas hitam datang. Duduk di ujung berlawan arah dengan tempat duduk Ten berada.
"Keduanya itu juru bicara Taeyong. Dan yang terakhir itu adalah pengacara Taeyong." Ten berkata.
"Apa bisa begitu?" Lisa bertanya.
"Bisa. Taeyong sempat berbicara padaku, dia juga tahu jika aku membela Jennie," Lisa melotot matanya.
"Kau tidak berbelok pada dia 'kan..?" Lisa sedikit meninggi nada bicaranya.
"Tidak Lisa. Tenanglah aku sudah berjanji padamu untuk membantu temanmu." Ten kembali menjelaskan dengan sabar pada kekasihnya.
"Mungkin saja dia menyuapmu Ten. Agar berpura-pura mendukung Jennie tapi berpihak padanya,"
"Astaga babyy. Aku tidak seperti itu. Kami sudah di sumpah."
"Awas saja, kalau sampai kau terbukti seperti itu. Jangan harap kau bisa menikah dengan ku. Kau akan melihat aku menikah bersama pria lain. Iyakan Jaehyun." Lisa mengapit lengan Jaehyun.
Ten dengan cepat melepaskannya. "jangan seperti itu Lisa. Aku sudah berjanji dengan mu. Aku bukan pria pengingkar janji."
"Iya-iya tahu. Aku bilang semisalnya kau berbohong."
—to be continued.
*kalau sempat aku bakal update waktu dekat. Jika sempat ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbearable Heartache [ Lty×Kjn ]
Fanfic[ END ] WALAUPUN SUDAH SELESAI DIHARAPKAN UNTUK VOTE BAGI YANG BELUM VOTE!!! Kim Jennie harus menelan rasa pahit itu kembali ketika dirinya kembali ke kota Seoul -kota kelahirannya, di mana ia kembali bertemu dengan pria yang telah menghancurkannya...