AR-20

14.8K 2K 73
                                    

Lyn membuka matanya perlahan, walau rasanya sangat sulit karena nyeri dikepalanya.

"Wah, sayangku udah bangun." jantung Lyn rasanya berpacu lebih cepat saat mendengar suara tersebut, dia menunduk menatap tubuhnya yang diikat disebuah kursi besi.

Dari pintu ruangan, Zian masuk dengan nampan berisi makanan untuk Lyn, senyum lembut pria itu berikan.

Lyn masih diam, dia menatap Zian penuh selidik sekaligus kecewa.

"Jangan ngeliatin aku kaya gitu ah, sakit hati aku." lirih Zian sedih, dia meletakan nampan itu disebuah meja sebelah Lyn.

Lalu perlahan Zian berlutut didepan Lyn, mengelus paha gadis itu dengan halus dan penuh perasaan.

"Kamu gak mau tanya kenapa kamu bisa ada disini?"

Lyn menggeleng kan kepalanya malas "Terserah deh, gak akan ada yang perduli juga kalau aku hilang." gumam Lyn.

Senyum cerah Zian berikan, dia memeluk Lyn erat dan mengelus rambut gadis yang mampu membuat Zian jadi hilang akal.

"Kamu mau saudaramu kembali kan?" tanya Zian.

"Ya tentu."

"Aku bisa bantu kamu."

"Caranya?"

"Kamu gak boleh pergi kemana pun, kamu harus tetap sama aku, jangan coba-coba untuk lari."

Lyn menghela napas panjang, ya dia memang menyukai Zian tapi agaknya rasa sukanya sudah didominasi rasa takut.

"Tapi aku boleh keluar kan?"

"Tentu sayang, boleh, asal kamu gak mencoba kabur dari aku. Kalau kamu nurut maka semua akan aman."

Lyn mengangguk setuju, tak apa, demi Aluna, Albert, Nino dan Keno, agar mereka bisa kembali ke dunia ini lagi.

"Baiklah, aku percayakan saja padamu, bagaimana caranya mereka keluar?"

Zian menyeringai lebar, dia mendekat ke telinga Lyn lalu berbisik.

"Aku akan menghabisi mereka disana, diriku yang ada disana akan membunuh mereka karena itulah syarat mereka bisa kembali."

Lyn tak pernah tau hal itu, tapi tak masalah yang penting saudaranya bisa kembali lagi.

"Ya sudah, sekarang makan dulu ya cantikku."

"Lepasin dulu iketannya, sakit tau."

"Astaga, maafin aku ya, sini aku lepas dulu."

Zian langsung membuka ikatan ditubuh Lyn dengan lembut, dia takut melukai kulit indah gadis itu.

Setelah terlepas, Zian langsung memeluk Lyn lagi, dia takut jika Lyn akan kabur darinya, dia tak punya siapapun lagi.

Hanya Lyn yang selalu ada bersamanya, jadi Lyn tak boleh pergi kemanapun.

"Jangan tinggalin aku.."

"Iya."

"Janji?"

"Hm, janji."

Zian tersenyum senang, bagus Lyn sudah berjanji maka gadis itu tak akan mengingkarinya.

....

Sejak Aruna tau bahwa Garka, Sagas dan Niki adalah teman-temannya di dunia sana, Aruna lebih sering bermain bersama mereka.

Dia bahkan tak menyadari perubahan yang terjadi disekitarnya, seperti Railo yang mulai bertingkah aneh, lalu Wardan yang semakin pendiam.

Lalu Oliver yang semakin possesive padanya.

Siang ini Aruna akan pergi bersama Jian, Kaino dan Jemian.

Sudah lama Aruna tak pergi bersama mereka.

Cklek.

Aruna menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka, Railo berdiri disana dengan senyum lembutnya.

"Ada apa bang?" tanya Aruna heran.

Railo menggeleng, dia berjalan mendekati Aruna lalu memeluknya erat.

"Abang sayang sama kamu.." bisik Railo.

"Ruru juga sayang sama abang."

"Tapi sayangnya kamu harus mati Runa,"

Deg!

Aruna menegang, dia berusaha melepas pelukan Railo namun tubuhnya justru lemas tak bertenaga.

Dan kegelapan menyergapnya begitu saja.

"Niki, Sagas dan Garka tak bisa lagi diharapkan dalam rencana ini, maka dari itu aku harus turun tangan langsung." Railo menggendong tubuh Aruna bagai menggendong karung beras.

Dia sudah menyiapkan tempat penyiksaan yang sempurna untuk menghabisi Aruna.

Adik tiri nya, anak dari selingkuhan Daddy nya.

"Oliver pasti senang kalau dia tau, adik tirinya ini akan segera mati."

Railo bersenandung pelan, dia bahagia sekali, akhirnya anak penuh aib ini akan segera mati hahahaha.

Baguslah, jadi di keluarga mereka hanya akan ada anak kandung, bukan anak tiri.

Walau Mommy nya begitu menerima Aruna, tapi Railo, Wardan dan Oliver tidak begitu.

Mereka hanya berpura-pura menerima, padahal nyata nya rencana untuk melenyapkan Aruna sudah ada sejak gadis ini lahir.

Sekarang, tinggal eksekusinya saja.
















Bersambung.

Aruna [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang