STADIUM AKHIR 06

101 70 13
                                    

Minggu yang buruk



Hari Minggu adalah hari yang paling di nanti oleh semua orang termasuk Kanaya. Karena di saat hari itu semua orang akan bersantai dan memiliki banyak waktu bersama keluarga. Setiap Minggu Kanaya akan bangun pagi sekali agar bisa bersiap untuk melakukan joging, mengelilingi taman dan menikmati sejuknya angin pagi.

"Kanaya." Panggil Bella yang kerap di panggil mama oleh Zidan dan Kanaya.

Kanaya yang sudah berada di halaman rumah itu menoleh sembari tersenyum menatap sang bunda.

"Iya ma? Kenapa?" Tanya Kanaya.

"Hp kamu ketinggalan."  Ucap Bella sembari menyodorkan hp milik Kanaya kepada pemiliknya.

"Ya ampun ma, padahal aku sengaja untuk nggak pegang hp." Ucap Kanaya lalu mengambil hp nya.

"Mama nggak mau kamu itu kenapa kenapa jadi kalau ada orang jahat yang gangguin kamu, kamu langsung bisa hubungi kakak kamu." Wanita itu begitu mencemaskan putri semata wayangnya. Terkadang Kanaya hanya pergi ke halaman rumah tapi wanita itu menyuruh Zidan untuk mengawasi adiknya.

"Baiklah mama cantik. Kalau gitu Kanaya mau joging dulu."

"Hmm hati hati, ingat pesan mama."

"Siap komandan." Gadis itu mengayunkan tangannya hingga membentuk hormat.

Cup

Kanaya mengecup pipi kanan Bella lalu berlari kecil menuju gerbang.

"Papay mama cantik!" Teriaknya.

Bella tersenyum lalu melambaikan tangannya kepada Kanaya. Dan saat ini ibu dua anak itu harus membangunkan putranya yang masih molor.

.

Jika hari Minggu orang orang akan menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta maka berbeda dengan pria yang kerap di panggil Fanza oleh ibunya itu. Saat subuh tadi ia keluar dengan menggunakan motor, ia sangat malas jika harus terus berada di rumah dan menyaksikan perlakuan ibunya kepada Rayanza.

Sungguh memuakkan!

Pria itu keluar dari konter hp. Ya pria itu baru saja mengeluarkan uang hasil kerja kerasnya untuk membeli sebuah hp di karenakan hp yang sering ia gunakan sudah rusak.

Rafa menaiki motornya dengan pikiran yang kacau. Ia bingung harus kemana, biasanya setiap minggu Rafa akan ke rumah Seno tapi pria itu sekarang tidak di Jakarta melainkan tengah mengikuti keluarganya untuk liburan.

Keluarga Seno sangat baik menurutnya di bandingkan keluarga sahabat Rafa yang lainnya. Ibunda Seno begitu bahagia jika Rafa berada di rumahnya, pria itu bahkan sangat iri dengan Seno karena memiliki ibu sebaik Elisa. Bukan saja itu, ayah serta adiknya tidak mempermasalahkan jika Rafa setiap hari Minggu bahkan setiap hari selepas pulang sekolah ia mengikuti Seno pulang.

Kini pria itu bingung harus kemana, tadinya ia juga di ajak Seno untuk liburan bersama tapi Rafa cukup sadar diri. Rafa menyalakan mesin motornya tak lupa ia juga memakai helm lalu mulai melajukan motonya dengan kecepatan sedang.

Lain hal nya dengan Kanaya, ia tengah asik melakukan joging pagi. Ia berhenti sejenak di dekat kursi yang ada di taman Bunga.

Kanaya mendudukkan dirinya di kursi, keringat bercucuran pertanda bahwa gadis itu sudah cukup lelah mengelilingi taman sembari berlari kecil.

Suasana taman yang indah, ada banyak pengunjung yang melakukan joging di sana tapi ada juga yang sekedar jalan jalan saja. Cuacanya juga cukup mendukung, sinar matahari yang tidak terlalu terik di tambah angin sepoi sepoi membuat gadis itu menutup matanya sembari menghirup udara segar.

STADIUM AKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang