Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun!
Tak terasa ia telah menjadi Ilaria selama berbulan-bulan lamanya.
Bahagia yang sebelumnya ia dambakan datang secara perlahan... bahagia nya tak dapat di gambarkan hanya dengan kata-kata.
Bersyukur karena di beri kehidupan kedua, Ilaria hanya ingin bahagia nya tetap ada bersama Papah, Zeigler dan orang-orang yang selalu bersamanya.
Manor D'Angelo di hias sedemikian rupa begitu cantik, megah dan elegan. Penuh dengan warna pastel yang menawan dan sangat menggambarkan sosok cantik Ilaria, bungsu D'Angelo.
Dengan memakai gaun cantik berwarna baby blue serta rambut putih panjangnya yang di gerai serta di beri tiara cantik di kepala, Ilaria bagaikan seorang puteri dari negeri dongeng.
Para tamu undangan pun di buat kagum dengan paras elok nan cantik Ilaria.
"Papah! Terima kasih." Ilaria memeluk Andre erat.
"Kamu suka pesta nya sayang?"
"Hu'um! Lebih suka lagi karena Ila ngerayain nya bareng kalian semua!"
Senyum lebar Ilaria membuat Andre merasa terharu. Lahirnya Ilaria bertepatan juga dengan hari peringatan kematian istrinya, Jessica.
"Papah rindu Mamah?"
Andre menunduk "sangat rindu! Tapi, karena ada kamu, malaikat Papah... rindu papah ke Mamah sudah terobati."
Ya, semuanya telah usai.
Ia menatap Lafitte yang tersenyum ke arahnya, Ilaria jadi mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Ia mengetahui kenyataan tentang Lafitte yang ternyata mengulang waktu bertepatan dengan Ilaria yang masuk ke dalam novel
Beberapa hari yang lalu》
Ilaria tak tau kenapa tiba-tiba Lafitte datang ke rumahnya, "Ilaria!!"
"Lho kak Afi?"
Ilaria sedikit termenung "silahkan masuk kak."
Lafitte masuk dan Ilaria mempersilahkan duduk "aku kaget lho kakak dateng ke rumah ku." Ujar Ilaria senang.
"Kak?"
"Ila, kau tidak boleh dekat-dekat dengan Jeune!"
Hm?
Kening Ilaria mengkerut samar "aku nggak deket kok sama kak Jeje, kak Afi tenang aja."
Lafitte sedikitnya merasa tenang, "kakak kenapa? Kakak baik-baik saja kan?" Ilaria menatap khawatir Lafitte.
"Aku bermimpi buruk Ila~!" Lafitte menangkup wajahnya dengan kedua tangan.
"Aku bermimpi buruk tentang mu."
"Memangnya apa yang kakak impikan tentang ku?" Tanya Ilaria.
Lafitte menatap Ilaria "kau akan bernasib sama seperti ku!"
Deg!
Mata Ilaria melotot "ma-maksud kakak apa?"
"Kau akan di bunuh olehnya Ila maka dari itu menjauhlah dari pria gila itu mulai dari sekarang!! Jangan dekati dia karena aku tau dia sudah tertarik pada mu!!" Lafitte memegang erat pundak Ilaria.
"Aku tidak ingin nasib ku malah bertukar dengan mu, tidak~!"
Panik melanda saat Lafitte menangis Ilaria sendiri masih mencoba mencerna apa yang Lafitte katakan, apa tadi? Nasib nya tertukar?
Dugaan Ilaria yang berawal semu menemukan titik terang "kak... apakah ini kehidupan kedua kakak?"
"K-kau tau?"
Ilaria tak menjawab, "Ilaria kau tau bahwa aku mengulang kembali hidup ku?" Tanya Lafitte menggebu-gebu.
"Aku tidak tau."
"Ini bukan hanya sekedar tebakan kan?" Tatap Lafitte penuh selidik.
Kepala Ilaria menggeleng "kak Afi..." ia mengambil napas panjang "sebenarnya aku bukan Ilaria!!"
Apa lagi ini?!! Lafitte memalingkan wajahnya sejenak "maksud mu?"
"Aku mengetahui apa yang kakak alami, kehidupan bagai sangkar emas dan kematian kakak yang tragis di tangan kak Jeje!!"
Lafitte tak percaya ini, "aku bukan Ilaria. Kak Afi, kakak, Papah, dan semua orang di sini adalah tokoh dalam novel yang aku baca!" Ujar Ilaria.
"A-aku?" Novel?"
"Ya. Di novel itu berisi kisah hidup kakak yang akan mengalami kematian dan aku, Arielle menjadi Ilaria dan mencoba mengubah takdir kakak agar berakhir bahagia!"
Tak kuasa lagi Lafitte menahan tangisnya dia sudah kalah saat ini. "Hiks.. Ila kau...?"
"Maafkan aku sepertinya semuanya tidak berjalan sesuai-"
Greb!!
"Tidak Ila... tidak. Seharusnya aku yang meminta maaf pada mu, gara-gara kau membantu ku kau yang malah mengambil takdir ku. Jeune dan Max berbalik menyukai mu dan mereka pasti akan menargetkan mu!"
"Seharusnya aku yang meminta maaf Ila...!!"
Selanjutnya Lafitte bercerita tentang usahanya untuk merubah masa depannya namun berakhir gagal dan saat Ilaria muncul tiba-tiba takdirnya, masa depannya, berubah.
Begitu pun dengan Ilaria, ia juga menceritakan apa yang ia ketahui tentang Lafitte, kematian Jeremy dan kisah hidup Ilaria yang menyedihkan.
"Sekarang kita harus bagaimana?" Tanya Ilaria bingung.
Lafitte menautkan tangannya "bagaimana hubungan mu dengan Max?"
"Kami tidak memiliki hubungan apapun."
"Maksud ku bagaimana sikap Max?"
Ilaria mengangguk, "sifatnya jauh berbeda dengan Max yang di novel."
"Jeune?"
"Em... dia, aku tidak tau. Soalnya pertemuan kami hanya beberapa kali terjadi tapi, aku tau tatapan matanya berbeda saat dia menatap ku!"
Lafitte mengepal "itu dia! Mungkin saja bukan hanya aku yang berubah maksud ku... mungkin karena efek pengulangan waktu dan hadirnya kau menjadi Ilaria memengaruhi semua sifat mereka."
"Jadi... mungkin saja nasib kita berdua juga berubah. Kau tak akan menanggung takdir ku dikehidupan pertama."
Ilaria paham sekarang.
"Tapi... setelah aku mendapat kebahagiaan ku apakah kau akan kembali ke dunia asal mu?"
Ia mematung, iya juga ya... setelah Lafitte bahagia nasib nya bagaimana? Kan Arielle sudah mati tenggelam?
'Hei sistem apakah kau mendengar ku?'
'Aku rindu kamu lhoo~!'
Tak ada jawaban, ya karena sistem muncul di saat yang tak terduga. Muncul tiba-tiba tanpa di perintah.
Jadi... bagaimana nasibnya setelah ini?
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Happy Ending for the Protagonist
Romance[COMPLETED] Arielle menyerah untuk hidupnya, tenggelam dalam kepasrahaan dunia yang sama sekali tak membiarkannya bahagia. Lalu kembali di permainankan oleh takdir yang membuatnya masuk ke dalam sebuah novel yang mana ia di berikan misi agar bisa me...