•
"Pijat yang benar lah Jennie, lemah sekali kau ini" ucapan Jim sedikit memberikan efek kesal pada Jennie yang sekarang tengah memijat kedua bahu lelaki ini.
Ini terjadi saat Jennie tak sengaja menarik tali diatas lemari dimana ada beberapa kotak dari kayu jati yang terjatuh dan naasnya mengenai pundak Jim, karna hal itu Jim meminta Jennie memijatnya sebagai tanda minta maaf.
"Kau ini sudah kupijat masih saja banyak bicara" Jennie dengan kesal menekan kuat memar dibahu Jim membuat lelaki itu meringis,
"Ish galaknya, aku kan hanya bercanda sayang." Jennie menarik rambut Jim kebelakang
"Berhenti memanggilku sayang!!!!"
"Iya kenapa sayang???"
"Jim." Jennie tarik gemas telinga Jim membuat lelaki itu kembali meringis,
"Uh! Ya maafkan aku, Jennie, lapar, buatkan makanan untukku boleh??" Jim melirik Jennie yang hanya mendengus,
"Makan dengan apa? Beras saja tidak ada, dan kaupun tidak berburu hari ini."Jennie bertanya, dia lihat Jim yang hanya diam untuk berpikir,
"Memakanmu saja ba-argh!"Jennie dengan kuat tarik kebawah rambut Jim hingga lelaki itu terjungkal kebelakang lantas sang gadis berdiri menatap lelaki yang mulai bercanda dengan ucap kata menyebalkan.
"Ishh galaknya." Jennie menghela nafas,
"Aku tak menyukai caramu berbicara seperti itu! Lebih baik kau berburu sana! " Jim hanya mendumal tak jelas, dengan tubuhnya mulai berdiri,
"Mau ikut tidak?" Jennie menggeleng cepat,
"Sana pergi." Jim mendekat,
"Sinilah kecup dulu ak- maaf!" Jim yang tadinya mendekatkan pipi seketika berdiri tegak kembali dan berjalan pergi saat Jennie mengacungkan sebuah pisau yang gadis itu amb diatas lemari dekatnya berdiri.
Jennie menggelengkan kepalanya, menghadapi Jim cukup membuat hatinya menggebu-gebu karna emosi,
Jennie berjalan menuju teras rumah, terdiam sejenak untuk memikirkan sebuah masalah. Ah tidak. Hanya saja dia berpikir, jika dia sudah seminggu lagi sejak tidur didunianyata.
Waktu didunia mimpi sangat tidak menentu, hanya saja dia sadari jika didunia mimpi waktu terasa begitu sangat lama, Jennie yakin didunia nyata dia baru tidur sejam-2 jam, tapi dia sudah seminggu didunia mimpi.
Dan selama itu juga dia habiskan waktu bersama Jim yang entah mengapanya hari-hari itu terkesan menyenangkan meski menyebalkan juga, inti dari kehidupannya dengan Jim, Jennie hanya merasa sudah terbiasa bersama mahluk semenyebalkan Jim.
Jennie lihat Robert baru saja datang, Jennie dengan senyumannya menyapa sang lelaki yang memiliki wajah sama persisi seperti idolanya didunia nyata.
"Selamat sore paman, kau baru pulang???"
"Hm, dimana murid bodohku itu?" Robert bertanya,
"Dia sedang berburu, apa paman membawa sesuatu dari kota???" Robert tunjukan kresek berisi beberapa bumbu dan beras yang Jennie minta,
"Wah, paman benar-benar membeli semuanya" Jennie terlihat senang, dia ambil kresek itu,
"Minggu depan, aku dan Jim akan pergi dari sini, kau lebih baik diam dikerajaan, terror para iblis sudah dimulai, kau akan lebih aman disana, dan lagi ada kekasihmu ksatria angin yang bisa melindungimu." Senyuman Jennie luntur seketika,
"Benarkah? Tapi paman, bisakah aku bersamamu dan Jim saja? A-"
"Aku tau alasan sebenarnya kau diam disini, akan lebih baik kau dikerajaan saja, jalan yang aku dan Jim tempuh lebih berbahaya. Disana kau jauh lebih aman." Jennie terdiam sejenak, sejujurnya dia hanya malas bertemu taehyung, dia masih marah dengan lelaki yang mungkin masih beraktivitas didunia nyata.