14

1.7K 203 34
                                    

.

Diduga bahwa pewaris tunggal perusahaan Lee,  telah memiliki seorang putra berusia ± 4 tahun.

Mengenal Lee Taeyong, orang terkaya di korea.
Dan bukti jika dia telah memiliki seorang anak laki-laki.

Jisoo mendengus kesal, membaca portal berita yang sedang menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo mendengus kesal, membaca portal berita yang sedang menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga korea.

Hampir dua minggu di berada di New York karena urusan pekerjaannya sebagai model. Ketika sampai di Apertemen miliknya ia dikejutkan dengan berita sampah yang membuat harus segera menemui calon tunangannya. Siapa lagi kalau bukan orang ada di portal berita tersebut.

Ia ingin memastikan berita itu. Jisoo berharap jika itu bukan lah Taeyong. Ia sangat berharap jika berita tidak benar.

Jauh di lubuk hatinya, tidak terima jika Taeyong sudah memiliki anak, terutama anak dari perempuan lagi yang bukan dirinya. Jisoo tidak bisa membayangkan jika dia menjadi istri Taeyong dan mengurus anak orang lain yang bukan darah dagingnya. Ia sangat tidak terima itu. Dia hanya mencintai Taeyong tidak yang lain.

Mobil Jisoo telah sampai di mansion keluarga Lee. Ia tadi menghubungi kakek Taeyong, menanyakan soal keberadaan lelaki itu. Ternyata Taeyong telah tinggal selama seminggu disana.

Sebelum Jisoo turun. Ia mengatur ekspresi wajahnya terlebih dahulu. Mencoba tersenyum walaupun hatinya terus menolak. Dan untung ia jago dalam urusan berakting.

"Kakek," Jisoo menghampiri lelaki tua yang duduk di sofa.

"Jisoo. Kau pasti ingin memastikan berita itu kan. Apakah Taeyong tidak memberitahu, sebelumnya?" Jisoo mengeleng.

"Ah, cucuku itu. Kapan dia akan berubah,"

"Jisoo, ada yang ingin kakek sampaikan?"

"Apa itu kakek?" Tanya Jisoo sedikit penasaran. Ia harap itu menguntungkan dirinya.

"Tapi sebelum itu, apakah kau ingin melihat cicitku? Putra Taeyong. Dia sangat mirip dengan Taeyong saat kecil."

Jisoo mencoba tersenyum lembut lalu mengangguk antusias. "Iya, aku ingin melihatnya. Aku kemari 'kan ingin melihat calon anakku."

Jisoo dan Kakek Taeyong telah sampai di salah satu kamar. Terlihat jika Yongjin masih terbaring di atas ranjang dengan gambar Iron man.

"Dia sedang masa pemulihan. Seminggu yang lalu dia sakit, Taeyong sangat protektif pada putranya."

"Jika kau ingin melihatnya. Kakek harap jangan membuatnya terbangun, dia baru saja istirahat. Kalau begitu kakek tinggal sebentar."

Jisoo menatap anak laki-laki itu dengan kosong. Sejujurnya rencana yang sudah ia siapkan sejak lama hancur karena kehadiran bocah laki-laki ini.

Wanita itu berjalan mendekat ke arah Yongjin yang tertidur. Duduk di sisi samping. Jisoo berusaha menyentuh pipi Yongjin sebelum sebuah tangan menyentaknya dengan kasar.

Jisoo menoleh ke arah seseorang yang berani menyentak tangan dengan kasar. Ketika ia menoleh ia mendapati wajah Taeyong menatapnya dengan tajam dan marah. Tanpa aba-aba lelaki itu menariknya dengan kuat keluar dan menjauh dari Yongjin.

"Apa yang kau lakukan disini! Keluar dari rumahku sekarang!!"

"Taeyong, apa ini cara menyambut tunangan yang baru pulang dari Newyork? Aku bahkan bela-bela datang kesini untuk melihat calon putraku."

"Berhenti sok peduli dengan ku, Jisoo."

"Aku peduli dengan mu Taeyong. Aku menerima —"

"Jangan guna putraku. Sampai kapanpun aku tidak akan menerima mu."

"Aku menerima mu Taeyong, aku mencintaimu. Tidak bisa kau melihat aku tulus padamu," Jisoo memeluk Taeyong dengan air matanya mengalir.

Taeyong yang geram dengan sekali hentak mendorong Jisoo ke depan. Sehingga membuat wanita itu jatuh ke belakang dan untungnya kakek Taeyong datang dengan cepat, sehingga Jisoo tidak jatuh.

"Taeyong! Bisakah sedikit saja tidak kasar terhadap wanita!" Kakek Taeyong membantu Jisoo lalu meneriakkan cucunya dengan kuat. Tapi nampaknya Taeyong tidak peduli. Lelaki hanya tersenyum mengejek pada Jisoo.

"Wanita seperti dia harus tau batasannya,"

"Taeyong stop!" Kakek Taeyong berteriak. "Kalau begitu, perjanjian kita malam itu kakek batalkan. Kau akan tetap bertunangan dengan Jisoo!"

Taeyong melotot. "Apa kau becanda?! Aku sudah memenuhi keinginanmu untuk melihat putraku, membawa kemari dan tinggal bersama mu. Kau! Kau sama saja dengan anak sialanmu itu!"

"Taeyong dia ayahmu!"

"Terserah."

"Yang pasti aku tidak akan mengikuti keinginan gilamu itu lagi." Taeyong pergi meninggalkan kakeknya yang terlihat marah dengan kata-kata yang di lontarkan Taeyong.

"Taeyong!"

"Kakek, aku baik-baik. Tidak apa-apa, jangan memaksa Taeyong. Dia hanya sensitive karena aku menyentuh putranya."

"Apa kau baik-baik saja?" Jisoo mengangguk.

"Kakek bolehkan Jisoo bertanya, sebenarnya apa yang ingin kakek katakan?"

Kakek Lee menghela napas pelan. "Ayo kita duduk terlebih dahulu?"

Jisoo dan Kakek Lee telah duduk di salah satu sofa dan di temani teh yang baru saja di antar oleh pelayan.

"Jisoo maafkan Kakek soal ini. Malam itu Kakek mendapat kabar jika Taeyong memiliki putra. Kakek senang sekaligus kecewa karena Taeyong tidak memberi tahu apapun soal ia memiliki anak. Kakek mencoba menghubungi Taeyong, tapi nampaknya tidak mau Kakek mengetahui putranya. Kakek yang penasaran segera menghampiri Taeyong. Dan sudah pasti Taeyong menolak keberadaan kakek."

"Malam itu, Taeyong mengajukan perjanjian jika kakek berhenti menjodohkan dirinya denganmu. Dan sebagai gantinya dia dan Putranya akan tinggal bersama Kakek."

"Kakek .. aku mohon jangan menjauhkan ku dengan Taeyong. Aku sangat mencintai nya."

Kakek Lee mengangguk. "Kakek tahu, kau sangat mencintai cucu kakek. Maafkan kakek Jisoo."

"Aku sendiri yang akan membuat Taeyong mencintai ku. Aku mohon Kakek tetap mendukung ku untuk Taeyong." Kakek Lee mengangguk.

to be continued.

Unbearable Heartache  [ Lty×Kjn ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang