Ilaria pikir ia sudah berhasil kabur dari Zeigler ternyata Ilaria salah. Zeigler mengejarnya dan tanpa permisi menariknya kasar, Ilaria kesulitan mengikuti langkah panjang kakaknya.
Berusaha berontak namun tidak bisa "lepaskan.. lepaskan!"
Ilaria tertegun sejenak, 'aku bisa bicara dan tidak di beri pilihan?' Herannya
[Selamat]
[Anda mendapat keistimewaan karena tindakan anda sebelumnya dan mulai saat ini tokoh Ilaria Nascha D'Angelo sepenuhnya dikendalikan oleh anda]
[Poin karma didapatkan!]
[Poin karma : 50]
Entah harus bersyukur atau marah Ilaria tak tau, matanya menatap punggung tegap kakaknya, ia meringis saat tarikan pada pergelangan tangannya semakin erat "ini.. sakit tolong lepaskan!" Ucapnya lirih.
Zeigler yang mendengarnya pun sontak berhenti berbalik dan mengangkat tangan Ilaria yang digenggamnya, terlihat bekas melingkar kemerahan akibat ulah nya sendiri.
"Sakit..!"
Hembusan napas kasar terdengar dan Zeigler sebagai pelakunya diam dengan mata menatap Ilaria tajam, "kemari, mendekatlah!"
Ilaria mendekat patuh walau hatinya ketakutan setengah mati, ia memekik kaget saat tubuhnya melayang Ziegler menggendongnya bridal dan sontak saja Ilaria melingkarkan tangannya pada leher Zeigler.
Rahang tegas, bulu mata panjang, alis tebal, mata tajam dengan kulit kuning langsat. Ilaria akui Zeigler adalah pria tampan- tidak sangat tampan, tapi ia merutuki sifatnya yang kejam tanpa ampun ketika sedang dalam mood yang buruk.
"Apa yang membuat mu berpikir untuk pergi dari Manor, Ilaria?!"
Deg!
Ilaria menipiskan bibirnya enggan menjawab "Ilaria jawab pertanyaan ku!"
"A-aku bosan dan ingin berjalan-jalan keluar!" Ucapnya pelan.
"Ke kampus ku? Kau tidak sedang berbohong bukan Ilaria?"
Kepala Ilaria mendongak dan bersamaan dengan Zeigler yang menunduk mata mereka bertemu "aku hanya ingin tau bagaimana suasana sekolah, maka dari itu aku ke mari" sial, alasan apalagi yang harus ia katakan jika Zeigler tidak percaya?!
"Baiklah, aku percaya!"
Ilaria terkejut, semudah itu? "Kalau be-begitu bisa kah kau menurunkan ku, ada tempat yang ingin aku kunjungi."
"Tidak!"
"Karena kau sudah di sini kau harus ikut dengan ku!"
Ada apa lagi ini? Tidak mau Ilaria tidak mau!!
Ilaria meronta dalam gendongan Zeigler "diam Ilaria!!" Geram Zeigler.
Dengan terpaksa Ilaria diam, lalu bagaimana dengan rencananya?
Tanpa di sangka Zeigler membawanya menuju gedung auditorium kampus, Ilaria sungguh tak percaya dan aneh secara bersamaan. Ah, Ilaria melupakan satu hal penting. Zeigler juga kuliah di kampus yang sama dengan Lafitte, tahun ke empat yang artinya Lafitte adalah juniornya.
Zeigler berjalan dengan langkah tegap dan langsung menjadi sorotan dan pusat perhatian apalagi saat mendapati sang idola kampus membawa seorang gadis di gendongannya, karena malu Ilaria pun menyembunyikan kepalanya pada dada bidang Zeigler.
"Aku titip kucing kecil ku, jangan biarkan dia lari Pah!"
Ilaria memekik saat tubuhnya di oper begitu saja, Andreas Genova D'Angelo ayah Zeigler dan Ilaria sekaligus kepala keluarga D'Angelo saat ini. Ilaria kini berada di pangkuan Andre yang terlihat sama sekali tak menunjukkan penolakan.
Zeigler menepuk kepala Ilaria lalu menunduk "diamlah bersama Papah dan jangan berpikir untuk kabur!"
Tanpa sadar Ilaria mengangguk patuh "bagus!" Karena Zeigler adalah salah satu panitia menjadikannya harus berada di posisinya.
Ilaria bodoh kenapa ia lagi-lagi lupa jika D'Angelo adalah salah satu keluarga penopang berdirinya kampus Inc'Dermot University!! Maka dari itu Andre hadir dan duduk di kursi khusus para petinggi penting Universitas.
Otak mu itu Ilaria hanya penuh dengan bagaimana mengubah alur dan membuat Lafitte bahagia!!
Padahal bertemu saja belum.
"Berani keluar?!"
Deg!
[Guncangan emosional membuat persentase stamina anda menurun menjadi 17%]
Ilaria menengok kaku tak berani menatap mata sang Papah secara langsung "i-ingin jalan-jalan."
"Hm?"
Tolong!!!
"Pusing~!" Ilaria merengek tanpa sadar dan menyandarkan kepalanya membuat Andre terkejut, tubuhnya kini lemas dan tak bertenaga. Perutnya juga lapar-
"Sudah makan?"
"Belum."
Andre menggeram "apa yang kamu bawa dalam tas mu?"
Karena terlalu lemas Ilaria hanya menunjuk saja dan Andre yang mengerti mengambil tas itu dari Ilaria. "Hanya makanan ringan?"
"Hu'um!"
"Kamu sudah mulai nakal, hm?"
Ilaria mendongak menggeleng pelan "tidak!" Sedikit berteriak sadar akan hal itu ia menutup mulutnya "tidak~" Mencicit pelan.
Sebenarnya hubungannya dengan keluarganya ini bagaimana sih? Beginilah nasibnya jadi tokoh yang tak berarti sama sekali, dan jika dipikir-pikir apa jangan-jangan Andre sengaja menempatkan Ilaria di loteng agar menjaganya dari dunia luar? Mengingat bahwa Ilaria seorang albino.
Tetapi Ilaria menyalah artikan tindakan Andre yang tidak pernah memberi perhatian dan kasih sayang padanya sebagai bentuk kebencian karena lahirnya Ilaria membuat istrinya meninggal, Ilaria pun salah paham dan membuatnya menghabiskan waktu dengan membenci dan terus menyalahkan dirinya sendiri.
Ia menganggukkan kepalanya-
Ding!
[Misteri kehidupan Ilaria Nascha D'Angelo berhasil anda pecahkan, selamat anda mendapatkan poin karma dan kenaikan persentase stamina]
[Stamina : 50%]
[Poin karma : 230]
Melihat bar transparan di depannya membuat Ilaria membulatkan mulutnya, jadi benar ini hanya kesalah pahaman saja! Hah, semudah itu? Ilaria pikir ini akan memakan banyak waktu tetapi tidak ia sangka akan semudah ini. Ilaria tersenyum senang membuat Andre yang melihat putrinya tersenyum melembutkan tatapannya dan segera mendekap Ilaria.
"Kamu bilang pusing tadi, istirahatlah sambil menunggu makanan mu datang." Ujar Andre.
"I-iya!"
Tbc.
Hello?

KAMU SEDANG MEMBACA
A Happy Ending for the Protagonist
Romansa[COMPLETED] Arielle menyerah untuk hidupnya, tenggelam dalam kepasrahaan dunia yang sama sekali tak membiarkannya bahagia. Lalu kembali di permainankan oleh takdir yang membuatnya masuk ke dalam sebuah novel yang mana ia di berikan misi agar bisa me...