Dalam keheningan senja hari ini, Jennie perhatikan bagaimana Jim dilatih dengan sangat keras, bagaimana lelaki ini harus melakukan hal-hal cukup gila,
Seperti menaiki pohon dengan cepat, berlari serta melawan beberapa beruang buas, Jennie sedikit iba sebab Robert melatihnya begitu sangat keras, sampai-sampai Jim seakan susah untuk bernafas,
"Jika tanganmu hilang, pakailah kakimu, jika kakimu pun juga hilang pakailah kepalamu!" Robert berucap pada Jim yang berusaha berdiri setelah menahan tebasan bertubi dari Robert,
"Guru jika kepalaku hilang, berati aku mati kan?" Jennie hampir saja menyembur tawa, dia lihat Robert yang lebih memilih menyerang lagi,
"Untuk itu usahakan untuk menjaga semuanya Jim " Ditebaskannya pedang berwana hitam itu, Jim dengan segera menghindar namun dengan cepat Robert menendang perut Jim hingga lelaki itu terhempas,
"Lambat! " Jim meringis dengan tangannya memegang perut yang terasa begitu sakit,
"Uh" Jim menahan nyeri, dia masih belum terbiasa dipukuli begini,
"Cukup untuk hari ini, malam nanti kau carilah rusa atau babi hutan untuk makan" Robert segera pergi untuk mencari ketenangan,
Jim segera duduk dan bersandar pada batang pohon, dia sangat lelah, dia lirik Jennie yang mulai menghampir,
"Oppa gong yoo keren sekali!!!" Jennie berucap dengan mata berbinar senang,
"Dan kau terlihat menyedihkan" lanjutnya, Jim spontan mencubit pipi Jennie,
"Banyak ngomong kau." Jennie menepis tangan Jim,
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu." Jim hanya meledek dengan bibirnya,
"Jennie, haus, ambilkan minum tolong" Jim berucap, Jennie hanya menghela nafas, dia tak sekejam itu untuk menolak permintaan, dia begini karna memang iba akan Jim yang sangat menyedihkan.
Jennie berdiri mengambil sebuah kantung air dan diberikan pada Jim,
"Minumlah"Jim segera meminum air, lantas dia menghela nafas sejenak,
"Kemari duduklah, aku ingin berbicara padamu sebelum Lisa didunia nyata membangunkanmu." Jim berucap sedikit serius, dia lihat Jennie yang hanya mengikuti lantas ikut bersandar pada batang pohon yang besar ini.
"Kau tau? Aku masih tidak percaya jika aku akan berbincang dengan mu, rasanya seperti mimpi, " Jennie sedikit terkekeh,
"Ini kan memang mimpi." Jim tersenyum melirik Jennie yang mulai memandang langit senja,
"Kau benar, ini mimpi, terlepas kau nyata atau tidak, aku sangat senang, meski cukup makan hati sebab kekasihmu ikut datang dalam mimpi ini."
"Aku benar-benar sangat menyukaimu, aku menyukai semua yang ada dalam dirimu, bagaimana cara kau tersenyum dan bagaimana caramu menunjukan sebuah perhatian, " Jim lirik Jennie yang hanya diam,
"Dulu aku hanya bisa memandangmu dari ponsel, melihatmu pun aku harus mengeluarkan banyak uang hanya untuk ikut fanmeet, tidak seperti fansite lainnya aku lebih bekerja keras mencari keberadaanmu dalam sebuah acara." Jim terkekeh sendiri mengingat perjuangannya menjadi fans dari Jennie,
"Tapi sekarang aku bahkan bisa menyentuhmu, merasakan amarahmu dan melihat kau tersenyum dari dekat, aku bersumpah jika mimpi ini adalah mimpi terbaik meski aku harus merelakanmu dengan Taehyung. Itu tidak masalah. "
Jennie lirik Jim yang berucap dengan pandang melihat langit senja, lelaki menyebalkan ini untuk sesaat terlihat tenang. Entah kenapa Jennie menyukai cara Jim bicara dengan tenang dan terkesan elegan.