Hal yang di tunggu Rafa
Rafa berlari memasuki rumah sakit, mendengar kabar bahwa Kanaya sudah melewati koma nya membuat Rafa tidak sabar ingin melihat senyum Kanaya yang sempat hilang beberapa hari yang lalu.
Rafa berhenti tepat saat melihat Zidan berdiri di depan ruang ICU. Pertama yang pria itu lakukan adalah mengatur nafasnya yang ngos ngosan.
Zidan terkejut saat melihat penampilan Rafa yang berantakan, bagaimana tidak, seragam sekolah yang dikenakannya kotor, rambut berantakan, serta wajahnya lebam akibat pukulan tadi.
"Rafa lo kenapa?" Tanya Zidan.
"Bagaimana keadaan Kanaya?" Sebegitu pentingnya Kanaya di dalam hidup pria itu, sampai sampai dirinya sendiri ia tidak cemaskan melainkan Rafa malah menanyakan keadaan Kanaya.
Zidan tidak habis pikir dengan pria itu, dia sungguh menyimpan cinta yang besar untuk Kanaya.
"Masih di tangani dokter Diana." Jawab Zidan.
Tidak butuh waktu lama, dokter Diana keluar dari ruang ICU. Hal yang di tunggu tunggu Rafa akhirnya datang juga, saking tidak sabarnya pria itu langsung melontarkan pertanyaan kepada dokter Diana.
"Bagaimana dokter? Apa Kanaya baik baik saja? Apa dia merasa kesakitan?" Tanya Rafa bertubi tubi.
"Rafa tenanglah." Ucap Zidan yang terlihat tenang namun sebenarnya ia juga ingin menanyakan hal yang sama seperti Rafa.
"Kanaya sudah benar benar bangun dari koma nya. Kondisinya saat ini sama seperti sebelumnya, tidak ada perubahan apapun." Ucap dokter Diana.
"Apa tumor yang di derita Kanaya akan terus membesar dokter?" Tanya Zidan.
"Ikutlah denganku, saya akan menjelaskannya." Ucap dokter Diana membuat Zidan mengangguk.
"Dokter, apa aku bisa menjenguknya?" Tanya Rafa.
"Tentu saja, tapi jangan membuat Kanaya terlalu banyak berbicara ataupun berfikir berat." Ucap dokter Diana memperingati, Rafa hanya mengangguk.
Setelah itu, dokter Diana dan Zidan pergi dari sana. Rasa tidak sabaran pria itu membuatnya langsung membuka pintu ICU.
Ceklek
Rafa menutup kembali pintunya, melihat Kanaya menoleh kearah nya sungguh membuat pria itu merasa sangat bahagia. Rafa menggambarkan senyuman di wajahnya, sementara Kanaya tidak berpaling menatap pria yang masih setia berdiri di dekat pintu. Satu hal yang membuat Kanaya bingung, penampilan Rafa terlihat sangat tak karuan.
Rafa melangkah pelan menghampiri gadis yang ia cintai, tidak lupa senyumnya selalu mekar.
"Rafa.." ucap Kanaya masih sangat lemas.
Tanpa basa basi lagi Rafa langsung memeluk gadis itu. Kanaya terkejut setengah mati dengan sikap Rafa saat ini, entah apa yang merasuki pria itu sampai sampai ia memeluknya.
"Jangan kayak gini lagi Nay." Ucap Rafa membuat Kanaya kebingungan.
"Gue takut."
***
Dokter Diana mengeluarkan dua buah hasil CT Scan lalu memberikannya kepada Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STADIUM AKHIR
RomansKamu akan tetap menjadi yang kedua setelah mama, tidak akan ada yang menggantikannya