"Ingat! Jangan pernah jauh-jauh dari ku, tetap bersama ku, pokoknya kamu tidak boleh kemana-mana jika tidak bersama ku!"
Ilaria memutar matanya jengah, mengangguk pasrah mendengar penuturan Zeigler. Padahal bagaimana bisa Ilaria jauh-jauh dari kakaknya sedangkan tangannya saja diikat dengan tangan Zeigler.
Ia terlihat seperti anak ayam yang tidak boleh jauh dari sang induk. Beberapa saat lalu keduanya sampai di kampus dan langsung menjadi pusat perhatian, dan pasti keduanya sudah menjadi buah bibir panas di sana.
Ilaria tampil cantik dengan dress kuning cerah, topi berwarna senada juga flat shoes hitam dan sling bag berwarna putih, lalu rambut panjangnya di kepang samping.
Sebelumnya ada sedikit drama saat akan pergi, Zeigler dan Andre kembali berdebat dan tentu saja topik pembahasan ialah Ilaria sendiri.
"Kakak ada kelas pagi?"
"Tidak."
"Kakak punya teman?"
"Tidak."
"Kakak punya pacar?"
"Tidak."
Ilaria mendelik "tidak.. tidak.. tidak.. tidak!" Ejek Ilaria dengan bibir mengerucut, Zeigler terkekeh pelan melihat kelakuan adiknya.
"Kakak aku mau ice cream boleh?" Ucap Ilaria setelah duduk di kursi kafetaria kampus dengan Zeigler di sampingnya.
"Apa yang bisa kamu berikan sebagai imbalannya, hm?"
Imbalan? Selalu saja imbalan, tapi tak apa akan Ilaria lakukan "cium pipi!"
Zeigler terdiam "setiap 5 menit sekali!" Tangannya mengacung memperlihatkan kelima jarinya pada Ilaria yang di buat shock.
Ding!
[Kejiwaan anda terguncang, persentase stamina anda berkurang]
[Persentase stamina 39%]
Zeigler yang melihat keterdiaman adiknya tanpa tau malu mengecup pipi Ilaria "bagaimana? Ingin menolak ice cream hm?"
Dasar licik!!
Brakk!!!
"Hei Zeig, kenapa tidak memberi kabar pada kami jika sudah ada di kampus?!" Meja di gebrak dengan kencang membuat Ilaria mengejat kaget.
Tiga pria datang, "eh siapa ini?" Tanya Karel Anuradha, pelaku penggebrak meja.
Zeigler mendengkus, "adik!"
"Wooahhh!" Gamaliel Harahap, membuka mulutnya lebar "kenalin adik manis, nama ku Gamaliel panggil kakak Gama oke?" Gama mengulurkan tangannya namun di tepis kasar oleh Zeigler membuat Karel tertawa kencang.
Ilaria merasa tak nyaman apalagi pada tatapan seseorang yang duduk di depannya, pria yang sejak tadi diam tanpa bicara. "Ka-kalian temen kakak?"
Karel menjawab "iya dong!" Lalu mengenalkan dirinya "nama kakak, Karel bukan ikan lho ya..!"
"A-aku Ilaria. Em.. tapi katanya kakak nggak punya temen?" Ilaria di buat kebingungan dan menoleh ke arah Zeigler.
"Waahh keterlaluan kau!! Aduh hati ku sakit karena tidak dianggap keberadaannya oleh tuan muda D'Angelo!" Gama memegang dadanya penuh dramatis.
Zeigler yang jengah pun pergi membeli ice cream pesanan adiknya tak lupa membuka ikatan tali di pergelangan tangannya, Ilaria terdiam menatap mereka hingga saat keributan semakin menjadi yang diakibatkan ulah Karel dan Gama membuat Ilaria tertawa kecil.
"Ketawanya aja cantik apalagi mukanya!" Celetuk Karel.
"Mandang fisik kau!" Timpal Gama.
Tunggu, teman? Apakah ada bagian yang Ilaria lupa dalam novel? Kenapa Ziegler memiliki teman, bukankah Zeigler tak pernah memiliki teman?
"Je, kenalan sana!" Seru Karel melihat satu teman mereka yang hanya diam sedari tadi.
"Jeune!"
Deg!!
Ilaria mendongak, Jeune? Protagonis ke tiga sekaligus malaikat maut Lafitte!!
"Pesanan mu!" Mata Ilaria berbinar menatap dua cup ice cream di depannya "terima kasih kakak!" Dan mengecup pipi Zeigler di depan mereka, dan seketika lupa akan tokoh Jeune.
"Hm."
Ilaria membuka penutup ice cream tetapi tiba-tiba ia merasa gerah dan membuka topi yang dikenakannya. Zeigler merapikan anak rambut yang menghalangi.
"Ingat, setiap 5 menit sekali!" Ucap Zeigler yang dibalas anggukan.
Jeune yang awalnya ragu di buat tersenyum lebar saat melihat rupa Ilaria begitu terpampang jelas di matanya, cantik, satu kata yang terlintas di pikirannya.
"Jangan tatap adik ku seperti seorang predator, Jeune!" Zeigler menggeram kesal saat melihat Jeune menatap adiknya layaknya hewan buas yang tengah mengincar mangsanya.
Ding!
[Selamat kepada anda karena telah berhasil bertemu semua tokoh penting dalam novel "Sepucuk Surat untuk Mawar Hitam" poin karma didapatkan + peningkatan stamina]
[Poin karma : 230]
[Persentase stamina: 50%]
-■-
Skenario selanjutnya akan otomatis berjalan.
-■-|Quest|
Mencegah 3 kemalangan Lafitte Amora(0/3)
Ilaria mencoba tetap tenang dan tidak terkejut, sebuah quest? Setelah sekian lama dan lagi ini berhubungan dengan Lafitte, tetapi apa tiga kemalangan itu? Ugh, ayo ingat Ilaria-"Lima menit, Ilaria!"
Ilaria menoleh dengan mulut tengah mengapit sendok ice cream. "Sudah?"
Zeigler mengangguk, ia meletakkan sendok ice cream mengelap bekas manis di bibirnya lalu mendekat mencium pipi Zeigler yang mana membuat ketiga bahkan semua penghuni kafetaria menganga lebar.
Ilaria sih bodo amat dan lanjut memakan ice cream nya begitupun dengan Zeigler yang kembalu memainkan ponselnya.
Karel menoleh ke arah Gama lalu beralih pada Ilaria "ekhem.. adek cantik kok bisa sih jadi adeknya Zeigler, lebih baik jadi adek kakak aja ayok!" Ujar Karel dan diangguki Gama.
Jeune menyipitkan matanya, di bawah sana kakinya menginjak kencang kaki Karel yang memang tepat duduk di sampingnya.
"Owhh!" Ringisnya.
Zeigler sendiri mengguarkan aura membunuh pada Karel dan Gama yang seketika merinding dan berkeringat dingin. Ilaria yang tak mengerti apa-apa hanya mengendik'kan bahunya acuh.
"Kak Afi?!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Happy Ending for the Protagonist
Romance[COMPLETED] Arielle menyerah untuk hidupnya, tenggelam dalam kepasrahaan dunia yang sama sekali tak membiarkannya bahagia. Lalu kembali di permainankan oleh takdir yang membuatnya masuk ke dalam sebuah novel yang mana ia di berikan misi agar bisa me...