Kau masih memilihnya?

519 128 20
                                    

Kudengar suara tawa meledek dari guru, bagaimana cara dia menertawakan ku sebab Jennie tinggalkan, sialan memang, namun dia memang benar akan lebih baik aku cari saja gadis lain hah...rasanya aku ingin cepat  bangun tapi nenek sialan itu tidak memberitahuku caranya dan berkata hanya dengan mengikuti alur cerita maka semua selesai pada waktunya.

Tapi kapan? Bangsat.

Sejak malam itu, keesokan harinya aku dan guru pergi menuju hutan terlarang, kami akan menyerang cecilion dari belakang, tch. Sebenarnya cecilion itu seperti apa?padahal yang aku tau cecilion itu adalah karakter di game kesukaanku ML. Tapi masa iya cecilion ikut masuk dalam mimpi?

Hah...nenek tua itu benar-benar menjengkelkan, sudah hatiku patah, tubuh asliku tak tau apa kabarnya, ditinggalkan juga lantas tak bisa keluar dari dunia yang begitu memuakkan. Inginya aku berkata kasar kepada setiap orang namun rasa sakit didunia ini sangat nyata dan bahkan berpengaruh pada dunia nyata.

Oh ayolah, jika aku dipukuli bagaimana?

"Banyak gadis cantik yang akan datang padamu Jim." Ucapan guru membuatku sedikit tersenyum penuh harap,

"Benarkah guru??? memang sih, aku ini manis, pas-"

"Kau kalahkan cecilion dan jadi pahlawan makan wanita manapun akan mau padamu" senyuman ku luntur seketika luntur,

"Guru jika memberi harapan itu yang pasti lah, mungkin aku akan mati lebih dulu sebelum mendapat istri." Guru lagi-lagi tertawa,

Ku hela nafasku, berjalan di tengah malam seperti ini cukup membuat ku takut,

"Jim?"

"Hm"

"Sekarang, untuk mengalahkan iblis kau berjuang untuk siapa?" Aku terdiam sejenak,

"Aku tak berjuang untuk siapapun. Aku hanya ingin ini semua cepat berakhir dan aku kembali pada duniaku."

Ya. Aku hanya ingin segera bangun dan hidup normal kembali.

"Hah...nak Jennie sedang apa yah sekarang???" Suara sedikit menyindir guru ucapkan, aku mendecih malas,

"Kenapa? Rindu dia yah?"hah...aku tak mengerti kenapa karakter guru robert jadi begini? Kemana sikap wibawanya? Ini pasti ulah dari si nenek biadab. Tch! Awas saja nenek tua itu akan ku masukan panti jompo saat aku bangun nanti!

"Rindu itu berat guru, aku tidak kuat jadi untuk apa aku rindu padanya?"

Tidak. Well, aku memang rindu, hanya saja hatiku masih belum pulih, perkataan Jennie memang sangat menyakitkan tapi mau bagaimana lagi?

"Jangan merindukan orang yang belum tentu dia rindu juga. Kau sudah kuberitahu tapi tetap saja mau bersama, ditinggalkan kan jadinya???" Aku terdiam sejenak, menusuk sekali ucapan guru. Tch.

"Cintailah orang yang mencintaimu."

"Mudah berbicara seperti itu guru. Hanya saja belum tentu hati bisa menerima orang yang mencintai, gurupun tau jika perasaan itu rumit. Aku benci mengakui jika aku jatuh cinta pada Jennie, hah...andaikan aku tampan, kaya dan pintar menyanyi, mungkin dia bisa menerimaku"

Aku sedikit berharap, kurasakan tepukan dari guru,

"Jika kau berusaha untuk menjadi yang dia mau itu tandanya dia mencintaimu ada maunya. Lebih baik menjadi dirimu sendiri dan buat dia mencintaimu apa adanya."

Aku terdiam, walau tua guru bisa juga berucap seperti ini, sudah seperti dokter cinta saja, padahal dia kan seorang pejaka tua.

"Well, guru, aku tidak terlalu perduli juga, memang sakit hatiku tapi aku sudah terbiasa. Lagipula sangat membuang-buang waktu memikirkan kejadian itu, yang berlalu biarlah berlalu meski sedikit rasa tertinggal dimasa lalu"

Lucid Dream{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang